Peristiwa
alam
II.A.
Definisi
Peristiwa alam atau Gejala alam adalah suatu keadaan atau
peristiwa yang tidak biasa, yang ditimbulkan oleh alam. Semua jenis aktivitas
alam disebut juga peristiwa alam. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan bencana
alam dapat berupa jatuhnya korban jiwa, rusaknya rumah dan berbagai fasilitas
umum, rusaknya lahan pertanian, kematian hewan ternak, dan lain sebagainya.
Indonesia termasuk wilayah yang rawan bencana alam. Gejala atau peristiwa alam
yang sering terjadi di antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, badai
atau angin topan, tsunami, kekeringan dan tanah longsor. Gunung meletus, gempa
bumi, tsunami dan angin topan murni disebabkan oleh alam, tetapi ada juga
gejala alam yang juga disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung
jawab, seperti banjir dan tanah longsor.
II.B.
Pengertian
Bencana
alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi
manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi,
tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas,
hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit.
Menurut
: Tri Mariyono, S.Pd, Peristiwa alam
adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam itu sendiri. Peristiwa alam yang membawa kerugian pada
manusia disebut dengan bencana alam.
Bencana
alam yang disebabkan oleh peristiwa alam contohnya antara lain: gempa bumi,
banjir, tsunamai, angin ribut, dll. Gempa bumi berakibat rusaknya infrastruktur,
baik jalan, bangunan, dan lain-lain.
Dewasa
ini ilmu pengetahuan sudah sangat maju. Berbagai peristiwa alam sebenarnya
sudah dapat diprediksi. Melalui kemampuan untuk menafsirkan gejala-gejala alam,
maka berbagai peristiwa yang terkait dengan gunung meletus, gempa bumi, banjir
dan sebagainya sudah dapat diduga kapan dan bagaimana akibatnya bagi kehidupan
bumi dan manusia. Pasca tsunami di Aceh, pemerintah lewat Wakil Presiden Yusuf
Kalla sudah mendatangkan berbagai ahli dari US Geological Survey (USGS) dan
juga pakar dari dalam negeri untuk melakukan pengkajian secara mendalam
mengenai daerah yang rawan gempa. Para pakar tersebut memprediksi bahwa gempa
akan terus bergerak menurun atau menuju ke arah selatan dan timur. Dimulai dari
Aceh Darussalam, Mentawai, Selat Sunda,
Samudera Hindia, Selatan Jawa hingga Bali. Tetapi sebagaimana sering terjadi
bahwa gempa bumi memang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi dan di mana
kejadiannya. Jadi kemampuan para ahli hanya memprediksi akan terjadi saja.
Para
pakar LIPI Danny Hilman Natawijaya dan Prof.
Serry Sieh dari Nanyang University Singapura telah mempelajari selama 12
tahun tentang gempa di Indonesia dan sampai pada kesimpulan bahwa akumulasi
tekanan dalam lempengan bawah tanah akan menyebabkan gempa dengan kekuatan
tinggi 8,8 SR. Kekuatan gempa itu 30 kali lipat dari gempa di Padang beberapa
tahun lalu.
Secara
ilmiah, Natawijaya menyatakan bahwa gempa yang maha dahsyat itu bisa saja
tejadi besuk, lusa, bulan depan, atau mungkin tahun depan. Paling tidak akan
terjadi dalam kurun waktu 10 tahun.
Selanjutnya tim ilmuwan tersebut menyatakan: ”Tetapi sebagai ilmuwan
kami sering dibuat terkejut oleh fenomena alam. Banyak yang sulit diceritakan”. Padang merupakan wilayah garis puncak patahan
paling aktif di dunia.
II.C. Contoh dan macam - macam Peristiwa Alam ( Penyebab,
dampak
dan
Penanganannya ).
II.C.1. Gunung Meletus
Di
Indonesia terdapat banyak gunung berapi yang masih aktif. Perlu kita ketahui
bahwa hanya gunung berapi yang masih aktif yang dapat meletus. Gunung berapi
atau biasa juga disebut dengan Gunung Api merupakan istilah yang merujuk pada
seuatu kondisi dimana terdapat suatu saluran fluida yang dilalui material panas
baik itu dalam bentuk cair maupun lava. Saluran fluida ini muncul dipermukaan
bumi hanya saja dibalut oleh tanah yang tampak mengerucut dan kita kenal dengan
nama gunung.
Pada
dasarnya, gunung berapi terdapat hampir di seluruh penjuru wilayah dunia. Hanya
saja ada beberapa Negara yang memang dikenal kaya akan gunung berapi sebab
wilayahnya dilalui oleh pegunungan Sirkum dan juga Pegunungan Mediterania.
Salah satu Negara tersebut adalah Indonesia. Setiap tahun ada saja gunung api
di Negara kita yang diberitakan mengalami peningkatan aktifitas. Meski
demikian, masyarakat seolah telah mahfum dan memandang letusan gunung berapi
sebagai salah satu bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan mereka.
Satu-satunya cara bertahan adalah dengan beradaptasi.
Penyebab
Mengapa
gunung berapi dapat meletus? Gunung berapi meletus karena terjadi gerakan magma
dari perut bumi dan keluar melalui permukaan bumi. Gunung api yang pernah
meletus antara lain Gunung Kelud, Gunung Galunggung, Gunung Agung, Gunung Merapi,
dan lain-lain.
Dampak
letusan
gunung berapi harus diakui tak hanya membawa dampak negatif saja bagi kehidupan
masyarakat di sekitarnya. Terdapat pula dampak positif yang membuat sebagia
orang memilih bertahan di pemukiman sekitar gunung berapi.
Dampak Negatif Letusan Gunung
Berapi
Gunung
berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya bagi organisme
yang dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut ini hal
negatif yang bisa terjadi saat gunung meletus:
1. Tercemarnya
udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari
Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen
Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup
di sekitarnya.
2. Dengan
meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk di
sekitar wilayah tersebut akan lumph termasuk kegiatan ekonomi.
3. Semua
titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas
akan merusak pemukiman warga.
4. Lahar
yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini
berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
5. Material
yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit
misalnya saja ISPA.
6. Desa
yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya letusan
gunung berapi. Sebut saja Gunung Rnjani dan juga Gunung Merapi, kedua gunung
ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata terbaik bagi
mereka wisatawan pecinta alam.
Dampak Positif Letusan Gunung
Berapi
Selain dampak negatif, jika ditelaah,
letusan gunung berapi juga sebenarnya membawa berkah meski hanya bagi penduduk
yang ada di sekitar. Apa saja? Berikut uraiannya:
1.
Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis
gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut secara alamah
menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas.
Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat
menguntungkan.
2.
Terdapat mata pencaharian baru bagi
rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus, apa itu? Jawabannya penambang
pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.
3.
Selain itu, terdapat pula bebatuan yang
disemburkan oleh gunung berapi saat meltus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan
sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.
4.
Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam
beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan
ekosistem yang juga baru.
5.
Setelah gunung meletus, biasanya
terdapat geyser atau sumber mata air panas yang keluar dri dalam bumi dengan
berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
6.
Muncul mata air bernama makdani yaitu
jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah.
7.
Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi
hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi sebab gunung adalah penangkan
hujan terbaik.
8.
Pada wilayah yang sering terjadi letusan
gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik.
Penanganan bencana Gunung
Meletus
Tindakan yang harus
dilakukan oleh pihak berwenang / pemerintah sebelum terjadi letusan adalah
sebagai berikut.
1.
Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada
gunung api yang sedang aktif
2.
Pembuatan dan penyediaan peta kawasan
rawan bencana letusan gunung api, peta zona risiko bahaya gunung api, serta
peta pendukung lainnya, seperti peta geologi gunung api
3.
Membuat langkah - langkah prosedur tetap
penanggulangan bencana letusan gunung api.
4.
Melakukan bimbingan dan penyebarluasan
informasi gunung api kepada masyarakat.
5.
Penyelidikan dan penelitian geologi,
geofisika, dan geokimia di gunung api.
6.
Peningkatan sumber daya manusia dan
pendukungnya, seperti peningkatan sarana dan prasarana.
Tindakan yang harus dilakukan oleh individu / masyarakat sebelum terjadi
letusan adalah sebagai berikut.
1.
Mengenali daerah setempat yang dapat
dijadikan tempat mengungsi
2.
Memantau dan mendengarkan informasi
tentang status gunung api
3.
Mengikuti bimbingan dan penyuluhan dari
pihak yang bertanggung jawab.
4.
Memiliki persediaan kebutuhan -
kebutuhan dasar, seperti obat - obatan dan makanan yang memadai.
5.
Mengikuti arahan evakuasi pihak
berwenang.
6.
Membawa barang - barang yang berharga,
terutama dokumen dan surat penting.
Tindakan
yang dapat dilakukan oleh pemerintah / pihak berwenang saat terjadi letusan adalah
sebagai berikut :
a.
Membentuk tim gerak cepat.
b.
Meningkatkan pemantauan dan pengamatan
yang didukung dengan penambahan peralatan yang lebih memadai.
c.
Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan
menurut alur dan frekuensi pelaporan sesuai dengan kebutuhan.
d.
Memberikan rekomendasi kepada pemerintah
setempat sesuai prosedur.
Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu
/ masyarakat saat terjadi letusan adalah sebagai berikut:
a.
Jika ada evakuasi, pastikan tidak
kembali ke kediaman sampai keadaan sudah dipastikan aman.
b.
Hindari daerah rawan bencana, seperti
lereng gunung, lembah, dan daerah aliran lahar.
c.
Ketika melihat lahar atau benda lain
yang mendekati rumah, segera selamatkan diri dan cari perlindungan terdekat.
d.
Lindungi diri dari debu dan awan panas.
e.
Pakailah kacamata pelindung.
f.
Pakailah masker kain untuk menutup mulut
dan hidung.
II.C.2. Banjir
Banjir adalah peristiwa
terbenamnya daratan oleh air, peristiwa banjir timbul jika air menggenangi
daratan yang biasanya kering, banjir pada umumnya disebabkan oleh air air
sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang
tinggi, kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya.
Jenis banjir
Banjir merugikan banyak
pihak Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir
dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut
pasang.
a.
Banjir Sungai
Terjadi karena air
sungai meluap.
b.
Banjir Danau
Terjadi karena air
danau meluap atau bendungannya jebol.
c.
Banjir Laut pasang
Terjadi antara lain
akibat adanya badai dan gempa bumi.
Penyebab Terjadinya
Banjir
Secara
umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut :
a)
Penebangan hutan secara liar tanpa
disertai reboisasi,
b)
Pendangkalan sungai,
c)
Pembuangan sampah yang sembarangan,
d)
Pembuatan saluran air yang tidak
memenuhi syarat,
e)
Pembuatan tanggul yang kurang baik,
f)
Air laut, sungai, atau danau yang meluap
dan menggenangi daratan.
Dampak dari Banjir
Banjir dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup berupa:
a)Rusaknya areal
pemukiman penduduk,
b)
Sulitnya mendapatkan air bersih, dan
c)Rusaknya sarana dan
prasarana penduduk.
d)
Rusaknya areal pertanian
e)Timbulnya
penyakit-penyakit
f) Menghambat transportasi darat
Penanganan dan
antisipasi bencana banjir
Untuk mengantisipasi
bencana banjir banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya adalah :
a)
Membersihkan saluran air dari sampah
yang dapat menyumbat aliran air sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
b)
Mengeruk sungai-sungai dari
endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
c)
membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal
sungai baru, sistem-sistem pipa) sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan
terhadap sungai.
d)
tidak mendirikan bangunan pada wilayah
(area) yang menjadi daerah lokasi penyerapan air.
e)
tidak menebangi pohon-pohon di hutan,
karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air, sehingga jika terjadi hujan
lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap secara langsung oleh tanah
bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah longsor.
f)
Membuat tembok-tembok penahan dan
tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok laut di sepanjang
pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak masuk ke dalam
daratan.
II.C.3. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutanKebakaran hutan adalah
kebakaran yang diakibatkan oleh faktor alam seperti akibat sambaran petir,
kekeringan yang berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran
hutan menyebabkan dampak yang luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke
banyak daerah di sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman
warga sehingga bisa membakar habis bangunan-bangunan yang ada.
Penyebab Kebakaran hutan, antara lain:
a)
Sambaran petir pada hutan yang kering
karena musim kemarau yang panjang.
b)
Kecerobohan manusia antara lain membuang
puntung rokok secara sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
c)
Aktivitas vulkanis seperti terkena
aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
d)
Tindakan yang disengaja seperti untuk
membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan
vandalisme.
e)
Kebakaran di bawah tanah/ground fire
pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat
musim kemarau.
Dampak
dari terjadinya kebakaran hutan antara lain:
a)
Dapat menyebabkan tersebarnya emisi gas
CO2ke atmosfer.
b)
Menyebabkan musnah nya satwa dan
tumbuhan yang hidup di dalam hutan.
c)
Menyebabkan kegundulan hutan.
d)
Banjir menerjang yang dikarenakan
kegundulan hutan.
e)
Kekeringan mengancam karena berkurangnya
sumber air.
f)
Berkurangnya hingga musnah nya bahan
baku untuk industri yang menggunakan kayu atau bahan lainnya yang terdapat di
hutan sehingga pengusaha harus menutup usahanya.
g)
Meningkatnya penderita infeksi saluran
nafas dan kanker paru-paru terutama untuk yang berusia lanjut dan anak-anak.
h)
Api yang menjalar dapat memusnahkan benda
sekitarnya misalnya rumah.
i)
Asap yang timbul dapat mengganggu
kehidupan sehari-hari misalnya mempengaruhi jarak pandang ketika berkendara.
Cara Mengantisipasi Kebakaran Hutan
:
Pencegahan kebakaran hutan pada tingkat
unit pengelolaan hutan konservasi, kesatuan pengelolaan hutan produksi,
kesatuan pengelolaan hutan lindung meliputi kegiatan:
a)Inventarisasi
lokasi rawan kebakaran hutan;
b)
Inventarisasi faktor penyebab kebakaran;
c)Penyiapan
regu pemadam kebakaran;
d)
Pembuatan prosedur tetap;
e)Pengadaan
sarana dan prasarana; tanggap bencana
f)
Memantau keadaan dan tanda-tanda
kebakaran.
g)
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya
hutan.
h)
Melarang pembukaan lahan dengan membakar
hutan.
i)
Tidak membuang puntung rokok
sembarangan.
II.C.4. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah goncangan yang
mengguncang suatu daerah mulai dari yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi
yang membahayakan. Gempa dengan skala tinggi dapat membuat luluhlantak apa-apa
yang ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan, jembatan, taman,
landmark, dan lain sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jika terkena gempa
bumi yang besar.
Penyebab Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari
pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan
yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai
pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akǍan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di
perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya
terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi
fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang
terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat
terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu
dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi
(jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di
balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga)
juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi
(contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky
Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan
peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata
nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia
seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Dampak Gempa Bumi
Bencana ini memiliki dampak yang
beruntut, kerusakan yang satu akan mempengaruhi pada kerusakan yang lainnya,
baik terhadap tanah, air maupun udara. Hal ini mengakibatkan rusaknya
keseimbangan ekosistem, dan mengalami penurunan kualitas lingkungan karena
adanya perubahan lingkungan. Dibawah ini ada beberapa akibat bencana gempa dan
tsunami terhadap lingkungan :
a. Longsor
Gempa bumi adalah
getaran yang ditimbulkan karena adanya gerakan endogen. Hentakan gempa dan
bergoyangnya tanah menyebabkan keluarnya tanah
dan massa batuan yang menyebabkan tanah longsor, lumpur, dan longsornya
batuan di atasnya. Semua ini mendorong terjadinya kerusakan dan kerugian pada
kehidupan di muka bumi ini.
b. Kerusakan bangunan
Gelombang pada gempa
bumi menyebabkan lapisan tanah bergerak, menggoyangkan bangunann gedung dan
menyebabkan kontruksi bangunan menjadi tidak kokoh atau kerangka bangunan
menjadi lemah, bahkan sebagian atau keseluruhan bangunan menjadi runtuh.
Bergoyangnya lapisan
tanah juga melemahkan tanah dan bahan material fondasi dibawah kerangka
bangunan serta bisa menyebabkan perubahan yang dramatis dalam susunan tanah
halus dan tanah jenis berbutir/pasir selama terjadinya gempa, tanah jenuh yang
berpasir menjadi seperti cairan lumpur. Proses nya disebut pencairan. Proses
pencairan menyebabkan kerusakan pada material fondasi tanah dan kerangka
bangunan menjadi lemah.
c. Banjir
Gempa bumi juga bisa
menyebabkan air dalam sebuah waduk atau danau mengalir k berbagai arah atau
tumpah kembali dan keluar. Air yanga mengalir dalam jumlah besar tersebut akan
memenuhi sungai-sungai dibawahnya akibat rusaknya danau atau jebolnya waduk
akibat gempa.
d. Kebakaran
Akibat gempa yang lain
adalah kebakaran. Bencana susulan ini biasanya terjadi didaerah pemukiman padat
penduduk maupun gedung bertingkat, hal itu disebabkan oleh bahan bangunan
gedung, bahan material apartemen maupun permukiman padat penduduk yang
digunakan.
Jika bahan tersebut
sangat rentan terhadap api, kebakaran bisa terjadi. Kebakaran bisa pula karena
putusnya aliran listrik tiba-tiba sehingga terjadi percikan api atau meledaknya
tabung gas dan pipa gas karena bocor setelah terjadinya gempa.
e. Polusi udara
Kebakaran karena
rusaknya installasi bangunan mengakibatkan tercemarnya udara karena
meningkatnya gas karbondioksida CO2
b. Perubahan struktur tanah dan batuan
Dengan adanya getaran
serta gerakan yang disebabkan oleh tenaga endogen maka struktur tanah akan
berubah dan mengalami kerusakan
c. Krisis air bersih
Getaran dan goncangan
besar karena gempa mengakibatkan aliran-aliran sungai bawah tanah terputus,
jaringan pipa dan saluran bawah tanah rusak.
d. Tsunami
Selain itu gempa bumi
juga dapat mengakibatkan tsunami. Gelombang tsunami disebabkan oleh adanya
gempa bumi tektonik yang dahsyat di dasar laut atau hiposentrumnya dibawah
dasar laut. Gempa tersebut terjadi karena adanya gesekan lempeng litosfer.
e. Degradasi lahan dan kerusakan
bentang lahan
f. Hilangnya makhluk hidup dan
munculnya penyakit
Penanganan/antisipasi
Gempa Bumi
Antisipasi yang harus
dilakukan bagi masyarakat luas adalah apa dan bagaimana cara menghadapi
kejadian gempa, pada saat dan sesudah gempa terjadi. Beberapa saran dalam
menghadapi kejadian gempa adalah sebagai berikut:
1.
Sebelum terjadi gempa
a) Mengetahui secara
teliti jalan-jalan keluar masuk dalam keadaan darurat di mana pun kita berada.
Ingat gempa dapat terjadi sewaktu-waktu.
b) Meletakkan
barang-barang yang berat di tempat yang stabil dan tidak tergantung.
c) Matikan segera
lampu, kompor minyak atau gas serta listrik agar terhindar dari bahaya kebakaran.
2.
Saat terjadi gempa
a.
Jika berada di dalam ruangan: diamlah
sejenak, jangan panik dan segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya mencari
perlindungan di bawah meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat yang
mungkin mengakibatkan luka seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung
yang mungkin akan jatuh menimpa.
b.
Jika berada di luar rumah: tinggallah
atau carilah tempat yang bebas dari bangunan-bangunan, pohon atau dinding.
Jangan memasuki bangunan meskipun getaran gempa sudah berhenti karena tidak
mustahil runtuhan bangunan masih dapat terjadi.
c.
Jika berada di tengah keramaian:
janganlah turut berdesak-desakan mencari jalan keluar, meskipun orang-orang
yang panik mempunyai keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak akan
kejatuhan runtuhan.
b.
Jika berada dalam bangunan tinggi:
secepatnya mencari perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding
luar bangunan. Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada ketika gempa
terjadi, dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.
c.
Jika sedang mengendarai kendaraan:
hentikan kendaraan kamu dan tetaplah berada di dalam mobil dan pinggirkanlah
mobil kamu. Jangan berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang. Jika
gempa sudah berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang atau jembatan
yang membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.
No comments:
Post a Comment