Monday, November 19, 2018

Peristiwa Alam dan nativigasi bencana


Peristiwa alam
II.A. Definisi
            Peristiwa alam atau Gejala alam adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak biasa, yang ditimbulkan oleh alam. Semua jenis aktivitas alam disebut juga peristiwa alam. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan bencana alam dapat berupa jatuhnya korban jiwa, rusaknya rumah dan berbagai fasilitas umum, rusaknya lahan pertanian, kematian hewan ternak, dan lain sebagainya. Indonesia termasuk wilayah yang rawan bencana alam. Gejala atau peristiwa alam yang sering terjadi di antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, badai atau angin topan, tsunami, kekeringan dan tanah longsor. Gunung meletus, gempa bumi, tsunami dan angin topan murni disebabkan oleh alam, tetapi ada juga gejala alam yang juga disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, seperti banjir dan tanah longsor.
II.B. Pengertian
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit.
Menurut : Tri Mariyono, S.Pd, Peristiwa alam  adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam itu sendiri.  Peristiwa alam yang membawa kerugian pada manusia disebut dengan bencana alam.
Bencana alam yang disebabkan oleh peristiwa alam contohnya antara lain: gempa bumi, banjir, tsunamai, angin ribut, dll. Gempa bumi berakibat rusaknya infrastruktur, baik jalan, bangunan, dan lain-lain.
Dewasa ini ilmu pengetahuan sudah sangat maju. Berbagai peristiwa alam sebenarnya sudah dapat diprediksi. Melalui kemampuan untuk menafsirkan gejala-gejala alam, maka berbagai peristiwa yang terkait dengan gunung meletus, gempa bumi, banjir dan sebagainya sudah dapat diduga kapan dan bagaimana akibatnya bagi kehidupan bumi dan manusia. Pasca tsunami di Aceh, pemerintah lewat Wakil Presiden Yusuf Kalla sudah mendatangkan berbagai ahli dari US Geological Survey (USGS) dan juga pakar dari dalam negeri untuk melakukan pengkajian secara mendalam mengenai daerah yang rawan gempa. Para pakar tersebut memprediksi bahwa gempa akan terus bergerak menurun atau menuju ke arah selatan dan timur. Dimulai dari Aceh  Darussalam, Mentawai, Selat Sunda, Samudera Hindia, Selatan Jawa hingga Bali. Tetapi sebagaimana sering terjadi bahwa gempa bumi memang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi dan di mana kejadiannya. Jadi kemampuan para ahli hanya memprediksi akan terjadi saja.
Para pakar LIPI Danny Hilman Natawijaya dan Prof.  Serry Sieh dari Nanyang University Singapura telah mempelajari selama 12 tahun tentang gempa di Indonesia dan sampai pada kesimpulan bahwa akumulasi tekanan dalam lempengan bawah tanah akan menyebabkan gempa dengan kekuatan tinggi 8,8 SR. Kekuatan gempa itu 30 kali lipat dari gempa di Padang beberapa tahun lalu.
Secara ilmiah, Natawijaya menyatakan bahwa gempa yang maha dahsyat itu bisa saja tejadi besuk, lusa, bulan depan, atau mungkin tahun depan. Paling tidak akan terjadi dalam kurun waktu 10 tahun.  Selanjutnya tim ilmuwan tersebut menyatakan: ”Tetapi sebagai ilmuwan kami sering dibuat terkejut oleh fenomena alam. Banyak yang sulit diceritakan”.  Padang merupakan wilayah garis puncak patahan paling aktif di dunia.

II.C. Contoh      dan     macam - macam    Peristiwa  Alam  ( Penyebab,    dampak    dan
Penanganannya ).
II.C.1. Gunung Meletus
Di Indonesia terdapat banyak gunung berapi yang masih aktif. Perlu kita ketahui bahwa hanya gunung berapi yang masih aktif yang dapat meletus. Gunung berapi atau biasa juga disebut dengan Gunung Api merupakan istilah yang merujuk pada seuatu kondisi dimana terdapat suatu saluran fluida yang dilalui material panas baik itu dalam bentuk cair maupun lava. Saluran fluida ini muncul dipermukaan bumi hanya saja dibalut oleh tanah yang tampak mengerucut dan kita kenal dengan nama gunung.
Pada dasarnya, gunung berapi terdapat hampir di seluruh penjuru wilayah dunia. Hanya saja ada beberapa Negara yang memang dikenal kaya akan gunung berapi sebab wilayahnya dilalui oleh pegunungan Sirkum dan juga Pegunungan Mediterania. Salah satu Negara tersebut adalah Indonesia. Setiap tahun ada saja gunung api di Negara kita yang diberitakan mengalami peningkatan aktifitas. Meski demikian, masyarakat seolah telah mahfum dan memandang letusan gunung berapi sebagai salah satu bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan mereka. Satu-satunya cara bertahan adalah dengan beradaptasi.
Penyebab
Mengapa gunung berapi dapat meletus? Gunung berapi meletus karena terjadi gerakan magma dari perut bumi dan keluar melalui permukaan bumi. Gunung api yang pernah meletus antara lain Gunung Kelud, Gunung Galunggung, Gunung Agung, Gunung Merapi, dan lain-lain.
Dampak
letusan gunung berapi harus diakui tak hanya membawa dampak negatif saja bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Terdapat pula dampak positif yang membuat sebagia orang memilih bertahan di pemukiman sekitar gunung berapi.
Dampak Negatif Letusan Gunung Berapi
Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya bagi organisme yang dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut ini hal negatif yang bisa terjadi saat gunung meletus:
1.      Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
2.      Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumph termasuk kegiatan ekonomi.
3.      Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.
4.      Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
5.      Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.
6.      Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rnjani dan juga Gunung Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata terbaik bagi mereka wisatawan pecinta alam.
Dampak Positif Letusan Gunung Berapi
      Selain dampak negatif, jika ditelaah, letusan gunung berapi juga sebenarnya membawa berkah meski hanya bagi penduduk yang ada di sekitar. Apa saja? Berikut uraiannya:
1.      Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut secara alamah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
2.      Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus, apa itu? Jawabannya penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.
3.      Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meltus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.
4.      Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
5.      Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang keluar dri dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
6.      Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah.
7.      Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
8.      Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik.
Penanganan bencana Gunung Meletus
                     Tindakan yang harus dilakukan oleh pihak berwenang / pemerintah sebelum terjadi letusan adalah sebagai berikut.
1.         Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada gunung api yang sedang aktif
2.         Pembuatan dan penyediaan peta kawasan rawan bencana letusan gunung api, peta zona risiko bahaya gunung api, serta peta pendukung lainnya, seperti peta geologi gunung api
3.         Membuat langkah - langkah prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung api.
4.         Melakukan bimbingan dan penyebarluasan informasi gunung api kepada masyarakat.
5.         Penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika, dan geokimia di gunung api.
6.         Peningkatan sumber daya manusia dan pendukungnya, seperti peningkatan sarana dan prasarana.
   Tindakan yang harus dilakukan oleh individu / masyarakat sebelum terjadi letusan adalah sebagai berikut.
1.         Mengenali daerah setempat yang dapat dijadikan tempat mengungsi
2.         Memantau dan mendengarkan informasi tentang status gunung api
3.         Mengikuti bimbingan dan penyuluhan dari pihak yang bertanggung jawab.
4.         Memiliki persediaan kebutuhan - kebutuhan dasar, seperti obat - obatan dan makanan yang memadai.
5.         Mengikuti arahan evakuasi pihak berwenang.
6.         Membawa barang - barang yang berharga, terutama dokumen dan surat penting.

Tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah / pihak berwenang saat terjadi letusan adalah sebagai berikut :

a.       Membentuk tim gerak cepat.
b.      Meningkatkan pemantauan dan pengamatan yang didukung dengan penambahan peralatan yang lebih memadai.
c.       Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan menurut alur dan frekuensi pelaporan sesuai dengan kebutuhan.
d.      Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai prosedur.

   Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu / masyarakat saat terjadi letusan adalah sebagai berikut:

a.         Jika ada evakuasi, pastikan tidak kembali ke kediaman sampai keadaan sudah dipastikan aman.
b.         Hindari daerah rawan bencana, seperti lereng gunung, lembah, dan daerah aliran lahar.
c.         Ketika melihat lahar atau benda lain yang mendekati rumah, segera selamatkan diri dan cari perlindungan terdekat.
d.        Lindungi diri dari debu dan awan panas.
e.         Pakailah kacamata pelindung.
f.          Pakailah masker kain untuk menutup mulut dan hidung.

II.C.2. Banjir
                     Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air, peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering, banjir pada umumnya disebabkan oleh air air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi, kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya.
Jenis banjir
                     Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
a.       Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap.
b.      Banjir Danau
Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.
c.       Banjir Laut pasang
Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.
Penyebab Terjadinya Banjir
Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut :
a)         Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,
b)         Pendangkalan sungai,
c)         Pembuangan sampah yang sembarangan,
d)        Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,
e)         Pembuatan tanggul yang kurang baik,
f)          Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.
Dampak dari Banjir
                     Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
a)Rusaknya areal pemukiman penduduk,
b)     Sulitnya mendapatkan air bersih, dan
c)Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.
d)     Rusaknya areal pertanian
e)Timbulnya penyakit-penyakit
f)    Menghambat transportasi darat
Penanganan dan antisipasi bencana banjir
                     Untuk mengantisipasi bencana banjir banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya adalah :
a)             Membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
b)             Mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
c)             membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa) sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
d)            tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi penyerapan air.
e)             tidak menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air, sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap secara langsung oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah longsor.
f)              Membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak masuk ke dalam daratan.
                     II.C.3. Kebakaran Hutan
        Kebakaran hutanKebakaran hutan adalah kebakaran yang diakibatkan oleh faktor alam seperti akibat sambaran petir, kekeringan yang berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran hutan menyebabkan dampak yang luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke banyak daerah di sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman warga sehingga bisa membakar habis bangunan-bangunan yang ada.
                Penyebab Kebakaran hutan, antara lain:
a)         Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
b)        Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
c)         Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
d)        Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
e)         Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.
Dampak dari terjadinya kebakaran hutan antara lain:
a)      Dapat menyebabkan tersebarnya emisi gas CO2ke atmosfer.
b)      Menyebabkan musnah nya satwa dan tumbuhan yang hidup di dalam hutan.
c)      Menyebabkan kegundulan hutan.
d)     Banjir menerjang yang dikarenakan kegundulan hutan.
e)      Kekeringan mengancam karena berkurangnya sumber air.
f)       Berkurangnya hingga musnah nya bahan baku untuk industri yang menggunakan kayu atau bahan lainnya yang terdapat di hutan sehingga pengusaha harus menutup usahanya.
g)      Meningkatnya penderita infeksi saluran nafas dan kanker paru-paru terutama untuk yang berusia lanjut dan anak-anak.
h)      Api yang menjalar dapat memusnahkan benda sekitarnya misalnya rumah.
i)        Asap yang timbul dapat mengganggu kehidupan sehari-hari misalnya mempengaruhi jarak pandang ketika berkendara.
Cara Mengantisipasi Kebakaran Hutan :
        Pencegahan kebakaran hutan pada tingkat unit pengelolaan hutan konservasi, kesatuan pengelolaan hutan produksi, kesatuan pengelolaan hutan lindung meliputi kegiatan:
a)Inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan;
b)               Inventarisasi faktor penyebab kebakaran;
c)Penyiapan regu pemadam kebakaran;
d)               Pembuatan prosedur tetap;    
e)Pengadaan sarana dan prasarana; tanggap bencana
f)              Memantau keadaan dan tanda-tanda kebakaran.
g)             Memberikan penyuluhan tentang pentingnya hutan.
h)             Melarang pembukaan lahan dengan membakar hutan.
i)               Tidak membuang puntung rokok sembarangan.
II.C.4. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai dari yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang membahayakan. Gempa dengan skala tinggi dapat membuat luluhlantak apa-apa yang ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan, jembatan, taman, landmark, dan lain sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jika terkena gempa bumi yang besar.
Penyebab Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akǍan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Dampak Gempa Bumi
        Bencana ini memiliki dampak yang beruntut, kerusakan yang satu akan mempengaruhi pada kerusakan yang lainnya, baik terhadap tanah, air maupun udara. Hal ini mengakibatkan rusaknya keseimbangan ekosistem, dan mengalami penurunan kualitas lingkungan karena adanya perubahan lingkungan. Dibawah ini ada beberapa akibat bencana gempa dan tsunami terhadap lingkungan :
a.      Longsor
Gempa bumi adalah getaran yang ditimbulkan karena adanya gerakan endogen. Hentakan gempa dan bergoyangnya tanah menyebabkan keluarnya tanah  dan massa batuan yang menyebabkan tanah longsor, lumpur, dan longsornya batuan di atasnya. Semua ini mendorong terjadinya kerusakan dan kerugian pada kehidupan di muka bumi ini.

b.      Kerusakan bangunan
Gelombang pada gempa bumi menyebabkan lapisan tanah bergerak, menggoyangkan bangunann gedung dan menyebabkan kontruksi bangunan menjadi tidak kokoh atau kerangka bangunan menjadi lemah, bahkan sebagian atau keseluruhan bangunan menjadi runtuh.

Bergoyangnya lapisan tanah juga melemahkan tanah dan bahan material fondasi dibawah kerangka bangunan serta bisa menyebabkan perubahan yang dramatis dalam susunan tanah halus dan tanah jenis berbutir/pasir selama terjadinya gempa, tanah jenuh yang berpasir menjadi seperti cairan lumpur. Proses nya disebut pencairan. Proses pencairan menyebabkan kerusakan pada material fondasi tanah dan kerangka bangunan menjadi lemah.

c.       Banjir
Gempa bumi juga bisa menyebabkan air dalam sebuah waduk atau danau mengalir k berbagai arah atau tumpah kembali dan keluar. Air yanga mengalir dalam jumlah besar tersebut akan memenuhi sungai-sungai dibawahnya akibat rusaknya danau atau jebolnya waduk akibat gempa.

d.      Kebakaran
Akibat gempa yang lain adalah kebakaran. Bencana susulan ini biasanya terjadi didaerah pemukiman padat penduduk maupun gedung bertingkat, hal itu disebabkan oleh bahan bangunan gedung, bahan material apartemen maupun permukiman padat penduduk yang digunakan.
Jika bahan tersebut sangat rentan terhadap api, kebakaran bisa terjadi. Kebakaran bisa pula karena putusnya aliran listrik tiba-tiba sehingga terjadi percikan api atau meledaknya tabung gas dan pipa gas karena bocor setelah terjadinya gempa.

e.       Polusi udara
Kebakaran karena rusaknya installasi bangunan mengakibatkan tercemarnya udara karena meningkatnya gas karbondioksida CO2

b.      Perubahan struktur tanah dan batuan
Dengan adanya getaran serta gerakan yang disebabkan oleh tenaga endogen maka struktur tanah akan berubah dan mengalami kerusakan

c.       Krisis air bersih
Getaran dan goncangan besar karena gempa mengakibatkan aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah tanah rusak.

d.      Tsunami
Selain itu gempa bumi juga dapat mengakibatkan tsunami. Gelombang tsunami disebabkan oleh adanya gempa bumi tektonik yang dahsyat di dasar laut atau hiposentrumnya dibawah dasar laut. Gempa tersebut terjadi karena adanya gesekan lempeng litosfer.

e.       Degradasi lahan dan kerusakan bentang lahan
f.       Hilangnya makhluk hidup dan munculnya penyakit

Penanganan/antisipasi Gempa Bumi
Antisipasi yang harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah apa dan bagaimana cara menghadapi kejadian gempa, pada saat dan sesudah gempa terjadi. Beberapa saran dalam menghadapi kejadian gempa adalah sebagai berikut:

1. Sebelum terjadi gempa
a) Mengetahui secara teliti jalan-jalan keluar masuk dalam keadaan darurat di mana pun kita berada. Ingat gempa dapat terjadi sewaktu-waktu.
b) Meletakkan barang-barang yang berat di tempat yang stabil dan tidak tergantung.
c) Matikan segera lampu, kompor minyak atau gas serta listrik agar terhindar dari bahaya kebakaran.

2. Saat terjadi gempa
a.       Jika berada di dalam ruangan: diamlah sejenak, jangan panik dan segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya mencari perlindungan di bawah meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat yang mungkin mengakibatkan luka seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung yang mungkin akan jatuh menimpa.

b.      Jika berada di luar rumah: tinggallah atau carilah tempat yang bebas dari bangunan-bangunan, pohon atau dinding. Jangan memasuki bangunan meskipun getaran gempa sudah berhenti karena tidak mustahil runtuhan bangunan masih dapat terjadi.

c.       Jika berada di tengah keramaian: janganlah turut berdesak-desakan mencari jalan keluar, meskipun orang-orang yang panik mempunyai keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak akan kejatuhan runtuhan.

b.      Jika berada dalam bangunan tinggi: secepatnya mencari perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding luar bangunan. Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada ketika gempa terjadi, dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.
c.       Jika sedang mengendarai kendaraan: hentikan kendaraan kamu dan tetaplah berada di dalam mobil dan pinggirkanlah mobil kamu. Jangan berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang. Jika gempa sudah berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang atau jembatan yang membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.





No comments:

Post a Comment

POSTER PLANTAE