BAB I
PENDAHULUAN
I.A. Latar belakang
Aktiva atau aset dalam akuntansi adalah
sumber daya atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu entitas, dimana, setiap perusahaan pasti memiliki sebuah aset,
baik yang berwujud seperti tanah, bangunan, perlengkapan, atau pun yang tak
berwujud seperti saham, hak cipta, dan merek.
Aset merupakan bagian terpenting dari
sebuah perusahaan yang harus dikelola dengan baik untuk mendapatkan manfaat
bagi perusahaan, sekaligus mendorong tercapainya tujuan perusahaan, perusahaan
dapat menjaga nilai aset yang dimiliki tetap tinggi, memiliki usia yang lebih
panjang, serta menghindari kerusakan terhadap aset yang bisa menyebabkan
turunnya nilai jual. Untuk menjaga nilai aset, perusahaan harus menyediakan
biaya operasional yang memadai sehingga menghasilkan output yang tinggi dan
sesuai dengan tujuan perusahaan.
Pada kesempatan kali ini penulis akan
coba menyusun makalah tentang aset atau aktiva yang tetap berwujud serta aktiva
tetap tidak berwujud.
I.B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengertian
aktiva.
2. Pengertian
dan pembahasan tentang aktiva tetap berujud.
3. Pengertian
dan pembahasan tentang aktiva tetap tidak berwujud.
4. Perbedaan
aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud.
I.C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk
memahami pengertian aktiva.
2. Untuk
memahami bahasan tentang aktiva tetap yang berwujud dan aktiva tetap yang tidak
berwujud.
3. Untuk
memahami pencatatan aktiva dalam laporan akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN
II. A. Pengertian aktiva
Aktiva adalah segala kekayaan yang
dimiliki oleh suatu perusahaan, yang dimaksud dengan kekayaan ini adalah sumber
daya yang dapat berupa benda atau hak yang dikuasai dan yang sebelumnya
diperoleh perusahaan melalui transaksi atau kegiatan masa lalu. Untuk dapat
diakui sebegai aktiva, kekayaan atau sumber daya tersebut harus bisa diukur
menggunakan satuan mata uang, bisa Rupiah, Dollar, atau mata uang lainnya
tergantung dengan situasi dan kondisi yang menyertai.
Banyak juga yang menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan aktiva adalah suatu manfaat ekonomik masa depan yang cukup pasti,
yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu perusahaan sebagai akibat transaksi
atau kejadian masa lalu. Disebut sebagai manfaat ekonomik masa depan yang cukup
pasti dikarenakan aktiva ini merupakan sumber daya perusahaan yang nantinya
akan digunakan untuk menjalankan kegiatan-kegiatannya, seperti operasional
bisnis, pembiayaan, ataupun investasi. Kemudian, disebut akibat dari transaksi
atau kejadian masa lalu dikarenakan perusahaan dalam memperoleh dan menguasai
aktiva melalui transaksi-transaksi dan kejadian yang sebelumnya telah
dilakukan, seperti transaksi pinjam meminjam dengan Bank, pembelian, kontrak
piutang, penerbitan saham, investasi, dan transaksi lainnya.
Pada umumnya, aktiva dibagi menjadi
empat yaitu aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap, dan aktiva
tetap tak berwujud. Berikut adalah beberapa penjelasan singkatnya.
Aktiva Lancar merupakan aktiva yang
diharapkan dapat dicairkan (diuangkan) tidak lebih dari 1 tahun atau 1 siklus
akuntansi. Aktiva lancar terdiri dari :
a) Kas
(cash), semua aktiva yang tersedia di dalam kas perusahaan ataupun setara kas
yang disimpan di Bank yang bisa di ambil setiap saat.
b) Surat
Berharga, pemilikan saham atau juga obligasi perusahaan lain yang mempunyai
sifat sementara, yang sewaktu-waktu bisa dijual kembali.
c) Piutang
Dagang, tagihan dari perusahaan kepada pihak lain (debitur) yang disebabkan
karena penjualan barang atau jasa secara kredit.
d) Piutang
Wesel, adalah surat perintah penagihan pada seseorang atau juga badan untuk
dapat membayar sejumlah uang di tanggal yang telah ditentukan sebelumnya, pada
orang yang namanya sudah disebut di dalam surat.
e) Piutang
pendapatan, pendapatan yang sudah menjadi hak, namun belum diterima
pembayarannya.
f) Beban
Dibayar di Muka, pembayaran beban yang dibayar di awal, namun belum menjadi
suatu kewajiban pada periode yang bersangkutan.
g) Perlengkapan,
seluruh perlengkapan yang dipakai demi suatu kelancaran bisnis dan bersifat
habis pakai.
h) Persediaan
Barang Dagang, barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali dengan mengharapkan
untuk mendapat suatu laba.
Aktiva tetap adalah suatu kekayaan yang
dimiliki perusahaan di mana pemakaiannya (umur ekonomis) lebih dari satu tahun,
digunakan untuk proses operasi, serta tidak untuk dijual. Contoh fixed assets
antara lain tanah, gedung, mesin, peralatan toko dan kantor, alat angkut, dan
lain sebagainya.
II.B. Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva
berwujud yang sifatnya relative permanent yang digunakna dalam kerugian
perusahaan yang normal. Istilah relative permanent menunjukkan dimana aktiva
yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Untuk tujuan akuntansi, jangka
waktu penggunaan ini dibatasi dengan “lebih dari 1 periode akuntansi”. Jadi
aktiva berwujud yang umurnya lebih dari 1 periode akuntansi dikelompokkan
sebagai aktiva tetap berwujud.
Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh
suatu perusahaan dapat mempunyai macam – macam bentuk seperti tanah, bangunan,
mesin – mesin dapat alat – alat, kendaraan, mebel dan lain – lain. Dari macam –
macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi dilakukan
pengelompokan sebagai berikut :
·
Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas
seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan.
·
Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan
apabila sudah habis masa penggunaannya bias diganti dengan aktiva yang sejenis
·
Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan
apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang
sejenis
Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran
– pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aktiva tetap
dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
·
Pengeluran modal adalah pengeluran–pengeluran untuk
memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akutansi
pengeluaran – pengeluaran.
·
Pengeluran pendapatan adalah pengeluran–pengeluran
untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi
yang bersangkutan. Oleh karena itu
pengeluaran–pengeluran seperti ini dicatat dalam rekening biaya
Perinsip Penilaian aktiva tetap berwujud adalah jumlah kas atau
setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk
memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan
aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan.
Untuk menentukan besarnya harga
perolehan suatu aktiva, berlaku prinsip yang menyatakan bahwa semua pengeluaran
yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva itu siap dipakai harus
dikapitalisasi. Karena jenis aktiva itu macam – macam, maka masing – masing jenis mempunyai masalah–masalah khusus yang
akan dibicarakan berikut ini :
Tanah
Tanah
yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam
rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka
dicatat dalam rekening investasi jangka jangka panjang. Harga perolehan tanah
terdiri dari berbagai elemen seperti :
·
Harga beli
·
Komisi pembelian
·
Bea balik nama
·
Biaya penelitian tanah
·
Iuran–iuran (pajak – pajak) selama tanah
belum dipakai
·
Biaya merobohkan bangunan lama
·
Biaya perataan tanah pembersihan dan
pembagian
·
Paja –Pajak yang jadi beban pembelian
pada waktu pembelian tanah Bangunan
Gedung
yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah
dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah :
·
Harga beli
·
Biaya Perbaikan sebelum gedung itu
dipakai
·
Komisi pembelian
·
Bea balik nama
·
Pajak–Pajak yang menjadi tanggungan
pembeli pada waktu pembelian Mesin dan alat – alat
Yang
merupakan harga perolehan meisn dan alat – alat adalah
·
Harga beli
·
Pajak – pajak yang menjadi beban pembeli
·
Biaya angkut
·
Asuransi selama dalam perjalanan
·
Biaya pemasangan
·
Biaya – biaya yang dikeluarkan selama
masa percobaan mesin
·
Alat – Alat Kerja
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan
berbagai cara, dimana masing – masing cara perolehan akan mempengaruhi
penentuan harga perolehan.
Aktiva tetap berwujud yang diperoleh
dari pembelian tunai dicatat dalam buku – buku dengan jumlah sebesar uang yang
dikeluarkan. Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan.
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara
ditukar dengan saham atau Obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga
pasar saha atau obligasi yang digunakan sebagai penukar, atau juga banyak
pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar – menukar atau sering
disebut “tukar tambah”. Dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga
aktiva baru ada dua jenis pertukaran yaitu :
·
Pertukaran aktiva tetap yang tidak
sejenis
·
Pertukaran aktiva tetap yang sejenis
·
Pembelian angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dari
pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh
termasuk bunga. Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi,
pencatatannya biasanya dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan.
Perusahaan mungkin membuat sendiri
aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat–alat dan perabotan. Pembuatan
aktiva ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang
masih diam.
Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan
dalam usaha perusahaan akan memerlukan pengeluaran – pengeluaran yang tujuannya
adalah agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengeluaran – pengeluaran
tersebut dapat dikelompokan menjadi :
·
Reparasi dan Pemeliharaan
·
Penggantian
·
Perbaikan
·
Penambahan
·
Penyusunan Kembali aktiva tetap
II.C. Aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva tak berwujud adalah aktiva tetap
perusahaan yang secarafisik tidak dapat dinyatakan. Contoh Aktiva tidak
berwujud adalah hak paten, hak cipta, hak merek, biaya riset dan pengembangan
biaya ditangguhkan serta hak pengusahaan sumber alam. Aktiva tidak berwujud
dapat diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan.
Apabila suatu aktiva tidak berwujud
diperoleh dengan membeli dari pihak luar, maka disamping harga beli yang
termasuk sebagai harga perolehan (cost) adalah
biaya – biaya tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya yang
dibayarkan kepada pemerintah dan notaries serta biaya administrasi yang
berhubungan.
Apabila suatu aktiva tidak berwujud
diperoleh dengan jalan mengembangkan sendiri, maka termasuk dalam harga
perolehan adalah biaya-biaya bahan, peralatan, dan fasilitas, biaya gaji dan
upah dan biaya tidak langsung misalnya alokasi biaya administrasi dan umum.
Hak paten adalah hak yang diberikan oleh
pemerintah (Direktorat Paten) kepada perusahaan atau seseorang atas suatu
penemuan baru. Hak ini diberikan dalam jangka waktu 17 tahun.
Hak Cipta adalah hak yang diberikan oleh
pemerintah ( Direktorat Paten) kepada perusahaan atau seseorang atas
karya-karya tulisan dan seni yang dihasilkan. Hak ini diberikan untuk selama
penciptanya masih hidup ditambah 50 tahun setelah meninggal dunia. Hak merek
juga dikeluarkan oleh Direktorat Paten. Ketentuan mengenai merek diatur melalui
undang-undang No. 21 tahun 1961. Merek menurut ketentuan undang-undang ini
adalah tanda yang digunakan untuk membedakan barang-barang produksi atau
barang-barang perniagaan seseorang atau perusahaan lain.
Biaya yang ditangguhkan adalah
biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan dala periode terjadinya karena
memberikan manfaat di masa datang misalnya biaya operasi, biaya emisi saham dan
biaya pendirian. Biaya pendirian adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan usaha mendirikan perusahaan yang termasuk biaya ini adalah biaya untuk
memperoleh izin usaha, izin penanaman modal dan lain-lain. Biaya emisi saham
adalah biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penjualan saham kepada
masyarakat.
Biaya pra operasi (preoperating cost )
adalah biaya – biaya yang terjadi mulai dari saat mendirikan sampai dengan saat
perusahaan menghasilkan pendapatan. Biaya administrasi, umum, penjualan dan
produksi, dikapitalisir sebagai biaya pra operasi.
Pengurangan nilai suatu aktiva tak
berwujud yang seara berkala dibebankan sebgai biaya disebut amortisasi (amortization).
Amortisasi aktiva tak berwujud pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode
garis lurus. Dipandang dari sudut kemungkinan amortisasinya,aktiva tak berwujud
dapat digolongkan sebagai :
a) Aktiva
tak berwujud yang adanya dibatasi dengan undang-undang,peraturan atau
persetujuan, misalnya hak paten, hak cipta dan hak merek.
b) Aktiva
tidak berwujud yang tidak terbatas waktunya dan pada waktu perolehannya tidak
ada petunjuk mengenai usianya yang terbatas,misalnya biaya pendirian dan biaya
pra operasi.
Harga
perolehan aktiva tak berwujud kategori :
a) Diamortisasikan
selama jangka waktu yang dinyatakan dalam ketentuan. Bila ternyata jangka waktu
kegunaannya lebih lama atau lebih singkat dari perkiraan semula, maka dapat
dilakukan koreksi seperlunya. Aktiva yang termasuk dalam kategori
b) Diamortisasikan
sesuai pertimbangan perusahaan,asalkan amortisasi tersebut layak dan masuk
akal. Amortisasi aktiva tak berwujud dicatat dengan mendebit perkiraan biaya
amortisasi dan mengkredit perkiraan akumulasi amortisasi atau langsung ke
perkiraan aktiva yang bersangkutan.
Pencatatan
Anggaplah
bahwa untuk memperoleh suatu hak paten, perusahaan telah mengeluarkan uang
sebesar Rp.25.000.000. Perolehan ini dicatat sebagai berikut :
(D)
Hak paten
25.000.000
(K) Bank
25.000.000
Anggaplah
juga masa manfaat hak paten tersebut adalah 10 tahun. Amortisasi tahunan dari
hak paten ini, dengan demikian adalah :
10
% x Rp.25.000.000 = Rp.2.500.000
Ayat
jurnal yang harus dibuat adalah :
(D)
Biaya amortisasi 2.500.000
(K) Hak paten
2.500.000
Untuk menggambarkan pencatatan biaya
riset dan pengembangan, anggaplah bahwa suatu perusahaan telah mengeluarkan
biaya riset dan pengembangan sebesar Rp.10.000.000 dalam tahun 199 A dan
Rp.12.000.000 selama tahun 199 B .Biaya riset dan pengembangan ini merupakan
biaya rutin yang selalu dianggarkan oleh perusahaan. Ayat jurnal yang perlu
dibuat untuk mencatat transaksi yaitu :
199
A
(D) Biaya riset dan
pengembangan 10.000.000
(K) Bank
10.000.000
199
B
(D) Biaya riset dan
pengembangan 12.000.000
(K) Bank
12.000.000
Apabila riset dan pengembangan tersebut
diatas dilakukan untuk suatu produk tertentu yang dapat diidentifikasikan secara
spesifik, maka isi debit dari ayat-ayat jurnal diatas diganti dengan pos aktiva
: Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan .Apabila, kemudian dapat
dipastikan bahwa riset dan pengembangan untuk produk spesifik tadi dinyatakan
gagal ayat jurnal berikut yang perlu dibuat :
(D) Biaya riset dan pengembangan 22.000.000
(K) Biaya riset dan pengembangan
belum dialokasikan
22.000.000
a.
Hak
Penguasaan Sumber Alam
Suatu perusahaan mungkin memperoleh hak
untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber alam tertentu. Biasanya untuk
memperoleh hak eksploitasi sumber-sumber alam tersebut perusahaan harus
membayar sejumlah uang. Biaya-biaya untuk memperoleh hak penguasaan
sumber-sumber alam dicatat sebagai aktiva tetap dan diamortisasikan.
Seperti halnya aktiva tak berwujud,
biaya-biaya sehubungan dengan penguasaan sumber-sumber alam juga akan makin
berkurang nilainya yang disebabkan oleh tambangnya sumber tersebut. Pengurangan
nilai itu secara berkala dibebankan dalam perhitungan rugi laba, yang dalam hal
sumber-sumber alam disebut deplesi. Deplesi pada hakekatnya dapat disamakan
dengan penyusutan pada aktiva tetap berwujud dan pada umumnya deplesi dihitung
berdasarkan metode unit produksi.
Sebagai
contoh anggaplah sebuah perusahaan harus membayar Rp 1.000.000.000 untuk
mendapatkan hak eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi disuatu daerah. Ayat
jurnal yang perlu dibuat yaitu :
(D)
Hak penguasaan sumber alam
1.000.000.000
(K) Bank
1.000.000.000
Anggaplah juga bahwa setelah mengadakan
eksplorasi dan pengembangan cadangan minyak yang diperoleh adalah 500.000.000
barel. Selama tahun 199A perusahaan tersebut
memproduksi 60.000.000 barel. Tarif deplesi dihitung sebgai berikut :
Tarif deplesi = Rp.500.000.000 x 12 % = Rp. 60.000.000
Biaya
deplesi untuk tahun 199A adalah Rp. 120.000.000
(12%
x Rp.1.000.000.000) .Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
(D)
Biaya deplesi
120.000.000
(K) Hak penguasaan sumber alam 120.000.000
Aktiva
Lain-Lain
Pos-pos yang tidak dapat secara layak
digolongkan dalam aktiva lancar investasi /penyertaan, aktiva tetap maupun
aktiva tidak berwujud,seperti mesin-mesin yang tidak digunakan, disajikan dalam
kelompok aktiva lain-lain.
Aktiva
tetap tidak berwujud (intangible assets) adalah aktiva yang umur ekonomisnya
panjang dan memberikan manfaat bagi operasi perusahaan, tetapi tidak mempunyai bentuk fisik. Aktiva
ini berupa hak-hak istimewa atau pemilikan posisi yang menguntungkan perusahaan
dalam memperoleh pendapatan. Bukti pemilikan aktiva tidak berwujud bisa berupa
kontrak, lisensi atau dokumen lain.
Contoh
Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Asset)
Berikut adalah contoh-contoh Aktiva
Tetap Tidak Berwujud yang lumrah kita temui dalam dunia usaha adalah :
1. Hak Sewa (Lease Hold)
Adalah
hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa
gedung, sewa mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan
oleh pejabat pembuat akte (notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap
(tak berwujud) karena dua alasan yaitu :
1) Hak
sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas
sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat
kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan datang.
2) Manfaat
yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa, akan dinikmati
oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.
Melihat
batasan (bisa dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat memilah-milah atas
kejadian sewa, apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak berwujud atau sebagai
biaya sewa.
Contoh
Kasus :
Tempat Usaha (Tanah dan Gedung) PT.
Royal Bali Cemerlang diperoleh dengan cara menyewa selama 30 Tahun, dengan
membayar sebesar Rp 750,000,000,-. Dalam perjalanan usahanya PT. Royal Bali
Cemerlang juga menyewa sebuah mobil pick-up disewa Rp 150,000/hari.
Mengacu
pada batasan aktiva tetap tak berwujud atas Hak Sewa yang telah disebutkan
sebelumnya, maka transaksi sewa yang ada pada PT. Royal Bali Cemerlang
hendaknya diperlakukan sebagai berikut :
Pencatatan
:
Atas
sewa tanah dan gedung di catat sebagai aktiva tak berwujud:
Pada
saat pembayaran sewa dicatat :
[-Debit-].
Lease Hold = Rp 750,000,000,-
[-Credit-].
Kas = Rp 675,000,000.-
[-Credit-].
PPh Pasal 4(2) = Rp 75,000,000,-
Pada
saat penyetoran PPh Pasal 4(2) :
[-Debit-].
PPh Pasal 4(2) = Rp 75,000,000,-
[-Credit-].
Kas = Rp 75,000,000,-
Penjelasan
:
(-).
Transaksi sewa ini diakui sebagai perolehan Aktiva Tetap Tak Berwujud
(intangible asset) yaitu berupa Hak sewa (Lease Hold), karena sewa tersebut
berjangka waktu 30 tahun, yang artinya atas cost sewa yang dikeluarkan
sekarang, perusahaan akan memperoleh manfaat (menjadikannya sebagai tempat
usaha) untuk masa waktu yang lebih dari satu tahun buku, untuk itu transaksi
sewa ini eligable diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud..
(-).
Persewaan suatu aktiva, merupakan Taxable Object, yaitu PPh Pasal 4 (2), diakui
sekarang atau nanti tetap akan mengakui. Jika tidak di akui sekarang toh nanti
akan dikoreksi oleh pihak kantor pajak. Mengingat Conservatism principle,
bukankah setiap potensi pengeluaran maupun kewajiban, hendaknya diakui sesegera
mungkin ?
Atas
sewa mesin & mobil dicatat sebagai biaya :
Pada
saat pembayaran sewa dicatat :
[-Debit-].
Biaya Sewa = Rp 150,000,-
[-Credit-].
Kas = Rp 135,000,-
[-Credit-].
PPh Pasal 23 = Rp 15,000,-
Pada
saat pembayaran PPh Pasal 23 :
[-Debit-].
PPh Pasal 23 = Rp 15,000,-
[-Credit-].Kas=Rp15,000,-
Catatan
:
Sewa mobil yang biayar harian langsung
diakui sebagai biaya, karena atas pengeluaran perusahaan sebesar Rp 150,000,-
perusahaan hanya akan memperoleh manfaat selama satu hari (kurang dari 1 tahun
buku).
Sewa
jenis ini adalah obyek PPh Pasal 23, dimana perusahaan bertindak selaku
pemotong.
b. Organization Cost
Adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan
yang terjadi sehubungan dengan set-up perusahaan sebelum beroperasi, contohnya
: pembayaran kepada notaris. Pengeluaran ini diakui sebagai perolehan aktiva
tak berwujud, karena atas pengeluaran tersebut perusahaan akan memperoleh
manfaat yang lebih dari satu tahun buku juga, yaitu selama perusahaan masih
beroperasi.
c. Perijinan (Permit
& Licences)
Periijinan
adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun
pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya.
Ijin-ijin perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya telah
habis maka ijin tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian
ijin usaha atau aktivitas tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki
jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk
itu izin diakui sebagai aktiva tetap tidak berwujud.
d. Hak Patent
Hak Patent adalah hak yang diperoleh
atas suatu penemuan tertentu. Dimana atas penemuan tersebut, penemu akan memperoleh
manfaat tertentu untuk kurun waktu tertentu dan dapat diperpanjang. Penemuan
tersebut bisa berupa suatu produk, atau rekayasa, atau formula, atau system,
atau cara tertentu.
e. Merk Dagang (Trade
Mark)
Merk
Dagang (Trade Mark) yang biasa disingkat TM, adalah hak yang diperoleh atas
suatu merk komersial tertentu. Hak ini bisa berupa logo, tulisan, bentuk,
symbol, atau kombinasinya, yang mewakili suatu organisasi/perusahaan tertentu.
f. Hak Penggandaan
(Copyright)
Copyright
adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah,
puisi, novel, maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau
scenario film tertentu. Copyright meliputi hak untuk memperbanyak dan
mengedarkannya.
g. Franchise
Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan
suatu usaha tertentu, atau memasarkan produknya, sekaligus mengikuti pola
usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha tertentu
yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak franchise.
h. Goodwill
Adalah kelebihan-kelebihan, keistimewaan
tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang oleh karenanya menjadi dinilai
lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan tersebut bisa karena perusahaan
memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus, menghasilkan suatu produk unggul
yang sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain.
Catatan
penting :
Goodwill
hanya diakui (dibuatkan perkiraan) jika terjadi suatu transaksi, yang mana
dalam transaksi tersebut perusahaan dinilai lebih oleh pihak lain. Transaksi
yang dimaksudkan bisa berupa : penjualan perusaahaan, bergabung/berhentinya
sekutu (anggota persero) baru, merger atau akuasisi.
Setelah
kita mengupas beberapa masalah seputar aktiva tetapberwujud dan tidak berwujud,
dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang
berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan
perusahaan yang normal. Seperti, mesin, peralatan, tanah, dan
lain-lain.Sedangkan aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva tetap perusahaan
yang secara fisik tidak dapat dinyatakan, tetapi berpengaruh terhadap
kontinuitas perusahaan, seperti hak paten, merk dagang, hak cipta, dan
lain-lain.
Adapun
perbedaan yang menonjol dari keduanya antara lain :
1) Bentuk nyata atau bentuk fisik
2) Nilai aktiva
3) Usia atau umur aktiva
Perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud
menyangkut masalah yang tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi terhadap
aktiva tetap, diantaranya adalah penentuan nilai perolehan, perlakuan akuntansi
selanjutnya terhadap nilai perolehan tersebut dalam kondisi usaha normal
(amortisasi), dan perlakuan akuntansi atas penurunan nilai aktiva tak berwujud
yang material dan permanen. Kesulitan yang dihadapi dalam pemecahan masalah
perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud pada umumnya disebabkan oleh sifat
aktiva tersebut, seperti tidak adanya wujud fisik yang menyebabkan bukti
keberadaannya kabur, dan kesulitan dalam penentuan nilai perolehan serta masa
manfaat keekonomiannya.
II.D. Perbedaan aktiva tetap tidak
berwujud dan aktiva tetap berwujud
Adapun perbedaan antara aktiva tetap
berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud adalah sebagai berikut:
Aktiva
berwujud
Yaitu aktiva dimana aktiva tersebut
memiliki fisik yang akan digunakan sarana usaha, seperti tanah, tanah adalah
harta yang digunakan untuk tujuan usaha, ada juga perbaikan tanah yaitu
unsur-unsur seperti pemetaan tanah, pengaspalan, dan pemegaran, yang
meningkatkan kegunaan dari aktiva, setelah itu gedung yaitu bangunan yang akan
digunakan untuk menempatkan operasi perusahaan, terakhir peralatan yaitu aktiva
yang dipergunakan dalam proses produksi atau penyediaan jasa. Contohnya antara
lain mobil, truk, mesin, dan furnitur.
Aktiva
tidak berwujud
yaitu aktiva yang tidak termasuk di
dalam aktiva keuangan yang tidak memiliki bentuk fisik. Banyak aktiva tak
berwujud diperoleh dari hak kontraktual atau dari pemerintah. Suatu contoh yang
sangat terkenal dari aktiva tak berwujud adalah hak untuk mengoperasikan taksi
di suatu kota metropolitan seperti New York, walaupun hak tersebut dapat
dibuktikan dengan suatu obyek fisik, yaitu medali taksi, namun sebenarnya hak
legal itulah yang justru berharga. Adapaun aktiva tidak berwujud yang lain
antara lain Merek dagang (TRADE MARK), WARALABA (FRANCHISES), Pesanan yang
belum dipenuhi (ORDER BACKLOG), dan Goodwill yaitu suatu hubungan-hubungan
usaha, reputasi, sistem berjalan, persahabatan di antara staf, dll.
BAB
III
PENUTUP
III.A.
Kesimpulan
Aktiva atau aset adalah harta atau
sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang berfungsi dalam operasi
perusahaan dan diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan.
Macam-macam aktiva diantaranya kas, persediaan, aktiva lancar, aktiva tetap, aktiva
tak berwujud, investasi jangka panjang, dan lain-lain.
Asset
tetap memiliki periode masa manfaat yang diharapkan lebih dari satu periode.
Asset ini diperoleh untuk digunakan dalam aktivitas operasi dan bukan untuk
dijual pada aktivitas usaha biasa. Nilai potensi jasa yang dimiliki akan
berkurang karena digunakan, asset ini biasanya merupakan asset operasi yang
terbesar.
Untuk menentukan besarnya harga
perolehan suatu aktiva, berlaku prinsip yang menyatakan bahwa semua pengeluaran
yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva itu siap dipakai harus
dikapitalisasi.
Aktiva
tetap bisa dihentikan pemakaiannya dengan cara dijual, ditukarkan, maupun
karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakian maka semua
rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan.
III.B.
Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai
Aktiva Tetap Berwujud dan tidak berwujud, diharapkan dapat menambah wawasan
pembaca khususnya dimata kuliah Teori Akuntansi. Begitu juga alangkah baiknya
apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber
sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.
No comments:
Post a Comment