VASCO DA AGAMA
Vasco
da Gama (IPA: ['vaʃku dɐ 'gɐmɐ] (Sines atau Vidigueira, Alentejo, Portugal,
sekitar 1469 – 24 Desember 1524 di Kochi, India) adalah seorang penjelajah
berkebangsaan Portugis, yang menemukan jalur jalan laut langsung dari Eropa ke
Malabar, India dengan melakukan penjelajahan laut mengelilingi Afrika.Da Gama
ditugasi oleh Raja Manuel I dari Portugal untuk mencari negeri-negeri Kristen
di benua Timur (Baginda, seperti banyak orang Eropa lainnya, mengira bahwa
India adalah Kerajaan Kristen dari Prester John), dan untuk mendapatkan akses
Portugis ke pasar komersial di benua Timur.
Adapun
tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh Vasco da Gama saat melaksanakan
ekspedisinya adalah sebagai berikut:
1. Pedagang-pedagang
Muslim yang menguasai rute jalan perdagangan di Samudera Hindia.
2. Penyakit,
baik itu Malaria ataupun penyakit darah akibat kebanyakan makan daging tetapi
kekurangan buah dan tumbuhan yang mengakibatkan banyak anak buah kapalnya yang
meninggal dalam perjalanan.
3. Perlawanan
dari penduduk lokal yang tidak suka dengan sikap Vasco da Gama yang terkenal
kejam dalam melancarkan usahanya baik dalam berdagang maupun menjalankan sistem
koloninya.
4. Sistem
navigasi yang belum akurat seperti jaman sekarang menyulitkan Vasco Da Gama
dalam mengarungi lautan sehingga beberapa kali Vasco Da Gama terombang ambing
di samudera.
5. Keterbatasan
obat-obatan, makanan, dan perbekalan lainnya saat mengarungi lautan dalam
jangka waktu yang lama.
Dan berikut adalah
kisah petualangan perjalanan Vasco Da Gama dalam melaksanakan ekspedisinya:
Da GAma memperluas penjelajahan laut dari pendahulunya Bartolomeu Dias, yang pertama-tama mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika pada 1488, yang berpuncak dengan penjelajahan laut Portugis yang didukung oleh sekolah pelayaran dari Henrique sang Navigator.
Pelayaran da Gama berhasil membangun rute lautan dari Eropa ke India yang memungkinkan perdagangan dengan Timur Jauh, tanpa menggunakan rute kafilah Jalur Sutera yang mahal dan tidak aman, antara Timur Tengah dan Asia Tengah. Namun, pelayaran ini juga terhambat oleh kegagalannya untuk membawa barang-barang yang menarik bagi bangsa-bangsa di Asia Kecil dan India. Rute ini penuh bahaya:hanya 54 dari 170 kelasi, dan dua dari empat kapal, yang kembali ke Portugal dengan selamat pada 1499. Namun demikian, pelayaran pertama da Gama langsung menghasilkan era dominasi Eropa selama ratusan tahun melalui kekuatan laut dan perdagangan, dan kolonialisme Portugis selama 450 tahun di India yang menghasilkan kekayaan dan kekuasaan bagi takhta Portugal.
Orang-orang Portugis sudah lama mencari jalur
ini sejak saat Pangeran Henry Sang Navigator (1394-1460). Tahun 1488 sebuah
ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Bartolomeus Dias telah sampai dan
mengitari Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika dan kembali ke Portugis.
Dengan keberhasilan ini, Raja Portugis mahfum bahwa usaha lama mencari jarak
terpendek ke India kini hampir mendekati kenyataan. Tetapi, ada pelbagai
penundaan, dan baru tahun 1497 sebuah ekspedisi ke India benar-benar dilaksanakan.
Untuk memimpin ekspedisi itu raja menunjuk Vasco da Gama, seorang bangsawan
dari kelas rendahan yang lahir sekitar tahun 1460 di kota Sines, Portugis.
Da Gama bongkar sauh tanggal 8 Juli 1497, terdiri
empat kapal di bawah komandonya dengan jumlah kelasi seluruhnya 170 orang
termasuk penterjemah bahasa Arab. Pertama ekspedisi berlayar menuju kepulauan
Tanjung Verde. Lalu, daripada dia telusuri pantai Afrika seperti dilakukan oleh
Dias, da Gama berlayar menuju selatan, jauh di luar Samudera Atlantik. Dia
berlayar terus jauh ke selatan, dan kemudian membelok ke timur mencapai Tanjung
Harapan. Ini merupakan pilihan yang jitu, lebih cepat ketimbang menyusuri
pantai ke selatan, biarpun perbuatan ini memerlukan keberanian lebih banyak dan
kelihaian navigasi. Akibat rute yang dipilihnya, kapal-kapal Gama tidak
kelihatan dari daratan selama tidak kurang dari sembilan puluh tiga hari
--lebih lama dua setengah kali dari yang dialami kapal Colombus!
Da Gama mengitari Tanjung Harapan pada tanggal 22
Nopember, kemudian berlayar ke utara menyelusuri pantai timur Afrika. Dalam
pelayaran ke utara itu dia membuang sauh di pelbagai kota yang dikuasai orang
Muslim, termasuk Mambasa dan Malindi yang kini bernama Kenya. Di Malindi dia
ambil seorang penunjuk jalan bangsa India yang menuntunnya selama 23 hari
melintasi Laut Arab menuju India. Tanggal 20 Mei 1498, sekitar 10 bulan sesudah
keberangkatannya dari Portugis da Gama sampai di Calicut, kota pusat
perdagangan paling penting di India bagian selatan. Penguasa Hindu di Calicut,
Zamorin, mulanya menyambut baik kedatangan da Gama. Tetapi, kemudian Zamorin
merasa kecewa karena hadiah upeti yang dipersembahkan da Gama kelewat murah
harganya. Berkaitan dengan kekejaman pedagang-pedagang Muslim yang menguasai
rute jalan perdagangan di Samudera Hindia, ini menjadi halangan buat da Gama
meneruskan transaksi dagang dengan Zamorin. Kendati begitu, ketika da Gama
meninggalkan Calicut bulan Agustus, da Gama diberi muatan rupa-rupa
rempah-rempah agar disampaikan kepada pemerintahnya di Portugis, begitu juga
sejumlah orang India.
Perjalanan pulang rupanya lebih sulit ketimbang
pergi. Makan jangka waktu sekitar 3 bulan melintasi Laut Arab dan banyak awak
kapal yang mati karena penyakit darah akibat kebanyakan makan daging tetapi
kekurangan buah dan tumbuhan. Akhirnya cuma dua kapal selamat sampai di rumah:
kapal pertama berlabuh di Portugis tanggal 10 Juli 1499 dan kapal da Gama
sendiri baru sampai 2 bulan kemudian. Hanya 55 anak buahnya dapat bertahan
hidup, berarti kurang dari sepertiga tatkala berangkat memulai pengembaraan.
Tetapi, ketika da Gama kembali ke Lisabon tanggal 9 September 1499, baik dia
maupun Raja memahami betul bahwa perjalanan dua tahun itu merupakan suatu
sukses besar.
Enam bulan kemudian, Raja Portugis kirim lagi
ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan Pedro Alvares Cabral. Cabral tiba pada
saat yang tepat di India, menemukan rute perjalanan ke Brazil (kendati para
historikus percaya bahwa sudah ada orang Portugis lain yang menemukannya lebih
dulu), dan kembali ke Portugis membawa tumpukan rempah-rempah. Tetapi, beberapa
anak buah Cabral terbunuh di Calicut sehingga tahun 1502 da Gama dikirim
kembali ke sana untuk melakukan hukuman pembalasan, membawa armada yang terdiri
dari 20 kapal.
Tingkah laku da Gama dalam ekspedisi ini
betul-betul ganas. Di luar perairan pantai India dia merampas sebuah kapal Arab
yang sedang lewat dan sesudah memindahkan muatannya tetapi tidak penumpangnya,
dia bakar kapal itu di tengah laut. Kesemua penumpang yang ada di atas kapal,
termasuk wanita dan anak-anak, musnah. Ketika dia sampai di Calicut da Gama
dengan congkak minta agar Zamorin mengahalau semua Muslim dari pelabuhan.
Ketika Zamorin bimbang, da Gama menangkapnya dan membunuhnya, dan menyisihkan
37 pelaut-pelaut India lantas dibomnya pelabuhan itu. Murka tetapi tak berdaya
orang-orang Zamorin mengabulkan permintaan da Gama. Dalam perjalanan pulang da
Gama mendirikan beberapa koloni Portugis di Afrika Timur.
Untuk hasil karya ini dia peroleh hadiah besar
dari Raja Portugis, diberi gelar kebangsawanan, diberi perkebunan, diberi
jaminan pensiun dan rupa-rupa hadiah uang. Da Gama tidak kembali ke India
hingga tahun 1524 ketika Raja baru Portugis mengangkatnya jadi Raja muda India.
Beberapa bulan sesudah tiba di India dia jatuh sakit dan meninggal di sana
bulan Desember 1524. Dia akhirnya dimakamkan kembali di Lisabon. Da Gama
beristri dan punya tujuh anak.
Arti penting utama perjalanan Vasco da Gama
adalah karena dia membuka jalur laut langsung antara Eropa dan India serta
Timur Jauh, yang faedahnya bisa turut dikecap oleh banyak negara.
Dalam jangka pendek, faedah terbesar karuan saja
jatuh pada Portugis. Melalui jalur perdagangan baru ke Timur, negeri yang
tadinya melarat ini di pinggiran Eropa yang berbudaya mendadak sontak jadi
negeri terkaya di Eropa. Portugis dengan cepat mendirikan koloni-koloni jajahan
di seputar Samudera Indonesia. Mereka punya benteng-benteng dan pos-pos serdadu
di India, Indonesia, Madagaskar, di pantai timur Afrika dan di banyak tempat
lagi. Ini sudah barang tentu merupakan tambahan belaka dari daerah yang mereka
sudah kuasai seperti Brasil dan daerah-daerah jajahan lainnya di belahan barat
Afrika yang sudah mereka bangun bahkan sebelum perjalanan Vasco Da Gama.
Orang-orang Portugis berhasil mempertahankan daerah-daerah jajahan ini hingga
pertengahan abad ke-20.
Pembukaan jalur perdagangan baru ke India oleh
Vasco da Gama membawa akibat kemunduran luar biasa buat pedagang-pedagang
Muslim yang tadinya menguasai jalur perdagangan di Samudera Indonesia.
Pedagang-pedagang Muslim ini segera sepenuhnya dikalahkan dan tempatnya
digantikan oleh Portugis. Lebih jauh dari itu, jalur perdagangan lewat darat
antara India ke Eropa menjadi tidak berguna karena jalur laut lewat Afrika yang
dirintis oleh Portugis jauh lebih murah. Ini merupakan pukulan pahit baik buat
orang-orang Turki Ottoman maupun kota-kota perdagangan Itali (seperti Venesia)
yang tadinya menguasai perdagangan ke Timur. Tetapi, bagi Eropa lainnya ini
berarti barang-barang dari Timur Jauh berharga lebih murah daripada semula.
Akhirnya, pengaruh terbesar dari perjalanan Vasco
da Gama tidaklah terhadap Eropa atau Timur Tengah, tetapi lebih banyak terhadap
India dan Asia Tenggara. Sebelum tahun 1498 India terpencil dari Eropa. Memang,
sepanjang sejarah India merupakan satu negeri berdiri sendiri, kecuali ada
pengaruh luar yang datang dari arah barat laut. Perjalanan Vasco da Gama
mendobrak keterasingan ini dan menyuguhkan hubungan langsung dengan kebudayaan
Eropa lewat jalur laut. Pengaruh serta kekuatan Eropa tumbuh lebih mantap dan
lebih kuat di India, hingga pada pertengahan abad ke-19 seluruh anak benua itu
jatuh ke bawah kekuasaan mahkota kerajaan Inggris. (Perlu dicatat, inilah
satu-satunya saat dalam sejarah bahwa India dipersatukan di bawah satu
penguasa). Sedangkan untuk Indonesia, mulanya sekedar peroleh pengaruh Eropa,
kemudian seluruhnya jatuh di bawah kekuasaan Eropa. Hanya sesudah pertengahan
abad ke-20 daerah-daerah ini memperoleh otonominya.
Tokoh yang jelas bisa disejajarkan dengan Vasco
da Gama adalah Christopher Colombus. Dalam beberapa hal, perbandingan ini
memberi kelebihan kepada Vasco da Gama. Perjalanannya, misalnya, jauh lebih
membawa hasil yang mengesankan. Dan jauh lebih lama dari perjalanan Colombus
baik diukur dari jarak maupun lamanya. Lebih dari tiga kali lipat! Dan
memerlukan kelihaian navigasi lebih banyak. (Colombus, tak peduli berapa dia
kehilangan arah, paling-paling dia tidak menemukan Dunia Baru, sedangkan Vasco
da Gama akan kehilangan Tanjung Harapan dan lenyap entah ke mana di Samudera Indonesia).
Lebih jauh dari itu, tidak seperti Colombus, Vasco da Gama berhasil sampai ke
tujuan yang direncanakannya.
Tentu bisa diperdebatkan, Vasco da Gama tidak
menemukan Dunia Baru, tetapi sekedar membuat hubungan antara orang-orang Eropa
dengan negeri-negeri yang memang sudah berpenduduk. Jika demikian halnya, apa
bedanya dengan Colombus.
Perjalanan Colombus akhimya punya pengaruh yang
luar biasa terhadap kebudayaan yang belum berkembang di Dunia Baru; perjalanan
da Gama akhirnya menghasilkan perubahan budaya India dan Indonesia. Dalam hal
menilai arti penting antara Colombus dan Vasco da Gama, satu hal perlu diingat,
kendati Amerika Selatan dan Amerika Utara jauh lebih besar ketimbang India,
tetapi India punya penduduk lebih banyak dari semua penduduk Dunia Baru
digabung jadi satu!
Namun bagaimanapun juga, jelas Colombus lebih
berpengaruh luas ketimbang Vasco da Gama. Pertama, pelayaran mengelilingi
Afrika menuju India bukanlah berasal dari keinginan Vasco da Gama sendiri. Raja
Portugislah yang memutuskan mengirim ekspedisi itu jauh sebelum dia memilih
Vasco da Gama untuk memimpinnya. Sedangkan ekspedisi Colombus muncul dari
dorongan Colombus sendiri, dan berkat pendekatan dan cara merebut hatilah
sehingga Ratu Isabella bersedia menunjangnya dengan keuangan. Kalau saja tidak
karena Colombus, Dunia Baru (walaupun cepat atau lambat akan ditemukan orang
juga) baru akan diinjak orang entah berapa tahun kemudian, dan mungkin oleh
warga Eropa lain. Selain itu, andaikata Vasco da Gama tidak diberanakkan oleh
bundanya ke dunia ini, raja Portugis tinggal pilih orang lain memimpin
ekspedisi itu. Bahkan andaikata Vasco da Gama tidak becus dan gagal, orang
Portugis tidak akan menyetop niatnya cari jalur langsung ke India jika tampak
olehnya kemungkinan itu tidak jauh. Dan, kalau saja Portugis tidak mendirikan
pangkalan-pangkalan di sepanjang pantai barat Afrika, sedikit sekali
kemungkinan bangsa-bangsa Eropa lain mampu menjejakkan kakinya pertama kali di
India.
Kedua, pengaruh Eropa atas India dan Timur Jauh
tidaklah sebanding dengan pengaruh Eropa atas Dunia Baru. Kebudayaan India
cepat berubah sesudah ada kontak dengan Barat. Tetapi, dalam tempo beberapa
dekade sesudah pelayaran Colombus, kebudayaan Dunia Baru malahan boleh dibilang
hancur luluh. Juga tak ada persamaan antara India dengan berdirinya Amerika
Serikat di Dunia Baru itu.
Seperti halnya orang tidak bisa memberi pujian
(atau kutukan) kepada Christopher Colombus atas semua peristiwa yang terjadi di
Dunia Baru, begitu pula orang tidak bisa menghargai Vasco da Gama dengan semua
hasil-hasil dari adanya kontak antara Eropa dan Timur. Vasco da Gama hanyalah
membuat salah satu mata rantai saja karena banyak lagi orang yang dapat dicatat
sebagai perintis: Henry Sang Navigator, sejumlah pelaut Portugis yang
menjelajahi pantai barat Afrika; Bartolomeus Dias; Vasco da Gama sendiri; para
pengganti sesudahnya (seperti Fransisco de Almeida dan Alfonso d'Albuquerque);
dan masih banyak lagi. Saya pikir, Vasco da Gama hanyalah merupakan mata rantai
terpenting belaka. Tetapi, dia bukanlah orang yang begitu punya peranan penting
seperti dilakukan Christopher Colombus dalam hal Eropanisasi Dunia Baru. Atas
dasar prinsip penting itulah Vasco da Gama dicantumkan dalam daftar buku ini
jauh di bawah Colombus.
Eksplorasi sebelum da Gama
Sejak awal abad ke-15, sekolah pelayaran Henrique sang Navigator telah memperluas pengetahuan Portugal tentang garis pantai Afrika. Dari tahun 1460-an, tujuannya adalah mengeliling ujung selatan benua itu untuk mendapatkan akses yang lebih mudah kepada kekayaan India (terutama lada hitam dan bumbu-bumbu lainnya) melalui rute laut yang dapat diandalkan.
Ketika da Gama berusia 10 tahun, rencana-rencana jangka panjang ini mulai menghasilkan buah. Bartolomeu Dias telah kembali dari perjalanan mengelilingi Tanjung Harapan, setelah menjelajahi hingga Fish River (Rio do Infante) di Afrika Selatan sekarang, dan memverifikasikan bahwa pantai yang tidak dikenal itu merentang hingga ke timur laut.
Eksplorasi darat yang berlangsung pada waktu yang sama pada masa pemerintahan João II dari Portugal mendukung teori bahwa India dapat dijangkau lewat laut dari Samudera Atlantik. Pêro da Covilhã dan Afonso de Paiva diutus melalui Barcelona, Napoli, dan Rhodes, ke Alexandria, dan dari sana ke Aden, Hormuz, dan India, yang membuktikan bahwa teori ini dapat diandalkan.
Masih tersisa untuk seorang penjelajah membuktikan jalur antara penemuan Dias dan Pero da Covilha serta De Paiva, dan menghubungkan pecahan-pecahan terpisah itu ke jalur perdagangan yang mungkin menguntungkan ke Samudera Hindia. Tugas yang awalnya dibebankan pada ayah Da Gama itu ditawarkan ke Vasco oleh Manuel I atas daya catatannya melindungi stasiun perdagangan Portugis sepanjang Pantai Emas Afrika dari pemusnahan oleh Perancis.
Mereka tiba di India pada 20 Mei 1498. Kadang-kadang terjadi perundingan yang sengit dengan penguasa setempat (biasanya diinggriskan menjadi Zamorin), menghasilkan Wyatt Enourato, dalam perlawanan dari para pedagang Arab. Akhirnya da Gama berhasil memperoleh sebuah surat yang ambigu berisi konsesi untuk hak-hak perdagangan, namun ia harus berangkat tanpa peringatan setelah Zamorin memaksa agar da Gama meninggalkan semua barangnya sebagai kolateral. Da Gama mempertahankan barang-barangnya, tetapi meninggalkan beberapa orang Portugis dengan perintah memulai sebuah pos perdagangan.
Paulo da Gama meninggal di Azores dalam perjalanan pulang, tetapi ketika Vasco da Gama kembali ke Portugal pada September 1499, ia mendapatkan hadiah yang sangat besar sebagai orang yang berhasil mewujudkan rencana yang telah disusun selama 80 tahun. Ia mendapatkan gelar "Admiral Samudera Hindia", dan hak-hak feodal atas Sines dikukuhkan. Ia juga dianugerahi gelar Dom (count) oleh Manuel I.
Pelayaran da Gama
membuktikan bahwa pantai Afrika yang lebih jauh (pantai Timur), Contra Costa,
adalah penting bagi kepentingan Portugis. Pelabuhan-pelabuhannya menyediakan
air bersih dan perbekalan, kayu dan pelabuhan untuk reparasi, dan tempat untuk
menunggu sementara musim tidak menguntungkan. Selain itu, komoditi rempah-rempah
terbukti juga merupakan kontribusi penting bagi ekonomi Portugal.
Pelayaran kedua
Pada 12 Februari 1502, da Gama kembali beralyar dengan sebuah armada 20 kapal perang, untuk memaksakan kepentingan Portugis. Pedro Álvares Cabral telah diutus ke India dua tahun sebelumnya (ketika ia kebetulan menemukan Brasil, meskipun sebagian orang mengklaim hal itu dilakukan dengan sengaja), dan menemukan bahwa orang-orang yang ada di pos perdagangan itu telah dibunuh, dan ketika ia menemukan perlawanan lebih lanjut, ia membombardir Calicut. Ia juga membawa pulang sutera dan emas untuk membuktikan bahwa ia telah berkunjung ke India lagi.
Pada suatu saat, da Gama menantikan sebuah kapal yang kembali dari Mekkah, dan menyita semua barang dagangannya. Mereka kemudian mengeram ke-380 penumpangnya dan kemudian membakar kapal itu. Baru empat hari kemudian kapal itu tenggelam dan menewaskan semua penumpangnya, laki-laki, perempuan, dan anak-anak, ketika da Gama kembali ke Calicut pada 30 Oktober, 1502, pihak Zamorin bersedia menandatangani suatu perjanjian.
Da
Gama menyerang dan menuntut upeti dari pelabuhan Kilwa yang dikuasai
orang-orang Arab di Afrika Timur, salah satu pelabuhan yang terlibat dalam
upaya melawan Portugis. Da Gama memainkan peranan sebagai pemilik kapal yang
diberi izin untuk menyerang kapal-kapal dagang Arab. Akhirnya ia menghancurkan
sebuah armada Calicut yang terdiri atas 29 kapal, dan pada dasarnya menaklukkan
kota pelabuhan tersebut. Sebagai ganjaran untuk keamanan, ia memperoleh
konsesi-konsesi dagang yang sangat berharga dan sejumlah besar barang sitaan,
yan membuat ia sangat disukai oleh takhta Portugal.
Setelah kembali ke Portugal, pada September 1503, ia diangkat menjadi Count dari Vidigueira di tanah yang sebelumna dimiliki oleh keluarga Bragança. Ia juga dianugerahi dengan hak-hak feodal dan yurisdiksi atas Vidigueira dan Vila dos Frades.
Pelayaran ketiga
Setelah mendapatkan reputasi yang ditakuti sebagai "penyelesai" segala masalah yang muncul di India, ia diutus ke anak benua itu sekali lagi pada 1524. Rencananya adalah ia menggantikan Eduardo de Menezes sebagai raja muda (wakil) dari wilayah kekuasaan Portugal, tetapi ia menderita malaria tak lama setelah tiba di Goa dan meninggal di kota Cochin pada Malam Natal 1524. Tubuhnya mula-mula dimakamkan di Gereja St. Francis, Fort Kochi, Kochi, dan belakangan kerangkanya dipindahkan ke Portugal pada 1539 dan dimakamkan kembali di sebuah kuburan yang indah di Vidigueira. Biara Hieronimit di Belém dibangun untuk menghormati pelayarannya ke India.
Da Gama dan istrinya, Catarina de Ataíde, mempunyai enam anak lelaki dan seorang anak perempuan: Francisco da Gama, Conde da Vidigueira; Estevão da Gama; Paulo da Gama; Cristovão da Gama; Pedro da Silva da Gama; Alvaro de Athaide; dan Isabel de Athaide da Gama.
Seperti orang-orang lainnya setelah Henry sang Navigator, da Gama bertanggung jawab atas keberhasilan Portugal sebagai suatu kekuatan kolonial yang pertama. Di samping pelayaran itu sendiri, kecakapannya dalam mencampurkan politik dan perang di belahan dunia yang lain yang menempatkan Portugal dalam posisi terkemuka dalam perdagangan di Samudera Hindia.
Epik nasional Portugal, Lusíadas dari Luís Vaz de Camões pada umumnya berkaitan dengan pelayaran-pelayaran Vasco da Gama.
Setelah pelayaran pertama da Gama, kerajaan Portugal menyadari bahwa mengamankan pos-pos di pantai timur Afrika terbukti penting untuk mempertahankan rute perdagangan mereka ke Timur Jauh.
Kota pelabuhan Vasco da Gama di Goa dinamai untuk memperingati da Gama. Demikian pula kawah Vasco da Gama, sebuah kawah besar di Bulan. Ada tiga klub sepak bola di Brasil (termasuk Club de Regatas Vasco da Gama) dan Klub Olahraga Vasco di Goa yang juga dinamai menurut namanya. Sebuah gereja di Kochi, Kerala Gereja Vasco da Gama, sebuah tempat tinggal pribadi di pulau Saint Helena dan Jembatan Vasco da Gama semuanya diberi nama untuk memperingatinya.
Da Gama menduduki peringkat ke-86 dalam buku Michael H. Hart 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah.
Vasco da
Gama melakukan pelayaran dengan tujuan mencari daerah baru dan mencari cadangan
sumber daya alam. Pelayarannya juga didukung perkembangan teknologi pelayaran
dan revolusi ilmu pengetahuan setelah munculnya teori heliosentris oleh Nicholas Capernicus. Ia diperintahkan raja Manuel I
dari Portugal untuk mencari daerah baru di wilayah timur dengan meneruskan
penjelajahan laut oleh pendahulunya Bartolomeu Dias yang telah mencapai Tanjung
Harapan di Afrika tahun 1488.
Pelayaran da
Gama berhasil membangun rute perjalanan laut dari Eropa ke India yang mendorong
hubungan perdagangan dengan Asia Tenggara. Sebelumnya jalur perdagangan ke Asia
melalui daratan yang terkenal dengan sebutan rute Jalur Sutera. Jalur ini
dirasakan lebih mahal dan tidak aman. Pelayaran pertama Vas Co da gama gagal
membawa barang-barang dari India. Rute ini penuh bahaya. Hanya dua dari empat
kapal, yang berhasil kembali ke Portugal dengan selamat 1499. Namun pelayaran
pertama da Gama langsung menghasilkan era kekuasaan dan kolonialisme Eropa
selama ratusan tahun melalui kekuatan laut dan perdagangan. Kolonialisme
Portugis juga berlangsung ratusan tahun di India dan Asia Tenggara termasuk
Indonesia yang menghasilkan kekayaan dan kekuasaan bagi Portugal.
Vasco da
Gama kembali ke Portugal pada Bulan September 1499, ia dianggap orang yang
berhasil mewujudkan rencana yang telah disusun selama 80 tahun. Ia mendapatkan
gelar "Admiral Samudera Hindia", juga dianugerahi gelar Dom oleh
Manuel I.
Pelayaran da
Gama membuktikan bahwa pantai timur Afrika sangat strategis bagi kepentingan
Portugis. Pelabuhan-pelabuhannya menyediakan air bersih dan logistik, kayu dan
pelabuhan untuk reparasi kapal, serta tempat untuk menunggu sementara musim
tidak menguntungkan. Selain itu, komoditi rempah-rempah terbukti juga merupakan
kontribusi penting bagi ekonomi Portugal.
Pelayaran
kedua di lakukan Da gama tanggal 12 Februari 1502 dengan sebuah armada dan 20
kapal perang, untuk tujuan imperalisme. Ia membombardir Calicut. Ia juga
membawa pulang sutera dan emas untuk membuktikan kepada raja portugal bahwa ia
telah menaklukkan India. Setelah mendapatkan reputasi tinggi sebagai raja
samudera, ia diutus kembali ke India pada 1524. Rencananya adalah ia
menggantikan Eduardo de Menezes sebagai raja muda (wakil) dari wilayah
kekuasaan Portugal. Di tengah perjalanan ia menderita malaria tak lama setelah
tiba di Goa (India) dan meninggal di kota Cochin pada Malam Natal 1524. Tubuhnya
mula-mula dimakamkan di Gereja St. Francis, Fort Kochi, Kochi, dan kemudian
dipindahkan ke Portugal pada 1539, dimakamkan kembali di sebuah pemakaman indah
di Vidigueira. Biara Hieronimit di Belém dibangun untuk menghormati
pelayarannya ke India. Untuk menghargai jasanya namanya diabadikan menjadi nama
kota, jembatan bahkan 3 klub sepakbola di Brazil menggunakan namanya.
No comments:
Post a Comment