Wednesday, November 21, 2018

makalah seni tari dan seni teater


BAB I
PENDAHULUAN
I.A. Latar belakang
Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.
Seni atau art tentu dikenal oleh semua orang. Bahkan bagi anda yang tidak berkecimpung dalam dunia seni Kesenian, bisa saja anda pernah melakukan kesenian. Mengapa demikian? Karena pada hakikatnya seni berbicara mengenai rasa.
Seperti kajian ilmu di Eropa yang mengartikan bahwa art atau artvisial adalah barang atau karya dari sebuah kegiatan. Membuat sebuah barang tanpa rasa keindahan tidak cukup dikatakan sebagai seni. Seni dapat kita rasakan atas unsur keindahan yang terkandung di dalamnya seperti pengertian kesenian yang disebutkan oleh Suharto Rijoatmojo, kesenian adalah segala sesuatu ciptaan manusia untuk memenuhi atau menunjukan rasa keindahan.
Berbicara mengenai pengertian kesenian kita tidak hanya membahas mengenai musik atau tari saja tetapi melihat unsur lain yang tersembunyi di balik buah kemampuan pikir yang dibarengi dengan kemampuan fisik manusia. Seperti halnya yang disebut oleh sebagian besar seniman. Menurut seniman, keseniaan merupakan hasil dari unsur budaya manusia. Budaya manusia tersebut tidak lain adalah rasa.
Jika Anda berniat menilik ke belakang Anda tentu akan melihat seberapa jauh perkembangan seni yang terjadi di Indonesia. Sebagai negara yang dikenal dengan warisan budayanya, Indonesia memiliki beragam kisah budaya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Ditengah kemajuan seperti saat ini, sejauh apa ya perbedaan kesenian masa lampau dan modern? Pertama, jika manusia purba membuat kesenian karena dipengaruhi kekuatan di sekitarnya, manusia modern membuat kesenian dari tujuan penciptanya yang tidak jarang digunakan sebagai wujud kepuasan pribadi.
I.B. Ruang lingkup bahasan
Ruang lingkup bahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Pengetian seni tari.
2.      Aneka ragam seni tari daerah.
3.      Pengertian seni teater.
4.      Aneka ragam seni teater.
I.C. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai beirkut:
1.      Memahami dan mendalami materi seni tari dan seni teater.
2.      Menambah wawasan dan pengetahuan tentang seni tari dan seni teater.

  


BAB II
PEMBAHASAN
II.A. Seni tari
Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan mengungkapkan perasaan, maksud danpikiran. Tarian merupakan perpaduan dari beberapa unsur yaitu raga, irama, dan rasa.
Tari adalah desakan perasaan manusia di dalam dirinya yang mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis. Menurut Corrie Hartong, ahli tari dari Belanda, mengajukan batasan tari yang berbunyi tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan didalam ruang.
Tari adalah gerakan tubuh sesuai dengan irama yang mengiringinya. Tari juga berarti ungkapan jiwa manusia melalui gerak ritmis, sehingga dapat menimbulkan daya pesona, yang dimaksud ungkapan jiwa adalah meliputi cetusan rasa dan emosional yang disertai kehendak. Menurut Dr Soedarsono, tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis yang indah.
Gerakan pada seni tari diiringi dnegan musik untuk mengatur gerakan penari dan menyampaikan pesan yang dimaksud. Seni tari memiliki geraka berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berjalan.  Gerakan pada tari tidak realistis tetapi ekpresif fan estetis. Agar sebuah tarian harmonis, tarian harus memiliki unsur tersebut. Gerakan seni tari melibatkan anggota badan. Unsur- unsur anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri, bergabung ataupun bersambungan.
Bangsa Indonesia memang sangat kaya akan seni dan budayanya, salah satunya adalah pada seni tarinya. Pada setiap tari mempunyai ciri khasnya masin-masing berdasarkan daerah asalnya, misalnya saja dilihat dari sisi pakainnya yang dikenakan, musik yang dipakai untuk mengiringinya, tata rias yang dikenakan, dll. Seni tari nusantara dapat dibedakan menjadi tari tunggal dan tari ber Adapun fungsi dari seni tari diantaranya:
a. Seni tari sebagai sarana upacara
Tari dapat difungsikan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini banyak jenisnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting dalam kehidupan manusia.
b. Seni tari sebagai media pendidikan
Kegiatan tari dapat dijadikan sarana pendidikan, misalnya mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang dilarang oleh norma-norma agama. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari bisa membangkitkan perasaan seseorang.
c. Seni tari sebagai hiburan
Tari sebagai hiburan sangat banyak jenis-jenisnya sehingga tidak membuat jenuh. Oleh sebab itu, jenis ini menggunkan tema-tema yang sederhana tidak berlebihan, diiringi dengan lagu yang meriah. Kostum dari tata panggungnya dipersiapkan semenarik mungkin.
d. Seni tari sebagai penyaluran terapi
Jenis tari ini biasanya difungsikan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya bisa dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental.
e. Seni tari sebagai katarsis
Katarsis yang artinya pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media katarsis lebih mudah dilakukan oleh orang telah mencapai taraf atas dalam penjiwaan seni. Oleh sebab itu, biasanya jenis tari ini dilakukan oleh seniman yang mendasar.
f. Seni tari sebagai media pergaulan
Seni tari merupakan kolektif, artinya pelaksanaan tari dilakukan bersama-sama. Oleh sebab itu, kegiatan tari bisa bertujuan sebagai media pergaulan. Kegiatan tari, seperti latihan tari yang rutin atau pementasan tari bersama, ialah sarana pergaulan yang baik.
g. Seni tari sebagai pertunjukan
Tari bukan hanya sebagai sarana upacara atau hiburan, tari juga bisa berfungsi sebagai pertunjukan yang sengaja digarap untuk dipertontonkan. Tari ini biasanya dipersiapkan dengan baik, mulai dari latihan hingga pementasan, diteliti dengan penuh perhitungan. Tari yang dipentaskan, lebih menitikberatkan pada segi artistiknya, pelaksanaan koreografi yang sempurna, mengandung pasangan/ kelompok.
Untuk SENI TARI NUSANTARA bisa kita golongkan atau kita bedakan menjadi 2 macam yaitu seni tari berpasangan dan seni tari berkelompok.
·         Tari Berpasangan
·         Seni tari tidak berpasangan
Seni tari yang diperagakan secara berpasangan oleh 2 orang penari yang gerakannya adalah saling mengisi dan melengkapi. Adapaun jenis tari berpasangan adalah sebagai berikut :
·         Tari berpasangan putra dengan putra
·         Tari berpasangan putra dengan putri
·         Tari berpasangan putri dengan putri.
·         Sedangkan ciri-ciri tari berpasangan adalah:
·         Gerakan saling mengisi dan melengkapi
·         Adanya respon gerak antar penari
·         Adanya ketepatan gerak menuju pergantian formasi.
Dengan apresiasi terhadap karya seni tari berarti menilai karya tersebut dari unsur-unsur yang terkandung di dalam seni tari tersebut. Unsur yang dapat dinilai adalah bisa dilihat dari kostumnya, jumlah penarinya, keserasian dari gerakannya, dan lain sebagainya. Pada tiap-tiap tari berasangan/ kelompok nusantara pastilah mempunyai kekhasan tersendiri menurut daerah asalnya masing-masing.
Unsur - unsur dari pementasan seni tari meliputi tata busana, tata rias, properti, musik pengiring dan tata pentas sehingga pertunjukan tari mempunyai sifat yang kompleks.
Di bawah ini adalah hal yang perlu diperhatikan atau dipersiapkan dalam mementaskan tari berpasangan/ kelompok:
a)      Menentukan jenis tari yang akan dipentaskan
b)      Merancang pola lantai yang akan digunakan
c)      Melatih gerakan tari
d)     Menyiapkan busana yang akan digunakan.
e)      Menyiapan tata ris wajah
3 jenis tata rias dalam seni tari yaitu:
-          rias wajah korektif (rias wajah untuk memperbaiki bagian wajah yang dianggap kurang sempurna).
-          rias wajah karakter (tata rias untuk menggambarkan dan memperjelas karakter tari dan karakter rokoh yang akan diperankan).
-          tata rias wajah fantasi (tata rias untuk tujuan mewujudkan imajinasi/ angan-angan.
-          Menyiapkan aksesori dan properti penari.
-          Menyapkan musik pengiring tari
-          Menyiapkan tata pentas
II.B. Aneka ragam seni tari daerah
Berikut adalah contoh tari berpasangan atau kelompok beserta keunikannya masig-masing.
1). Tari Piring

Tari piring adalah tarian tradisional yang berasal dari minangkabau Sumatra Barat. Tari piring diiringi oleh alat musik tradisonal nusantara berupa talempong dan saluang. Untuk gerakan tarinya adalah dilakukan dengan cepat sambil memegang piring ditangannya.Adapun pertunjukannya bisa dilakukan secara berpasangan atau pun berkelompok yang diselingi dengan bunyi piring yang berdentik yang dibawanya oleh para penari piring tersebut. Tujuan awal dari diselenggarakannya tari piring ini adalah untuk memuja terhadap dei sri oleh masyarakat minang kabau dan juga untuk penghormatan atas hasil panen yang telah diperolehnya. Namun pada zaman sekarang ini, tari piring lebih banyak diselenggarakan atau untuk pertunjukan pada saat acara perkawinan.
2. Tari Kecak
Tari kacak berasal dari Bali dimana tarian kecak tersebut untuk pementasan pertamakalinya adalah  pada tahun 1930. Untuk lagu tarian kacak adalah diambil dari ritual tarian Sanghyang kuno yangsampai dengan sekarang masih dilakukan oleh beberapa desa. Selama melakukan tarian sanghyang, penari kondisinya adalah tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan dari situ akan disampaikan harapan-harapannya kepada penduduk. Yang membuat tari kacak begitu istimewa adalah semua musiknya dan suara berasal dari manusia yang kompak dan juga beruntun yang akan membuat suasana menjadi benar-benar hidup. Hanya ada suara yang berasal dari kincringan yang terletak pada kaki para penari kacak tersebut.
II.C. Seni teater
Kata “Teater” berasal dari kata yunani kuno yakni theatron, yang dalam bahasa inggris seeing place dan dalam bahasa Indonesia “tempat untuk menonton” adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain.
Teater merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsure utama yang menyatakan dirinya yang mewujudkan dalam suatu karya seni pertunjukan (pementasan) yang didukung dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam cerita (lakon).
Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti luas : Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti sempit : Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb. Misalnya wayang orang, ketoprak, ludruk, arja, reog, lenong, topeng, dagelan, sulapan akrobatik, bahkan pertunjukan band dan lain sebagainya. Dalam arti sempit/khusus: drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh penonton, dengan media percakapan, gerak dan laku, dengan atau tanpa dekor (setting), didasarkan atas naskah yang tertulis (hasil dari seni sastra) dengan atau tanpa musik, nyanyian, tarian.
Sejarah teater tradisional di Indonesia dimulai sejak sebelum Zaman Hindu. Pada zaman tersebut, terdapat tanda-tanda bahwa unsur-unsur teater tradisional banyak digunakan untuk mendukung upacara ritual. Dimana Teater tradisional adalah merupakan bagian dari suatu upacara keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam tata cara kehidupan masyarakat.
Penyebutan teater pada saat itu sebenarnya baru merupakan unsur-unsur teater, dan belum merupakan suatu bentuk kesatuan teater yang utuh. Setelah melepaskan diri dari kaitan upacara, unsur-unsur teater tersebut membentuk suatu seni pertunjukan yang lahir dari spontanitas rakyat dalam masyarakat lingkungannya.
II. D. Anekaragam seni teater
Teater yang berkembang dikalangan rakyat disebut teater tradisional, sebagai lawan dari teater modern dan kontemporer. Teater tradisional tanpa naskah (bersifat inprovisasi). Sifatnya supel, artinya dipentaskan disembarang tempat. Jenis ini masih hidup dan berkembang didaerah-daerah seluruh Indonesia. Teater tradisional tidak menggunakan naskah. Sutradara hanya menugasi pemain untuk memainkan tokoh tertentu. Para pemain di tuntut mempunyai spontanitas dalam berimprovisasi yang tinggi.
Contoh teater tradisional antara lain: ludruk (Jawa timur), ketoprak (Jawa tengah), dan lenong (Jawa barat) .Yang disebut teater tradisional itu, oleh Kasim Ahmad diklarifikasikan menjadi 3 macam, yaitu:
a.    Teater rakyat
Sifat teater rakyat sama halnya seperti tradisional, yaitu improvisasi, sederhana, spontan dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Contohnya antara lain: Makyong dan Mendu didaerah Riau dan Kalimantan Barat, Randai dan Bakaba di Sumatera Barat, Ketoprak, Srandul, Jemblung di Jawa Tengah dan lain sebagainya.
 b.    Teater Klasik
Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukkan yang memadai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat (penontonnya). Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerajaan. Sifat feodalistik tampak dalam jenis teater ini. Contohnya: wayang kulit, wayang orang dan wayang golek. Ceritanya statis, tetapi memiliki daya tarik berkat kretatifitas dalang atau pelaku teater tersebut dalam menghidupkan lakon.

c.  Tetaer Transisi
Teater transisi merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat. Jenis teater seperti komedi istambul, sandiwara dardanela, srimulat dan sebagai contoh, pola ceritanya sama dengan ludruk atau ketoprak, tetapi jenis ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor dan properti lain menggunakan tehnik barat.
       

BAB III
PENUTUP
III.A. Kesimpulan
Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.
Banyak sekali seni yang merupakan asli dari bangsa Indonesia, mulai dari seni tari dan seni teater, dan sebagai bangsa Indonesia sudah seharusnyalah kita bangga akan kekayaan seni dan budaya tersebut.
III.B. Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada semua pihak bisa menggali ilmunya ( khususnya ilmu tentang seni teater dan seni tari) dengan mendalami isi makalah ini.
Khususnya kepada kaum muda agar seni teater dan teater tradisional dan seni tari terutama tar tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.
Boleh saja kita mengikuti perkembangan jaman, namun bukan berarti kita harus melupakan tradisi dan budaya bangsa sendiri.

  

No comments:

Post a Comment

POSTER PLANTAE