Kata Pengantar
Maha Suci Allah yang telah
mmeberikan nikmat dan karuniaNya kepada kita semua, shalawat serta salam
senantiasa terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad S.A.W.
Makalah
tentang Agresi Militer Belanda I dan II ini kami susun untuk memenuhi tugas
kelompok PKN kelas 9 semester 2 di................., ucapan terimakasih kami
sampikan untuk segenap pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga saya bisa menyeesaikan makalah sederhana ini.
kami
sadari dalam makalah yang sederhana ini masih banyak kekurangan, dan saya
berharap agar ada masukan positif agar saya dapat memperbaiki kekurangan
tersebut dikemudian hari.
Harapan
saya agar makalah sederhana ini bisa bermanfaat bagi setiap pembacanya.
Gunung
Putri
Penuli
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
................................................................................. i
Daftar
Isi............................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.A.
Latar Belakang Masalah............................................................... 1
I.B.
Tujuan Penulisan Makalah........................................................... 1
I.C.
Ruang Lingkup Bahasan.............................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN
II.A.
Pendahuluan.............................................................................. 3
II.B.
Agresi Militer Belanda I dan II................................................... 4
II.C.
Dampak dari Agresi Militer Belanda ......................................... 7
BAB III
PENUTUP
III.A.
Kesimpulan................................................................................ 10
III.B.
Saran.................................................................................................. 10
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
I.A. Latar Belakang Masalah
Kemerdekaan Indonesia merupakan
kemerdekaan yang di hasilkan dari perjuangan panjang bangsa ini, kemerdekaan
Indonesia bukan merupakan hadiah atau pemberian yang di dapat Cuma-Cuma dari
para penjajah, tapi merupakan berkah dan anugerah dari Tuhan dengan jalam
berjuang dan berkorban jiwa dan raga, dengan tangis, dan cucuran darah dari
para pejuang.
Setelah kekalahan Jepang oleh Sekutu
Indonesia memanfaatkan moment tersebut dengan memproklamirkan kemerdekaan bangsa
Indonesia, namun ini bukan berarti bangsa ini sudah bisa menghirup udara
merdeka dengan tenang atau Indonesia sudah bisa merdeka sepenuhnya, malah
sebaliknya, masih banyak bangsa-bangsa lain yang masih menginingkan dan
menguasai Indonesia.
Setelah Jepang meninggalkan Indonesia
sekutu masuk kembali keIndonesia dengan alasan awalnya melucuti tentara Jepang di
Indonesia, pasukan Belanda kembali ke Indonesia dengan cara bergabung dengan
pasukan sekutu (NICA).
Dengan cara-cara licik Belanda tersebut
membuat para pejuang terpaksa tetap mengangkat senjata, dan terjadilah
perlawanan-perlawanan di berbagai daerah di Indonesia, demikian pula pasukan
Belanda selalu gencar menyerang para pejuang Indonesia, salah satunya adalah
dengan melakukan Agresi Militer atau polisionel.
Dan pada kesempatan kali ini kami dari
kelompok 2 akan mencoba meyusun makalah tentang Sgresi Militer Belanda I dan
II.
I.B.
Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang peristiwa Agresi Militer
Belanda I dan II, serta sebagai salah satu usaha untuk menumbukan dan memupuk
rasa cinta tanah air dan bangsa, serta melaksanakan tugas PKN Semester 2 kelas
9.
I.C. Ruang Lingkup Bahasan
Ruang laingkup bahasan dalam makalah ini
adalah :
1. Kronologis
Agresi Milter Belanda I.
2. Kronologis
Agresi Militer Belanda II.
3. Dampak
dari Agresi Militer Belanda I dan II.
BAB II
PEMBAHASAN
II.A. Pendahuluan
Aksi Polisionil atau juga dikenal dengan
sebutan Agresi Militer Belanda, adalah operasi militer yang dilancarkan oleh
militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang
dilaksanakan dari 21 Juli sampai 5 Agustus 1947 (aksi pertama) dan dari 19
Desember 1948 sampai 5 Januari 1949 (aksi kedua).
Penjajah Belanda berselisih pendapat
mengenai kemerdekaan Indonesia sesudah Jepang menyerah kalah, dan menduduki
semua pulau Indonesia kecuali Jawa dan Sumatera. Di pulau-pulau tersebut
terus-menerus terjadi pertempuran antara pasukan-pasukan Belanda dan Republik.
Di kawasan-kawasan lain di Nusantara juga ada perlawanan hebat. Selain dari itu
Belanda menuduh Indonesia kurang melindungi orang Indo-Eropa karena ribuan di
antaranya dibunuh, sebagian dengan cara digorok. Dari mereka yang terbunuh,
5000 orang dapat diindentifikasi dan lebih dari 20.000 orang sandera hilang.
(Sesudah pejabat-pejabat wibawa Belanda
berangsur-angsur kembali ketegangan antara orang pribumi dan nonpribumi
bertambah. Penduduk keturunan Tionghoa juga menjadi korban. Perdana Menteri
Sjahrir mengakhiri kurun waktu perkosa ini, yang berlangsung dari Oktober 1945
sampai Maret 1946. Topik ini, di Belanda disebut Periode Bersiap, masih saja
pantang baik di Belanda maupun di Indonesia.)
Akhirnya ada gencatan senjata dan
rundingan untuk akur politik, disebut Perjanjian Linggajati.
Aksi pertama terjadi karena saat itu
pemerintahan Indonesia dinilai oleh Belanda, tidak bekerja sama melaksanakan
isi Perjanjian Linggarjati, yang disahkan pihak Belanda tanggal 24 Maret 1947.
Pihak Indonesia dianggap sudah kehilangan kepercayaan, karena Tweede Kamer
(Parlemen Belanda) pada awalnya ragu untuk menyetujui isi perjanjian.
Aksi polisionil kedua akhir 1948
dilaksanakan memaksa Republik bekerja sama dengan pengurus Belanda untuk
deelstatenpolitiek (Politik Negara Bagian) menurut Perjanjian Linggajati.
Maksud pemerintah Belanda (Kabinet Drees/Van Schaik) menyelenggarakan Indonesia
berdasar federal dengan hubungan ketat Belanda.
II.B. Agresi Militer Belanda I dan
II
A.
Agresi Militer Belanda 1
Setelah Indonesia berhasil memproklamasikan
kemerdekaannya, Belanda ingin kembali menguasi Indonesia. Dengan diboncengi
oleh pihak sekutu, Inggris, Belanda melakukan penyerangan-penyerangan terhadap
Negara Indonesia.
Agresi Militer Belanda 1 dilatar
belakangi oleh Belanda yang tidak menerima hasil Perundingan Linggajati yang
telah disepakati bersama pada tanggal 25 Maret 1947. Atas dasar tersebut, pada
tanggal 21 Juli 1947, Belanda melakukan agresi militer pertamanya dengan
menggempur Indonesia.
Tujuan
Agresi Militer Belanda 1, adalah:
Agresi militer pertama yang dilakukan
oleh Belanda mengandung beberapa misi yang harus mereka selesaikan. Adapun
tujuan dari agresi militer ini adalah sebaga berikut:
1.
Bidang Politik
Mengepung
ibu kota RI dan menghapus RI dari peta (menghilangkan de facto RI).
2.
Bidang Ekonomi
Merebut
daerah-daerah penting, seperti Jawa Barat dan Timur sebagai penghasil bahan
makanan, Sumatera sebagai wilayah perkebunan dan pertambangan.
3.
Bidang Militer
Menghancurkan
Tentara Negara Indonesia (TNI).
Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda
menggempur Indonesia dengan menyerang Pulau Jawa dan Sumatra. Pasukan TNI yang
dikejutkan dengan serangan tersebut, terpencar-pencar dan mundur ke daerah
pinggiran untuk membangun daerah pertahanan baru. Pasukan TNI selanjutnya
membatasi pergerakan pasukan Belanda dengan taktik perang gerilya. Dengan
taktik ini, Pasukan TNI berhasil mempersulit Belanda.
Meskipun Belanda berhasil menduduki
beberapa kota-kota penting, akan tetapi justru hal ini membuat posisi Republik
Indonesia naik di mata dunia. Banyak negara-negara yang simpati dengan Republik
Indonesia, seperti Liga Arab yang akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia sejak
18 November 1946.
Agresi militer yang dilakukan oleh
Belanda terhadap Indonesia memunculkan permusuhan negara-negara Liga Arab
terhadap Belanda. Dengan demikian, kedudukan Republik Indonesia di Timur Tengah
secara politik meningkat.
Dewan Keamanan PBB pun ikut campur dalam
masalah ini, dan membentuk Komisi Tiga Negara untuk menyelesaikan konflik ini
melalui serangkaian perundingan, seperti Perundingan Renville dan Perundingan
Kaliurang. Akan tetapi, perundingan-perundingan tersebut tetap tidak diindahkan
oleh Belanda.
B.
Agresi Militer Belanda II
Aksi polisionil kedua akhir 1948
dilaksanakan memaksa Republik bekerja sama dengan pengurus Belanda untuk
deelstatenpolitiek (Politik Negara Bagian) menurut Perjanjian Linggajati.
Maksud pemerintah Belanda (Kabinet Drees/Van Schaik) menyelenggarakan Indonesia
berdasar federal dengan hubungan ketat Belanda.
Sewaktu aksi polisionil ini Yogyakarta
(Yogyakarta) langsung diserang dan pemerintah Indonesia, termasuk presiden
Soekarno, ditahan. Selainnya semua kota besar dan jalan-jalan di antaranya
diduduki. Aksi Belanda ini, sebetulnya upaya membinasakan Republik, gagal
karena percampuran tangan Perserikatan Bangsa-Bangsa, aksi-aksi boikot
internasional dan gerilya Republik yang sangat hebat. Pada Agustus 1949 sebelum
ada gencatan senjata, Yogyakarta dapat direbut kembali oleh Indonesia dalam
waktu enam jam, Belanda mundur ke Surakarta. Indonesia mengejar Belanda ke
Surakarta sebelum genjatan senjata menjelang Konferensi Meja Bundar. Akhirnya
Akhirnya Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia karena tekanan keras dari
Amerika Serikat dan pesimisnya kekuatan tentara Belanda untuk melawan Indonesia.
Sewaktu dua aksi polisi, 100.000 tentara
dikerahkan setiap kali, termasuk KNIL (Bala Tentara Hindia Belanda Kerajaan).
Ternyata aksi polisionil ini tidak terbatas, yang dinyatakan pemerintah
Belanda. Jumlahnya lebih dari 5000 tentara Belanda tewas. Pihak Indonesia
kelipatan, kira-kira lebih dari 15000.
Tanggal 18 Desember 1948 pukul 23.30,
siaran radio antara dari Jakarta menyebutkan, bahwa besok paginya Wakil Tinggi
Mahkota Belanda, Dr. Beel, akan mengucapkan pidato yang penting.
Sementara itu Jenderal Spoor yang telah
berbulan-bulan mempersiapkan rencana pemusnahan TNI memberikan instruksi kepada
seluruh tentara Belanda di Jawa dan Sumatera untuk memulai penyerangan terhadap
kubu Republik. Operasi tersebut dinamakan "Operasi Kraai" .
Pukul 2.00 pagi 1e para-compgnie
(pasukan para I) KST di Andir memperoleh parasut mereka dan memulai memuat
keenambelas pesawat transportasi, dan pukul 3.30 dilakukan briefing terakhir.
Pukul 3.45 Mayor Jenderal Engles tiba di bandar udara Andir, diikuti oleh
Jenderal Spoor 15 menit kemudian. Dia melakukan inspeksi dan mengucapkan pidato
singkat. Pukul 4.20 pasukan elit KST di bawah pimpinan Kapten Eekhout naik ke
pesawat dan pukul 4.30 pesawat Dakota pertama tinggal landas. Rute penerbangan
ke arah timur menuju Maguwo diambil melalui Lautan Hindia. Pukul 6.25 mereka
menerima berita dari para pilot pesawat pemburu, bahwa zona penerjunan telah
dapat dipergunakan. Pukul 6.45 pasukan para mulai diterjunkan di Maguwo.
Seiring dengan penyerangan terhadap
bandar udara Maguwo, pagi hari tanggal 19 Desember 1948, WTM Beel berpidato di
radio dan menyatakan, bahwa Belanda tidak lagi terikat dengan Persetujuan
Renville. Penyerbuan terhadap semua wilayah Republik di Jawa dan Sumatera,
termasuk serangan terhadap Ibukota RI, Yogyakarta, yang kemudian dikenal
sebagai Agresi Militer Belanda II telah dimulai. Belanda konsisten dengan
menamakan agresi militer ini sebagai "Aksi Polisional".
Penyerangan terhadap Ibukota Republik,
diawali dengan pengeboman atas lapangan terbang Maguwo, di pagi hari. Pukul
05.45 lapangan terbang Maguwo dihujani bom dan tembakan mitraliur oleh 5
pesawat Mustang dan 9 pesawat Kittyhawk. Pertahanan TNI di Maguwo hanya terdiri
dari 150 orang pasukan pertahanan pangkalan udara dengan persenjataan yang
sangat minim, yaitu beberapa senapan dan satu senapan anti pesawat 12,7.
Senjata berat sedang dalam keadaan rusak. Pertahanan pangkalan hanya diperkuat
dengan satu kompi TNI bersenjata lengkap. Pukul 06.45, 15 pesawat Dakota
menerjunkan pasukan KST Belanda di atas Maguwo. Pertempuran merebut Maguwo
hanya berlangsung sekitar 25 menit. Pukul 7.10 bandara Maguwo telah jatuh ke
tangan pasukan Kapten Eekhout. Di pihak Republik tercatat 128 tentara tewas,
sedangkan di pihak penyerang, tak satu pun jatuh korban.
Sekitar pukul 9.00, seluruh 432 anggota
pasukan KST telah mendarat di Maguwo, dan pukul 11.00, seluruh kekuatan Grup
Tempur M sebanyak 2.600 orang –termasuk dua batalyon, 1.900 orang, dari Brigade
T- beserta persenjataan beratnya di bawah pimpinan Kolonel D.R.A. van Langen telah
terkumpul di Maguwo dan mulai bergerak ke Yogyakarta.
Serangan terhadap kota Yogyakarta juga
dimulai dengan pengeboman serta menerjunkan pasukan payung di kota. Di
daerah-daerah lain di Jawa antara lain di Jawa Timur, dilaporkan bahwa
penyerangan bahkan telah dilakukan sejak tanggal 18 Desember malam hari.
Segera setelah mendengar berita bahwa
tentara Belanda telah memulai serangannya, Panglima Besar Soedirman
mengeluarkan perintah kilat yang dibacakan di radio tanggal 19 Desember 1948
pukul 08.00.
II.C. Dampak dari Agresi Militer
Belanda.
Agresi Mliliter Belanda tentunya
menyebabkan banyak akibat dari berbagai bidang. Bidang bidang tersebut seperti
bidang sosial, politik, dan ekonomi.
Agresi
Militer I
Dampak yang diperoleh bangsa
Indonesia akibat adanya agresi militer I oleh pihak Belanda yaitu
perekeonomian, yang sempat dikuasainya beberapa daerah-daerah perkebunan yang
cukup luas, di Sumatera Timur, Palembang, Jawa Barat dan Jawa Timur. Meski PBB
telah turut membantu mengatasi agresi militer yang dilakukan Belanda terhadap
Indonesia dengan diadakan penghentian tembak menembak, tidak berarti bahwa
tindakan militer Belanda langsung terhenti. Mereka terus-menerus mengadakan
gerakan pembersihan untuk mengamankan dareah-dareah yang telah didudukinya.
Dalam gerakan pembersihan ini sering pula terjadi tindakan kejam oleh pasukan
Belanda, terutama di dareah-daerah yang sudah mereka duduki namun tidak dapat
dikuasai, umpamanya dareah sekitar Krawang-Bekasi.
Kekejaman Belanda lain yang dapat
disebut adalah pembantaian rakyat Sulawesi Selatan pada bulan Januari 1948 oleh
pasukan Kapten Wasterling, yang juga tidak pernah dihukum. Juga peristiwa
kapten api maut di Jawa Timur, ketika prajurit-prajurit Republik Indonesia yang
tertawan oleh Belanda dimasukkan dalam gerbong kereta api yang kemudian ditutup
rapat tanpa ventilasi, sehingga semua tawanan mati lemas karena kepanasan dan
kehabisan udara.
Agresi
Militer II
Dalam sebuah tindakan agresi militer,
ada dua sudut pandang yang akan menjadi telaah kajiannya. Pertama dari sudut
pandang sang agresor, yakni Belanda. Belanda pada dasarnya bertujuan untuk
menduduki Nusantara yang telah mengkayakan negerinya. Dari sudut pandang ini,
dampak bagi Belanda adalah mengeluarkan sebagian anggaran untuk melancarkan
agresi ini. Menentang dunia dalam hal perdamaian, hingga efek pengucilan untuk
selanjutnya.
Kedua, dari sudut pandang Indonesia.
Indonesia mendapat dampak yang luar biasa besarnya. Dalam agresi militer
Belanda II ini, Indonesia dalam posisi terkekang, dari dalam dan luar negeri.
Terjadi instabilisasi politik, hukum, dan keamanaan. Setelah Soekarno dan
lainnya ditangkap, terjadi kekosongan kekuasaan di Republik Indonesia. Hingga
mennganam kedaulatan NKRI pada waktu itu. Status Negara menjadi darurat perang,
mengakibatkan macetnya roda perekonomian dan hubungan kerjasama antar
Negara-negara lain. Hal demikian yang menjadi fokus dunia untuk menyelesaikan
pertikaian konflik yang berlatar belakang wilyah dan kepentingan ini oleh
dunia. Menurut George McTurnan Kahin, dalam Nasionalisme dan Revolusi
Indonesia, percaturan politik dan militer pada Agresi Belanda II mendapat
perhatian khusus dari Dewan Keamanan PBB, hingga menyebabkan berbagai usulan
dan pendapat dari negar-negara pmegang hak veto untuk berunding dalam
permasalahan Belanda-Indonesia. Alhasil Indonesia berada pada kondisi yang
tidak stabil dengan pertaruhan yang sangat mahal.
Adanya Agresi Militer kedua yang
dilakukan Belanda terhadap Indonesia juga mengakibatkan dihancurkannya beberapa
bangunan penting di Yogyakarta, bahkan Yogyakarta yang pada saat itu sebagai
ibu kota Indonesia juga mampu dikuasai oleh Belanda. Selain itu presiden dan
wakil presiden beserta sejumlah pejabat pemerintah Indonesia berhasil ditawan
kemudian diasingkan oleh pihak Belanda.
BAB III
PENUTUP
III.A. Kesimpulan
Aksi Polisionil atau juga dikenal dengan
sebutan Agresi Militer Belanda, adalah operasi militer yang dilancarkan oleh
militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang
dilaksanakan dari 21 Juli sampai 5 Agustus 1947 (aksi pertama) dan dari 19
Desember 1948 sampai 5 Januari 1949 (aksi kedua).
Agresi militer yang dilakukan oleh
Belanda terhadap Indonesia memunculkan permusuhan negara-negara Liga Arab
terhadap Belanda. Dengan demikian, kedudukan Republik Indonesia di Timur Tengah
secara politik meningkat.
Tujuan utama dari Agresi Militer Belanda
I dan II adalah untuk melenyapkan kekuatan Militer Indonesia, sehingga nantinya
Belanda bisa dengan mudah menguasai Indonesia kembali.
III.B. Saran
Ada satu kisah yang tersisip dalam kisah
agresi militer yang dilakukan Belanda ini masalah ini jarang dibahas dan
mungkin tidak pernah diangkat kepermukaan, menilik sejarah dan informasi dari
berbagai kalangan maka diketahui bahwa serangan-serangan Belanda bisa akurat
tepat ke basis-basis geriliyawan Indonesia dikarenakan banyak sekali mata-mata
Belanda yang berasal dari bangsa kita sendiri, ini jelas nyata bahwa bangsa
kita masih banyak yang rela menggadaikan bangsanya dan harga dirinya hanya demi
kepentingan pribadi, jadi saran kami mari kita tumbuhkan rasa cinta tanah air
dan bangsa agar bangsa ini bisa menjadi bangsa yang besar, dan di hormati oleh
bangsa-bangsa yang lain, dan jangan korbankan harga diri serta bangsa ini hanya
demi kepentingan pribadi atau golongan, belajarlah dari sejarah bangsa ini.
No comments:
Post a Comment