MEDANG KAMULAN
(Misteri Yang Belum
Terungkap)
Medang
Kamulan adalah nama kerajaan yang saat ini masih menjadi bahasan para ahli
sejarah dan arkeolog, sejarah dan keberadaan Medang Kamulan masih menjadi
bahasan hangat di kalangan para ahli sejarah, Medang Kamulan sendiri mengandung
arti “Permulaan Medang” atau “Pra Medang”, karena dalam bahasa Jawa ataupun
bahasa sunda “Mulan” mengandung arti “awal” atau “pra”, sehingga sebagian
mengartikan bahwa Medang Kamulan berarti awal dari Medang atau Pra Medang, dan
secara harfiah berarti “awal mula kerajaan atau wilayah Medang.”
Walaupun
belum ditemukannya situs-situs peninggalan Medang Kamulan, namun sebagian ahli
mempercayai bahwa Medang Kamulan memang pernah ada, bisa jadi berbentuk
kerajaan ataupun berbentuk suatu wilayah.
Kemungkinan
terbesar nama “Medang” terdapat pada
legenda-legenda serta mitologi yang beredar di masyarakat Jawa dan juga Sunda
merupakan sebutan atas ingatan mereka terhadap suatu kerajaan historis yang
bernama “Medang” yang diperkirakan ada pada abad 8-11 Masehi.
Nama
Medang Kamulan muncul dari berbagai kisah legenda, pada beberapa legenda dan
literatur, diantaranya adalah:
1.
Legenda Aji Saka
Pada legenda Aji saka Medang
Kamulan disebutkan bahwa Bledug Kuwu di Kabupaten Grobogan adalah tempat
munculnya Jaka Linglung setelah menaklukkan Prabu Dewata Cengkar, dimana Prabu
Dewata Cengkar dianggap sebagai salah satu Penguasa di Medang Kamulan.
2.
Kisah Bujangga Manik
Pada literatur naskah Bujangga
Manik Baris ke-782 dan 783 disebutkan bahwa Perjalanan Bujangga Manik dari abad
ke-15 setelah Bujangga Manik meninggalkan Pulutan (salah satu desa di sebelah barat
Purwodadi, Jawa Tengah) Bujangga Manik tiba di "Medang Kamulan", dikatakan
pula bahwa setelah menyeberangi Sungai Wuluyu, tibalah ia di Gegelang yang
terletak di sebelah selatan Medang Kamulan, dan naskah ini dianggap sebagai
salah satu naskah yang falid yang menyebutkan bahwa pernah ada nama daerah yang
bernama Medang Kamulan walaupun tidak disebutkan bahwa Medang Kamulan adalah
sebuah kerajaan, sehingga hingga saat inipun belum ada yang memastikan bahwa
Medang Kamulan adalah sebuah kerajaan atau bukan.
3.
Naskah Serat Centini
Pada naskah Serat Centhini
menyebutkan bahwa istana Medang Kamulan terletak di barat laut daerah Kasanga,
yaitu tempat meninggalnya Jaka Linglung, namun pada naskah tersebut disebutkan
bahwa Jayengresmi tidak dapat menemukan kembali kerajaan tersebut karena sudah
rata dengan tanah dan di tutupi hutan yang lebat.
4.
Pendapat Van der Meulen (1894 – 1989)
Van der Meulen seorang
Penjelajah, Diplomat, dan Penulis asal Belanda yang pernah bertugas di
Indonesia menduga, walaupun ia sendiri tidak yakin, bahwa Medang Kamulan
kemungkinan adalah "Hasin-Medang-Kuwu-lang-pi-ya" yang diajukan van
Orsoy, dalam artikelnya tentang Kerajaan "Ho-Ling" yang disebut dalam
catatan Tiongkok. Hal ini membuka kemungkinan bahwa Medang Kamulan barangkali
memang pernah ada.
5.
Pendapat sebagian para tokoh adat
Sunda
Sebagian tokoh adat sunda
menyebutkan bahwa “Medang Kamulan” adalah pendahulu kerajaan “Galuh”.
Demikian
pendapat beberapa sumber dan literature tentang “Medang Kamulan” yang hingga
saat ini belum bisa diketahui secara pasti kebenaran dan keberadaannya, namun
ada beberapa pendapat pula yang menyebutkan bahwa “Medang Kamulan” merupakan
kelanjutan dari Kerajaan Mataram Lama yang ada di daerah Jawa Tengah.
Berdasarkan
pada informasi berita Online Kompas.com, yang terbit pada 30 April 2017
menyebutkan ada sebuah dusun bernama “Medang” yang terletak di Desa. Banjarejo,
Kecamatan Gabus, Kabupaten Gerobogan, Provinsi Jawa Tengah, pada 30 April 2017
dalam berita tersebut disebutkan bahwa warga Medang banyak menemukan
serpihan-serpihan emas, serta beberapa benda yang diyakini peninggalan jaman
purbakala, bahkan ditemukan pula beberpa fosil binatang purba, dan sejak 2010
warga Medang memiliki kebiasaan mendulang emas dan mencari benda-benda berharga
Adapun untuk penemuan yang diakui sebagai peninggalan zaman kerajaan, warga
menemukan sejumlah perhiasaan, koin kuno, guci, lumpang batu, yoni, artefak dan
lesung.
Bahkan,
pada Oktober 2015, ditemukan fondasi bangunan dengan struktur batu bata yang
berukuran besar (40 x 20 x 9 cm). Fondasi bangunan yang masih tersusun rapi itu
ditemukan terpendam di tengah areal persawahan setempat. Diperkirakan, panjang
fondasi bangunan itu mencapai satu kilometer lebih. Mitologi yang melekat kuat
pada warga setempat meyakini bahwa konon dahulu wilayah Desa Banjarejo
merupakan lokasi peradaban Kerajaan Medang.
Pada
tahun 2017 bulan April jumlah fosil yang sudah ditemukan di Desa.Banjarejo 850
patahan fosil dari 15 jenis hewan purbakala mulai dari gajah, kudanil, badak,
rusa, serigala, kura-kura, buaya, sungai, siput, kerang, kerbau dan sebagainya,
hingga akhirnya banyak peneliti yang berdatangan ke Banjarejo untuk mendalami
berbagai penemuan ini.
Fenomena
di Desa Banjarejo ini menarik perhatian para peneliti Balai
Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran dan Balai Arkeologi
Yogyakarta. Bahkan, pada akhir 2016, Guru Besar dan Arkeolog Museum National
d'Histoire Naturelle Prancis, Profesor Francois sempat berkunjung ke Desa
Banjarejo. Ia mengutarakan niatnya akan menggelar penelitian di Desa Banjarejo.
Balai Arkeologi Yogyakarta akhirnya menamai lokasi penemuan fondasi bangunan
dengan struktur batu bata berukuran besar itu sebagai "Situs Medang".
Dan
selanjutnya kita tinggal menunggu hasil dari penelitian para ahli tersebut,
benarkah Medang Kamulan itu pernah ada, dan kalaupun pernah ada benrakah Medang
Kamulan merupakan sebuah kerajaan, dan apa hubungan Medang Kamulan dengan
sejarah masa lalu negeri ini?.
No comments:
Post a Comment