Sunday, February 3, 2019

MEDANG KAMULAN


MEDANG KAMULAN
(Misteri Yang Belum Terungkap)

Medang Kamulan adalah nama kerajaan yang saat ini masih menjadi bahasan para ahli sejarah dan arkeolog, sejarah dan keberadaan Medang Kamulan masih menjadi bahasan hangat di kalangan para ahli sejarah, Medang Kamulan sendiri mengandung arti “Permulaan Medang” atau “Pra Medang”, karena dalam bahasa Jawa ataupun bahasa sunda “Mulan” mengandung arti “awal” atau “pra”, sehingga sebagian mengartikan bahwa Medang Kamulan berarti awal dari Medang atau Pra Medang, dan secara harfiah berarti “awal mula kerajaan atau wilayah Medang.”

Walaupun belum ditemukannya situs-situs peninggalan Medang Kamulan, namun sebagian ahli mempercayai bahwa Medang Kamulan memang pernah ada, bisa jadi berbentuk kerajaan ataupun berbentuk suatu wilayah.

Kemungkinan terbesar nama “Medang”  terdapat pada legenda-legenda serta mitologi yang beredar di masyarakat Jawa dan juga Sunda merupakan sebutan atas ingatan mereka terhadap suatu kerajaan historis yang bernama “Medang” yang diperkirakan ada pada abad 8-11 Masehi.
Nama Medang Kamulan muncul dari berbagai kisah legenda, pada beberapa legenda dan literatur, diantaranya adalah:
1.      Legenda Aji Saka
Pada legenda Aji saka Medang Kamulan disebutkan bahwa Bledug Kuwu di Kabupaten Grobogan adalah tempat munculnya Jaka Linglung setelah menaklukkan Prabu Dewata Cengkar, dimana Prabu Dewata Cengkar dianggap sebagai salah satu Penguasa di Medang Kamulan.

2.      Kisah Bujangga Manik
Pada literatur naskah Bujangga Manik Baris ke-782 dan 783 disebutkan bahwa Perjalanan Bujangga Manik dari abad ke-15 setelah Bujangga Manik meninggalkan Pulutan (salah satu desa di sebelah barat Purwodadi, Jawa Tengah) Bujangga Manik tiba di "Medang Kamulan", dikatakan pula bahwa setelah menyeberangi Sungai Wuluyu, tibalah ia di Gegelang yang terletak di sebelah selatan Medang Kamulan, dan naskah ini dianggap sebagai salah satu naskah yang falid yang menyebutkan bahwa pernah ada nama daerah yang bernama Medang Kamulan walaupun tidak disebutkan bahwa Medang Kamulan adalah sebuah kerajaan, sehingga hingga saat inipun belum ada yang memastikan bahwa Medang Kamulan adalah sebuah kerajaan atau bukan.

3.      Naskah Serat Centini
Pada naskah Serat Centhini menyebutkan bahwa istana Medang Kamulan terletak di barat laut daerah Kasanga, yaitu tempat meninggalnya Jaka Linglung, namun pada naskah tersebut disebutkan bahwa Jayengresmi tidak dapat menemukan kembali kerajaan tersebut karena sudah rata dengan tanah dan di tutupi hutan yang lebat.

4.      Pendapat Van der Meulen (1894 – 1989)
Van der Meulen seorang Penjelajah, Diplomat, dan Penulis asal Belanda yang pernah bertugas di Indonesia menduga, walaupun ia sendiri tidak yakin, bahwa Medang Kamulan kemungkinan adalah "Hasin-Medang-Kuwu-lang-pi-ya" yang diajukan van Orsoy, dalam artikelnya tentang Kerajaan "Ho-Ling" yang disebut dalam catatan Tiongkok. Hal ini membuka kemungkinan bahwa Medang Kamulan barangkali memang pernah ada.

5.      Pendapat sebagian para tokoh adat Sunda
Sebagian tokoh adat sunda menyebutkan bahwa “Medang Kamulan” adalah pendahulu kerajaan “Galuh”.

Demikian pendapat beberapa sumber dan literature tentang “Medang Kamulan” yang hingga saat ini belum bisa diketahui secara pasti kebenaran dan keberadaannya, namun ada beberapa pendapat pula yang menyebutkan bahwa “Medang Kamulan” merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Lama yang ada di daerah Jawa Tengah.

Berdasarkan pada informasi berita Online Kompas.com, yang terbit pada 30 April 2017 menyebutkan ada sebuah dusun bernama “Medang” yang terletak di Desa. Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Gerobogan, Provinsi Jawa Tengah, pada 30 April 2017 dalam berita tersebut disebutkan bahwa warga Medang banyak menemukan serpihan-serpihan emas, serta beberapa benda yang diyakini peninggalan jaman purbakala, bahkan ditemukan pula beberpa fosil binatang purba, dan sejak 2010 warga Medang memiliki kebiasaan mendulang emas dan mencari benda-benda berharga Adapun untuk penemuan yang diakui sebagai peninggalan zaman kerajaan, warga menemukan sejumlah perhiasaan, koin kuno, guci, lumpang batu, yoni, artefak dan lesung.



Bahkan, pada Oktober 2015, ditemukan fondasi bangunan dengan struktur batu bata yang berukuran besar (40 x 20 x 9 cm). Fondasi bangunan yang masih tersusun rapi itu ditemukan terpendam di tengah areal persawahan setempat. Diperkirakan, panjang fondasi bangunan itu mencapai satu kilometer lebih. Mitologi yang melekat kuat pada warga setempat meyakini bahwa konon dahulu wilayah Desa Banjarejo merupakan lokasi peradaban Kerajaan Medang.



Pada tahun 2017 bulan April jumlah fosil yang sudah ditemukan di Desa.Banjarejo 850 patahan fosil dari 15 jenis hewan purbakala mulai dari gajah, kudanil, badak, rusa, serigala, kura-kura, buaya, sungai, siput, kerang, kerbau dan sebagainya, hingga akhirnya banyak peneliti yang berdatangan ke Banjarejo untuk mendalami berbagai penemuan ini.

Fenomena di Desa Banjarejo ini menarik perhatian para peneliti Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran dan Balai Arkeologi Yogyakarta. Bahkan, pada akhir 2016, Guru Besar dan Arkeolog Museum National d'Histoire Naturelle Prancis, Profesor Francois sempat berkunjung ke Desa Banjarejo. Ia mengutarakan niatnya akan menggelar penelitian di Desa Banjarejo. Balai Arkeologi Yogyakarta akhirnya menamai lokasi penemuan fondasi bangunan dengan struktur batu bata berukuran besar itu sebagai "Situs Medang".

Dan selanjutnya kita tinggal menunggu hasil dari penelitian para ahli tersebut, benarkah Medang Kamulan itu pernah ada, dan kalaupun pernah ada benrakah Medang Kamulan merupakan sebuah kerajaan, dan apa hubungan Medang Kamulan dengan sejarah masa lalu negeri ini?.




No comments:

Post a Comment

POSTER PLANTAE