Monday, November 19, 2018

Konflik Sosial


KONFLIK SOSIAL
Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya terdapat interaksi sosial yang terjadi baik antar perseorangan atau antar kelompok, maupun antara kelopok dengan individu. Nah, di dalam interaksi tersebut, terdapat kemungkinan-kemingkinan untuk timbulnya konflik. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami akan membahas masalah konflik sosial.
Kata konflik berasal dari bahasa Latin “confegere” yang berarti saling memukul. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik berarti pertentangan, percekcokan, atau perselisihan. Dalam sudut ilmu sosiologi, konflik sosial dapat diartikan sebagai berbagai masalah sosial yang menimbulkan pertentangan dalam kehidupan masyarakat atau bernegara, yang disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat atau pandangan tertentu, akibat tidak adanya rasa toleransi dan perasaan saling mengerti akan kebutuhan individu masing-masing.
A. Pengertian konflik sosial menurut para ahli
Terdapat beberapa definisi konflik sosial yang telah dikemukakan oleh para ahli, diantaranya :
1. Soejono Seokanto
Konflik sosial adalah suatu bentuk proses soial dimana individu atau kelompok berusaha untuk mencapai tujuannya dengan cara menantang individu atau kelompok lainyang disertai dengan ancaman atau kekerasan
2. Robins
Menurut Robins, konflik sosial merupakan suatu proses dimana suatu pihak merasa dirugikan dan pihak tersebut telah memberikan efek negative kepada pihak yang lain
3. Alabaness
Konflik adalah suatu keadaan dimana diantara kelompok yang bermasalah tidak mencapai suatu kata sepakat, hingga akhirnya masalah tersebut dapat mempengaruhi kehidupan kedua belah pihak
4. Gillin
Merupakan bagian dari proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi, budaya, dan juga perilaku
5. Robert M.Z Lawang
Konflik sosial dalam pandangan Robert adalah sebuah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan, dan lain-lain
6. Minnery
Konflik sosial adalah interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang satu dengan individu atau kelompok yang lain yang saling berhubungan, saling ketergantungan, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan
7. Lewis A.Coser
Konflik sosial adalah sebuah perjuangan mengenai nilai-nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, yang bermaksud untuk menetralkan, menciderai, atau menjatuhkan pihak lawan
B. Faktor-faktor Penyebab Konflik Sosial
Adapun faktor-faktor penyebab konflik sosial diantaranya adalah:
1. Memiliki Perbedaan Pandangan
Perbedaan pandangan dan pendapat seringkali menjerumuskan kedua kelompok atau lebih terlibat dalam konflik sosial. Perbedaan-perbedaan pandangan tersebut terjadi karena adanya perbedaan cara berpikir serta tujuan akhir yang ada pada masing-masing kelompok. Perbedaan ini sebenarnya dapat dihindari apabila di dalam kelompok tersebut memiliki suatu perasaan saling menghormati dan rasa toleransi yang tinggi
2. Saling Bergantung
Antara kelompok satu dengan yang lainnya pasti saling memiliki ketergantungan untuk mencapai suatu tujuan. Hingga sikap saling ketergantungan tersebutlah dapat menimbulkan konflik jika tidak adanya persatuan tujuan antara kedua kelompok
3. Masalah Komunikasi
Komunikasi merupakan modal utama dalam melakukan proses sosialisasi. Jika komunikasi tidak berjalan dengan baik, maka kemungkinan untuk timbulnya konflik semakin besar, dikarenakan maksud dan tujuan yang disampaikan tidak sepenuhnya didengar akibat komunikasi yang kurang baik
4. Adanya Struktur Organisasi
Dalam sebuah organisasi atau kelompok, pastilah memiliki structural dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing untuk mempermudah dalam mencapai tujuan bersama. Namun, seringkali antara struktur yang satu dengan yang lain tidak mencapai kata sepakat dalam menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga timbullah konflik
5. Perbedaan Sifat Manusia
Kita semua mengetahui, bahwasanya terdapat berbagai macam kepribadian manusia di lingkungan kita. Antara orang yang satu dengan yang lain tentunya memiliki kepribadian yang berbeda. Ada yang memiliki rasa memahami yang besar, ada orang yang egois, ada orang yang dictator, dan lain sebagainya
Menurut Loepold von Wiese dan Howard Becker, secara umum terdapat empat (4) faktor utama penyebab terjadinya konflik, yaitu :
·         Perbedaan Individual
·         Perbedaan Kebudayaan
·         Perbedaan Kepentingan
·         Perbedaan Sosial
Sedangkan menurut teori konfil sosial, terdapat 4 faktor utama penyebab timbulnya konflik yang terjadi dalam masyarakat, yaitu :
·         Adanya pandangan atau persepsi bahwasanya konflik merupakan satu-satunya cara untuk menyelesaikan permasalahan
·         Sedikitnya saluran-saluran untuk menampung keluhan masyarakat kelas bawah, dan lambatnya mobilitas sosial ke atas
·         Tidak meratanya pendistribusian sumber daya di dalam masyarakat
·         Ditariknya kembali legitimasi penguasa politik oleh rakyat kelas bawah
·         Melemahnya kekuasaan negara dengan mobilisasi masyarakat bawah dan/atau elit
C. Macam-macam Jenis Konflik Sosial
Adapun macam-macam jenis konflik sosial diantaranya adalah:
1. Konflik Sosial
Sebenarnya, konflik sosial merupakan suatu haris besar dari berbagai macam konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Baik antar kelompok, antar individu, dan lain sebagainya, jika telah adanya konflik yang terjadi antara lebih dari satu orang, maka dapat dikatakan konflik sosial
2. Konflik Antar Kelompok
Konflik ini terjadi antara kelompok yang satu dengan yang lainnya, bisa jadi antar dua kelompok, atau lebih. Konflik antar kelompok umumnya disebabkan karena perbedaan tujuan dan persaingan yang tidak sehat dalam mencapai tujuan kelompok masing-masing
3. Konflik Antar Negara (Internasional)
Konflik ini terjadi antar dua negara atau lebih. Biasanya, konflik ini dipicu oleh adanya satu pihak yang keberatan dengan kebijakan-kebijakan negara yang lainnya, sehingga timbullah konflik.
4. Konflik Antar Partai Politik atau Organisasi (Politik)
Konflik ini juga sama seperti konflik yang terjadi antar kelompok, dimana terjadi perselisihan antara partai atau organisasi satu dengan partai atau organisasi yang lainnya.
5.  Konflik Antar Individu Dengan Kelompok
Konflik ini ditimbulkan oleh karena adanya kelompok-kelompok tertentu yang tidak sependapat dengan individu atau perseorangan, sehingga timbullah konflik
6. Konflik Rasial
Merupakan konflik yang terjadi antara suku atau ras yang satu dengan yang lain, yang disebabkan karena adanya perbedaan fisik
D. Bentuk-bentuk Konflik Sosial
Adapun bentuk-bentuk konflik sosial diantaranya adalah:
1. Berdasarkan Posisi Pelaku
·         Konflik Horizontal, merupakan konflik yang terjadi antara ndividu atau kelompok yang mempunyai kedudukan yang relatif sama
·         Konflik Vertikal, yaitu konflik yang terjadi antar komponen masyarakat yang memiliki structural
Konflik Diagonal,
Merupakan konflik akibat tidak meratanya pendistibusian sumber daya ke setiap organisasi sehingga muncullah konflik yang ekstrem.
2. Berdasarkan Sifatnya
·         Konflik Destruktif, yaitu konflik yang terjadi karena adanya perasaan dendam atau benci kepada kelompok lainnya
·         Konflik Konstruktif, yaitu konflik yang terjadi karena adanya perbedaan pandangan antar kelompok
3. Berdasarkan Sifat Pelakunya
·         Konflik Terbuka, ialah konflik yang diketahui oleh semua pihak, seperti konflik antara Israel dan Palestina
·         Konflik Tertutup, yaitu konflik yang hanya diketahui oleh orang tertentu saja, seperti konflik dalam keluarga
E. DAMPAK KONFLIK SOSIAL
1. Dampak Negatif
·         Meningkatnya solidaritas sesame anggota kelompok yang berkonflik dengan kelompok yang lain, karena memiliki pemahaman yang sama untuk menjatuhkan pihak lawan
·         Keretakan hubungan antar kelompok atau individu yang bertikai atau berkonflik
·         Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia
·         Perbuahan kepribadian pada individu, misalnya timbul dendam, benci, dan saling curiga
2. Dampak Positif
·         Tuntasnya Permasalahan, maksudnya, jika misalnya terjadi perbedaan pendapat dalam suatu diskusi atau forum, maka pastinya hal tersebut akan lebih lengkap untuk dijelaskan, sehingga akan tuntas
·         Dapat berfungsi sebagai sarana-sarana untuk mencapai keseimbangan kekuatan-kekuatan di dalam masyarakat
·         Dapat menghidupkan kembali norma lamadan menciptakan norma baru
·         Memungkinkan adanya penyesuaian kembali terhadap norma-norma lama yang dianggap tidak bisa mewakili kehidupan sekarang
F. Contoh Konflik Sosial
Sebagai Negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia tidak lepas dirundung berbagai masalah terjadinya konflik sosial di antara masyarakat. Heterogenitas yang dimiliki sebagai salah satu kelebihan Indonesia di mata dunia internasional dan penyebab terciptanya masyarakat majemuk dan multikultural justru menjadi sumber konflik.  Semakin lunturnya Bhinneka Tunggal Ika, fungsi Pancasila sebagai dasar negara yang semakin memudar, serta tidak hadirnya Negara dalam melindungi hak dan kewajiban warga negaranya ditengarai menjadi penyebab maraknya konflik sosial akhir-akhir ini. (baca : Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UUD 1945)
Menilik data yang diperoleh dari laman Kesbangpol-Kementerian Dalam Negeri, konflik sosial yang terjadi di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan isu/pola konflik, sumber konflik, dan wilayah konflik.
Contoh konflik sosial yang terjadi di Indonesia diantaranya:
1. Konflik Sosial yang terjadi di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012
Konflik ini terjadi pada tanggal 27 Oktober 2012 hingga 29 Oktober 2012. Yang menjadi penyebab konflik adalah saat ada dua gadis yang berasal dari Desa Agom diganggu oleh sekelompok pemuda yang berasal dari desa Balinuraga. Kedua gadis ini sedang naik sepeda motor kemudian diganggu hingga kedua terjatuh dan mengalami luka-luka. Sontak kejadian ini memicu amarah dari warga desa Agom. Mereka kemudian mendatangi Desa Balinuraga yang mayoritas beretnis Bali dengan membawa sajam dan senjata. Bentrok pun tak terhindarkan hingga menewaskan total 10 orang.
2. Konflik Sosial yang terjadi di Tolikara Tahun 2016
Konflik terjadi karena pembagian bantuan dana respek antar distrik yang dirasa tidak adil. Konflik ini menimbulkan korban jiwa dan kehilangan harta benda. Selain itu, konflik juga menyebabkan sebagian warga mengungsi dan terjadi penjarahan.
3. Konflik Sosial yang terjadi di Kabupaten Flores Timur, NTT Tahun 2013
Konflik sosial yang terjadi pada tanggal 11 Mei 2013 di Desa Wulublolong dan Desa Lohayong II Kecamatan Solor Timur Kabupaten Flores Timur Provinsi NTT. Penyebabnya adalah saling rebut material yang berada di batas desa yang diklaim oleh kedua warga desa sebagai pemilik. Konflik menimbulkan kerugian materi, korban jiwa serta sebagian warga mengungsi.
4. Konflik Sosial yang terjadi di Rembang, Jawa Tengah Tahun 2016
Merupakan konflik dalam bidang pertambangan. Terjadi antara Semen Indonesia dengan warga masyarakat Pegunungan Kendeng, Rembang Jawa Tengah. Penyebabnya adalah berbagai kejanggalan yang telah dilakukan oleh Semen Indonesia seperti masalah Amdal yang tidak sesuai dan hak ekonomi.
5. Konflik Sosial yang terjadi di Kabupaten Sumbawa Besar, NTB Tahun 2013
Konflik sosial yang terjadi pada tanggal 23 Januari 2013 di Desa Seketeng, Kecamatan Sumbawa, Kabupatan Sumbawa Besar, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Konflik ini menyebabkan banyak warga masyarakat yang mengungsi.
6. Konflik yang terjadi di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku
Konflik sosial yang terjadi di Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Merupakan konflik yang sering terjadi dan berkelanjutan. Konflik menyebabkan kerugian materi.
Konflik sosial yang berdampak besar pada masalah kemanusiaan menjadikan konflik sosial sebagai salah satu dari jenis-jenis pelanggaran HAM. Sebagai Negara yang kaya akan suku, agama dan budaya membuat Indonesia dikenal sebagai Negara demokrasi dengan tingkat toleransi yang tinggi. Namun, maraknya konflik sosial yang terjadi menunjukkan bahwa fungsi toleransi tidak berjalan dan ada yang salah dengan cara kita merawat kekayaan itu sebagai kekuatan.
Konflik merupakan gejala sosial yang senantiasa melekat dalam kehidupan setiap masyarakat. Sebagai gejala sosial, konflik hanya akan hilang bersama hilangnya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, yang dapat kita lakukan adalah mengendalikan agar konflik tersebut tidak berkembang menjadi kekerasan (violence).
Pada umumnya masyarakat memiliki sarana atau mekanisme untuk mengendalikan konflik di dalam tubuhnya. Beberapa sosiolog menyebutnya sebagai katup penyelamat (safety valve), yaitu mekanisme khusus yang dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik. Lewis A. Coser melihat katup penyelemat sebagai jalan keluar yang dapat meredakan permusuhan antara dua pihak yang berlawanan.
Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial:
Konsiliasi
Bentuk pengendalian konflik yang dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak-pihak yang bertikai.
Mediasi
Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Pihak ketiga ini akan memberikan pemikiran atau nasihat-nasihatnya tentang cara terbaik dalam menyelesaikan pertentangan mereka.
Arbitrasi
Arbitrasi atau perwasitan umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.

No comments:

Post a Comment

POSTER PLANTAE