Peradaban Lembah Sungai Indus
Peradaban Lembah Sungai Indus,
2800 SM–1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai
Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan India barat.
Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Harappan Lembah Indus,
karena kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus
Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900 SM.
Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang
dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah mengalir.
harappaSebuah peradaban tinggi
bernama Harappa pernah berada di India pada ribuan tahun yang lalu dengan
lay-out kota yang sangat canggih.
Penemuan kebudayaan di sungai India kuno, berawal
pada abad ke-19 (tahun 1870), dan mulai dieksplorasi oleh bangsa Inggris.
Hingga sekarang, penggalian kebudayaan sungai India kuno tidak pernah berhenti,
bahkan menemukan lagi sebuah aliran sungai kuno lainnya, pada dua sisi aliran
sungai kuno ini tidak sedikit ditemukan juga peninggalan kuno lainnya.
Di abad 20, awal tahun 1980-an,
Amerika dan Pakistan membentuk Lembaga Arkeologi Amerika-Pakistan, dan dengan
demikian pekerjaan arkeologi semakin maju.
Kejayaan Sebuah Peradaban
harappa1
Munculnya peradaban Harappa lebih
awal dibanding kitab Veda, saat itu bangsa Arya belum sampai India. Waktunya
adalah tahun 2500 sebelum masehi, bangsa Troya mendirikan kota Harappa dan
Mohenjondaro serta kota megah lainnya didaerah aliran sungai India. Tahun 1500
sebelum masehi, suku Arya baru menjejakkan kaki di bumi India Kuno.
Asal mula peradaban India,
berasal dari kebudayaan sungai India, mewakili dua kota peninggalan kuno yang
paling penting dan paling awal dalam peradaban sungai India, yang sekarang
letaknya di kota Mohenjodaro, propinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa
dipropinsi Punjabi.
Menurut penentuan karbon 14,
keberadaan kedua kota ini seharusnya adalah antara tahun 2000 hingga 3000
sebelum masehi, lagi pula kota Harappa mengekskavasi perkakas batu 10 ribu
tahun lampau. Luasnya kurang lebih 25 km persegi.
Awal abad ke-20, arkeolog Inggris
Marshell mengekskavasi kota kuno Mohenjondaro dan Hara. Hasilnya tingkat
kesibukan dan keramaian kedua kota tersebut membuat Marshell terkejut. Ini
adalah bekas ibukota dua negara merdeka pada jaman peradaban sungai India
antara tahun 2350-1750 sebelum masehi, penelitian lebih lanjut menghasilkan
perhitungan, dua kota masing-masing terdapat sekitar 30 hingga 40 ribu
penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London yang paling besar pada
abad pertengahan.
Kota dibagi 2 bagian yaitu kota
pemerintahan dan kota administratif. Kota administratif adalah daerah
pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan raya yang silang menyilang,
kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan barang-barang tembikar.
Kota pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan. Fondasi bangunan yang luas
membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling
dan menara gedung mencerminkan kewibawaan Raja. Sistim saluran air bawah tanah
yang sempurna dengan menggunakan bata membuat kehidupan kota manusia sudah
berubah menjadi nyata
Puing-puing menunjukkan Harappa merupakan
sebuah kota yang mempunyai rancangan bangunan disekeliling ruang lingkup
tertentu, kurang lebih menggunakan bahan yang sama, segalanya sangat teratur,
bahwa pada tahun 3000 sebelum masehi, orang-orang membangun kota dengan skala
yang sedemikian, memperlihatkan tingginya peradaban mereka. Kedua kota ini
hilang pada tahun 1750 sebelum masehi, kira-kira dalam waktu 1000 tahun
kebelakang, didaerah aliran sungai India tidak pernah ada lagi kota yang
demikian megahnya, namun pada 500 tahun lampau, ketika bangsa Arya datang
menginvasi, kebudayaan Harappa sudah merosot.
Sejarah peradaban India kuno lalu
menampakkan suatu kondisi patah, hingga muncul kerajaan baru pada abad ke-6
sebelum masehi, peradaban kota baru jaya kembali di aliran sungai India.
Perkembangan peradaban tinggi India kuno terhadap bangkit dan musnahnya budaya
Harappa, telah menambah sebuah misteri pada peradaban India
India adalah negara yang memiliki
sejarah peradaban tinggi. Para ahli sejarah memperkirakan peradaban Lembah
Sungai Indus pada kurun waktu 2800 SM–1800 SM. Peradaban India Kuno ini dikenal
sebagai peradaban Harappa karena penggalian pertamanya di kota Harappa. Adalah
seorang arkeolog berkebangsaan Inggris bernama Sir John Hubert Marshall yang
mengungkapkan adanya kota kuno Harappa dan Mohenjondaro pada awal abad ke-20.
Peradaban kuno tersebut berada di
tepi aliran dua sungai besar, yaitu Sungai Indus yang masih ada sampai sekarang
dan Sungai Sarasvati yang mungkin telah kering pada akhir 1900 SM. Para ahli
meyakini bahwa pusat peradaban
Mohejodaro terletak di Lembah Indus yang berada di timur Sungai Indus, tepatnya
di provinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa diprovinsi Punjabi, India.
Secara geografis, letak peradaban
kuno ini di sebelah utara berbatasan dengan pegunungan Himalaya. Sebelah barat
berbatasan dengan Pakistan. Di selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia dan
sebelah timur berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh.
Bangsa Dravida, Penduduk Pertama Lembah Indus
Bangsa yang pertama kali
membangun peradaban Mohenjo Daro dan Harappa ini diperkirakan adalah Bangsa
Dravida. Bangsa Dravida termasuk ras australoid dengan bibir tebal, kulit
hitam, hidung pesek, berbadan tegap dan berambut ikal. Mereka sudah menetap dan
tinggal di Lembah Indus dengan bercocok tanam sesuai keadaan alam sekitar
lembah yang subur dan dialiri sungai.
Lambat laun, Lembah Indus menjadi
ramai dengan jumlah penduduk diperkirakan mencapai 30 hingga 40 ribu orang.
Jumlah populasi sebanyak itu terbagi menjadi dua, yaitu wilayah administratif
dan wilayah kota. Wilayah administratif adalah daerah permukiman, banyak
ditemui rumah tempat tinggal padat dengan jalan raya yang saling menyilang,
serta toko-toko penjual tembikar di kedua sisi jalan.
Sementara itu, wilayah kota
adalah daerah pusat pemerintahan. Penghuninya adalah raja dan pimpinan lain
beserta keluarganya. Antara wilayah pemukiman dan wilayah pemerintahan dibatasi
pagar tinggi besar yang dilengkapi menara dan sistem saluran air bawah tanah.
Invasi Bangsa Arya
Pendukung peradaban Lembah Sungai
Gangga adalah bangsa Arya yang termasuk bangsa Indo-Jerman. Mereka datang dari
daerah Kaukasus dan menyebar ke arah timur. Bangsa Arya memasuki wilayah India
antara tahun 200-1500 SM, melalui Celah Kaibar di Pegunungan Hirnalaya.
Bangsa Arya adalah bangsa
peternak dengan kehidupan yang terus mengembara. Setelah berhasil mengalahkan
bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, akhirnya
mereka hidup menetap.
Selanjutnya, mereka menduduki
Lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya. Kebudayaan campuran
antara kebudayaan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan sebutan
kebudayaan Hindu.
Perkembangan sistem pemerintahan
di Lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan ~an sistem pemerintahan masyarakat
di daerah Lembah Sungai Indus. Runtuhnya Kerajaan Maurya menjadikan keadaan
kerajaan menjadi kacau dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil
yang ingin berkuasa. Keadaan yang kacau, mulai aman kembali setelah munculnya
kerajaan-kerajaan baru. Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta
dan Kerajaan Harsha.
Kerajaan Gupta
Pendiri Kerajaan Gupta adalah
Raja Candragupta I dengan pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa
pemerintahan Raja Candragupta I, agama Hindu dijadikan agama negara, namun
agama Buddha masih tetap dapat berkembang.
Masa kejayaan Kerajaan Gupta
terjadi pada masa pemerintahan Samudragupta (Cucu Candragupta 1). Pada masa
pemerintahannya Lembah Sungai Gangga dan Lembah Sungai Indus berhasil
dikuasainya dan Kota Ayodhia ditetapkan sebagai ibukota kerajaan.
Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta
II, yang dikenal sebagai Wikramaditiya. Ia juga bergama Hindu, namun tidak
memandang rendah dan mempersulit perkembangan agama Budha. Bahkan pada masa
pemerintahannya berdiri perguruan tinggi agama Buddha di Nalanda. Di bawah
pemerintahan Candragupta II kehidupan rakyat semakin makmur dan sejahtera..
Kesusastraan mengalami masa gemilang. Pujangga yang terkenal pada masa ini
adalah pujangga Kalidasa dengan karangannya berjudul “Syakuntala”. Perkembangan
seni patung mencapai kemajuan yang juga pesat. Hal ini terlihat dari
pahatan-pahatan dan patung-patung terkenal menghiasi kuil-kuil di Syanta.
Dalam-perkembangannya Kerajaan
Gupta mengalami kemunduran setelah meninggalnya Raja Candragupta II. India
mengalami masa kegelapan selama kurang lebih dua abad.
Kerajaan Harsha
Setelah mengalami masa kegelapan, baru pada
abad ke-7 M muncul Kerajaan Harsha dengan rajanya Harshawardana. Ibu kota
Kerajaan Harsha adalah Kanay. Harshawardana merupakan seorang pujangga besar.
Pada masa pemerintahannya kesusastraan dan pendidikan berkembang dan pesat.
Salah satu pujangga yang terkenal pada masa kerajaan Harshawardana adalah
pujangga Bana dengan karyanya berjudul “Harshacarita”.
Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu,
tetapi kemudian memeluk agama Buddha. Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun
wihara dan stupa, serta dibangun tempattempat penginapan dan fasilitas
kesehatan. Candi-candi yang rusak diperbaiki dan membangun candi-candi baru.
Setelah masa pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-1 1 M tidak pernah
diketahui adanya raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha.
Kebudayaan Lembah Sungai Gangga
Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan
Hindu berkembang, baik di wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu
memuja banyak dewa (Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu
(Dewa Angin), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain
sebagainya. Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian
kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan
selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama Buddha. Hal
ini dipelopori oleh Sidharta Gautama.
Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat
India setelah Sidharta Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama Buddha
terbagi menjadi dua aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana. Peradaban
Sungai Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti
kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai ini
kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.
No comments:
Post a Comment