Monday, February 4, 2019

REAKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA (Peranan Pancasila dalam mengangani prilaku sex bebas di kalangan remaja)


Sahabat COPY ANUGERAH, berikut akan saya share makalah tentang REAKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA, dengan judul makalah Peranan Pancasila dalam mengangani prilaku sex bebas di kalangan remaja, semoga bermanfaat,



Bab I
Pendahuluan
I.A. Latar Belakang Masalah
Ideologi adalah kehormatan bagi suatu bangsa. Marwah (kehormatan, jati diri), bangsa Indonesia ada dalam nilai-nilai Pancasila yang merupakan refleksi dari kepribadian Bangsa Indonesia sendiri. Sayangnya, marwah tersebut setelah sekian lama mengarungi zaman justru mulai ditinggalkan dalam praktek pengelolaan negara dan kehidupan bersama.
Pancasila seringkali hanya diperalat untuk memuaskan hasrat politik para penguasa sebagai alat legitimasi. Salah satu penyebab hal tersebut terjadi, karena Pancasila ditinggalkan oleh sumber moralitas tertinggi kepada Tuhan.
Pengembalian marwah Pancasila dapat ditempuh dengan kembali merenungi nilai
paling hakiki, yang memperkaya, yang menunjukkan identitas asli Bangsa Indonesia sejak dulu, yaitu religiusitas. Maka di saat banyak konflik antarkeyakinan melanda negeri ini, justru dari problem besar keberagaman dan keberagamaan akan kita gali nilai pondasi bagi keempat sila lainnya untuk mewujudkan Pancasila sebagai weltanschauung sekaligus narasi besar Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa disadari memang kurang disosialisasikan kepada masyarakat, generasi muda seakan-akan kurang memaknai pentingnya mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu.
Aktualisasi pancasila pada kehidupan di masyarakat sudah menjadi satu keharusan, baik kehidupan berbangsa dan bernegara maupun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, terlebih pada era globalisasi ini dimana nilai-nilai pancasila sudah mulai luntur, dengan adanya reaktualisasi pancasila maka diharapkan loyalitas warga masyarakat dan warganegara terhadap Pancasila tetap tinggi, terutama di kalangan remaja.
Gaya hidup remaja pada saat ini yang semakin hari semakin mengkhawatirkan membuat peranan dari aplikasi atas nilai-nilai pancasila semakin dibutuhkan, budaya Sex bebas salah satu diantaranya.
Saat ini budaya sex bebas dikalangan remaja saat ini menjadi momok yang cukup menyita banyak perhatian, dan hal tersebut akan coba penulis bahasa dalam makalah sederhana ini.
I.B. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui dan memahami tentang reaktualisasi Pancasila sebagai salah satu cara menangani permasalahan sex bebas dikalangan remaja saat ini.
2.      Menanamkan pancasila di dalam diri penulis sebagai salah satu cara untuk melindungi diri dari dampak buruk gencarnya arus globalisasi.
I.C. Ruang Lingkup Bahasan
Ruang lingkup bahasan dalam makalah ini adalah :
1.      Problematika sex bebas yang terjadi di kalangan remaja.
2.      Peranan pancasila sebagai usaha untuk menangani permasalahan sex bebas dikalangan remaja.





Bab II
Pembahasan
II.A. Pokok Masalah (Sex bebas dikalangan remaja).
Pergaulan bebas adalah  salah satu bentuk perilaku menyimpang yang melewati batas kewajiban, tuntutan,aturan, syarat,dan perasaan malu. Pengertian pergaulan bebas di ambil dari kata Pergaulan  yang artinya proses interaksi antar individu atau individu dengan kelompok, sedang kata Bebas yang artinya terlepas dari kewajiban, aturan, tuntutan, norma agama, dan pancasila.
Kita tentu faham bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada, masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.Pergaulan bebas sering dikonotasikan dengan sesuatu yang negatif seperti seks bebas, narkoba, kehidupan malam, dan lain-lain.
Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominani oleh para remaja untuk mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari uang masih banyak lagi jalan halal yang dapat mereka lakukan, pada dasarnya meraka melakukan seks bebas dengan alasan mencari uang adalah alasan sampingan, itu semua karena merekapun menyukai seks bebas tersebut tanpa berfikir akibat buruk yang akan mereka tanggung. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya. Dengan adanya kesadaran bahwa pacar bukanlah hak milik selamanya maka seorang remaja akan lebih berfikir ulang untuk melakukan seks bebas.
Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah penderita HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah.
Seseorang dapat melakukan seks bebas karna kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karna agama adalah tumpuan bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi pengetahuan diluar agama tentu sangat minim.
Faktor terkuat yang mempengaruhi prilaku sex bebas adalah faktor lingkungan dan juga faktor teknologi yang dicerna secara kurang tepat oleh para penerima teknologi tersebut, saat ini tidak aneh apabila banyak remaja yang terjebak kasus foto atau video porno, banyak remaja yang sudah tidak malu lagi menunjukan auratnya kepada lawan jenisnya melalui perangkat telepon pintar ataupun sarana teknologi lainnya, miris memang namun itulah kenyataannya.
II.B. Problematika
Seringkali kita mendengar ungkapan “masa remaja adalah masa abu-abu, labil, emosional, dan ekspresif”, masa remaja didefinisikan merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Khusus pada kalangan SMA atau sederajat yang berada dalam usia 15 sampai 17 tahun.
Beberapa sebab remaja melakukan pergaulan bebas yaitu sikap mental yang tidak sehat, pelampiasan rasa kecewa terhadap keluarga yang tidak harmonis, kegagalan remaja menyerap norma-norma agama dan norma-norma pancasila.
Faktor penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja yaitu:
a.       Rendahnya taraf pendidikan keluarga, seperti keluarga yang mengizinkan sang anak berpacaran tanpa ada pengawasan yang menyebabkan anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
b.      Orang tua yang kurang memperhatikan pergaulan anak, orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga anak tidak bisa diperhatikan dengan maksimal.
c.       Kurang berhati-hati dalam berteman, contohnya teman menuntun kita kearah yang negatif, terjadi karena berteman dengan orang yang tidak baik.
d.      Keadaan ekonomi keluarga, contohnya anak yang putus sekolah karena ekonomi keluarga yang rendah membuat perilaku sang anak  menjadi tambah parah.
e.       Kurangnya dasar agama pada kalangan remaja, karena dengan adanya benteng agama dalam diri para remaja maka prilaku bebas di kalangan remaja bisa diminimalisaskian.
f.       Sudah lunturnya pemahaman nilai-nilai pancasila pada diri para remaja.
Dampak dari pergaulan bebas memberikan pengaruh besar bagi diri sendiri, orang tua, dan negara, seperti ketergantungan obat-obatan terlarang, menurunnya tingkat kesehatan, meningkatnya kriminalitas, meregangkan hubungan keluarga, meyebarkan penyakit, menurunnya prestasi belajar.
Salah satu prilaku pergaulan bebas yang menjadi sorotan banyak pihak adalah priaku sex bebas yang terjadi di kalangan remaja Indonesia pada saat ini.
Sekarang di kalangan remaja, pergaulan bebas semakin meningkat terutama di kota-kota besar. Menurut penelitian yang dilakukan di negara bagian North Carolina, Amerika Serikat menemukan bahwa keterkaitan antara suguhan seks melalui media dengan perilaku seks di kalangan remaja. Tayangan tersebut tidak hanya berupa film yang tayang di televisi saja tetapi juga bisa melalui majalah, musik, dan pertunjukan.
Hasil yang didapat ternyata secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan seksual dari media cenderung melakukan seks pada usia rentan 14 hingga 17 tahun.
Lebih mengenaskannya lagi, menurut hasil penelitian tersebut, para remaja sudah terlanjur mendapat informasi yang salah dari media, cenderung melakukan seks bebas karena hal tersebut dianggap sudah biasa di kalangan sebayanya, ditambah dengan tanggapan yang salah dari ungkapan “masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan dan harus dinikmati.”
Prilaku sex bebas bukan hanya merugikan bagi remaja yang merupakan pelakunya itu sendiri, namun prilaku sex bebas tersebut juga berakibat pada masalah-masalah lainnya, dari mulai permasalahan sosial, psikologis hingga memicu permasalahan kriminal.
Tak hanya berdampak pada fisik saja, namun seks bebas juga memberikan dampak yang cukup membahayakan untuk psikologis remaja. Berikut ini beberapa dampak psikologis yang dialami remaja akibat seks bebas diantaranya:
1. Hilangnya Harga Diri
Salah satu dampak psikologis yang paling terlihat dari remaja-remaja yang melakukannya adalah hilangnya harga diri sendiri. Seks pra nikah ini nantinya akan menyebabkan seseorang merasa harga dirinya telah jatuh, dan kemudian susah untuk mengembalikannya dalam kondisi sebelumnya.
2. Dihantui Perasaan Bersalah
Jika dilihat dari sisi psikologis, seks yang dilakukan sebelum menikah memang akan membuat pelakunya seakan kehilangan harga diri. Hal ini lah yang kemudian memicu perasaan berdosa, takut akan kehamilan, serta lemahnya ikatan antara kedua belah pihak yang dapat menyebabkan kegagalan setelah berumah tangga.
3. Munculnya Penyakit Seksual
Seks bebas dapat menyebabkan pelakunya menderita kelainan seksual yang masuk ke dalam macam-macam gangguan jiwa seperti keinginan untuk selalu berhubungan seks tanpa disadari.
4. Mengalami Sulit Berkosentrasi
Seks bebas menyebabkan pelakunya menjadi pemalas, sering lupa, sering melamun, hingga sulit untuk berkosentrasi. Hal ini lah yang kemudian menyebabkan segala pekerjaannya menjadi tertunda karena kehilangan fokus. Sikap ini diakibatkan karena pengaruh dari bayang-bayang sebelumnya akan seks pra nikah yang dilakukannya. Sehingga membuat otaknya hanya berpikir untuk seks. Bahkan memiliki keinginan untuk bisa melampiaskan hasrat seksualnya tersebut.
5. Memicu Tindakan Kriminal
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pelaku seks bebas tersebut memiliki kebiasaan untuk mencoba melampiaskan hasrat seksualnya yang dimilikinya. Sehingga ketika dirinya tidak memiliki partner untuk seks bebas, maka dirinya akan berusaha untuk pergi ke tempat prostitusi. Yang terparahnya adalah mereka bisa menjadikan anak-anak sebagai korban pemerkosaan, dan bahkan saat ini banyak kasus pembunuhan dan pembuangan bayi-bayi yang lahir dari hasil prilaku sex bebas.
Penelitian menunjukkan bahwa kegiatan seks bebas menempatkan remaja pada tantangan risiko yang berat terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan anak, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang masih dapat disembuhkan. Secara global, 40% dari semua kasus HIV/AIDS terjadi pada kaum muda 15-24 tahun. Perkiraan terakhir adalah setiap hari ada 7000 remaja yang terinfeksi HIV (UNAIDS, 1998). Jumlah kasus HIV di Indonesia yang dilaporkan hingga Maret 2007 mencapai 14.628 orang. Sedangkan kasus AIDS sudah mencapai 8.914 orang, separuh atau 57,4 % dari kasus ini adalah kaum muda yang umurnya 15-29 tahun (Depkes, 2007).
Di Indonesia ada sekitar 16-20% dari remaja yang berkonsultasi telah melakukan hubungan seks pranikah, jumlah kasus ini cenderung naik. Itu bisa dilihat dengan meningkatnya jumlah kasus aborsi di Indonesia yang mencapai 2,3 juta per tahun. Di Jawa tengah ada sekitar 60 ibu yang melakukan aborsi perbulan atau sekitar 720 per tahun. Tragisnya 15-30% dari perilaku aborsi itu  adalah remaja yang berstatus siswi SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas), hal ini menunjukkan rentannya remaja terhadap masalah seks bebas (Usi, 2007).
Yang lebih memprihatinkan lagi, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat hasil survei pada 2010 menunjukkan, 51 % remaja di Jabodetabek telah melakukan seks pranikah. Hasil survei untuk beberapa wilayah lain di Indonesia, seks pranikah juga dilakukan beberapa remaja, misalnya saja di Surabaya tercatat 54 %, di Bandung 47 %, dan 52 % di Medan. Hasil penelitian di Yogya dari 1.160 mahasiswa, sekitar 37 % mengalami kehamilan sebelum menikah.
Berdasarkan pada data hasil penelitian dari departemen Kesehatan RI menguak fakta bahwa sebanyak 62,7% remaja SMP tidak perawan dan 21,2% remaja mengaku pernah aborsi.Perilaku seks bebas pada remaja tersebar di kota dan desa pada tingkat ekonomi kaya dan miskin. Departemen kesehatan RI mencatat bahwa setiap tahunnya terjadi 700 ribu kasus aborsi pada remaja atau 30% dari total 2 juta kasus dimana sebagian besar dilakukan oleh dukun.
Dari penelitian yang dilakukan PKBI tahun 2005 di 9 kota mengenai aborsi dengan 37.685 responden, 27% dilakukan oleh klien yang belum menikah dan biasanya sudah mengupayakan aborsi terlebih dahulu secara sendiri dengan meminum jamu khusus. Sementara 21,8% dilakukan oleh klien dengan kehamilan lanjut dan tidak dapat dilayani permintaan aborsinya.
Dalam melakukan hubungan seksual, sebagian remaja banyak yang tidak memikirkan dampak dari dua kemungkinan yang dapat terjadi yaitu kehamilan yang tidak dikehendaki dan penyakit hubungan seksual. Kehamilan yang tidak dikehendaki dapat terjadi setiap saat sebab mereka biasanya hanya memikirkan kesenangan dan kenikmatan sesaat saja tanpa memikirkan akibatnya yang sangat merugikan remaja putri.
Namun perilaku seks bebas remaja dan resiko kesehatan reproduksi remaja ini dapat diminimalisir dengan adanya pendidikan agama dan akhlak, bimbingan orang tua, dan pendidikan seks serta pengetahuan yang benar tentang kesehatan reproduksi remaja, dan juga membentengi diri para remaja dengan mempertebal pemahaman norma-norma kesusilaan dan di dukung dengan pemahaman nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan sehari-hari.
II.C. Opini
Pancasila selalu mengalami perubahan dalam kehidupan praksis masyarakat, dimana Pancasila secara umum mampu ditranformasikan dalam berbagai ranah waktu dan kehidupan, namun hal ini menjadi permasalahan besar ketika Pancasila yang bersifat non-rigid dalam menanggapi masalah global itu disalahgunakan berbagai pihak dalam  kepentingan, sehingga menimbulkan suatu wacana dan anggapan banyak orang yang kerapa mempertanyakan relevansi, kontekstualisasinya, hingga pada konsistensi Pancasila itu sendiri. Ini menjadi suatu tantangan besar di era global ini, dimana globalisasi sering diartikan dengan dunia tanpa batasan lagi.
Dalam hal ini erat kaitanya bahwa globalisasi pula mempengaruhi bangsa Indonesia, yang mana globalisasi memberikan berbagai dampak dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Urgensi utama dalam hal ini manakala globalisasi sering diartikan sebagai “dunia tanpa batasan” ini masuk dan me-dekontruksi nilai-nilai pancasila. Nilai yang merupakan aktualisasi yang bersifat adiluhung dari kepribadian bangsa Indonesia yang secara eksplisit harus kita uri-uri dan kita jaga dalam perwujudan kehidupan berbangsa dan bernegara. Manakala nilai-nilai tersebut telah tergerus, globalisasi yang harusnya mampu kita serap nilai-nilai positifnya justru akan menjadi boomerang bagi integritas bangsa Indonesia. Distorsi nilai-nilai pancasila yang dikemas sedemikian rupa pada era globalisasi, yang diiringi pula dengan penguatan argumen yang seolah-olah rasional dan objektif merupakan salah satu bentuk perusakan jati diri bangsa Indonesia.
Pancasila memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bangsa Indonesia saat ini dan seterusnya. Dalam era globalisasi pancasila menjadi ideology bangsa yang dapat menjadi filterisasi terhdap banyaknya kebudayaan yang masuk secara global. Pancasila sebagai identitas negarapun dapat digunakan untuk mendukung ideologi bangsa dalam kehidupanbangsa saat ini, karena dapat nmemperkuat jati diri bangsa Indonesia yang seutuhnya.
Selain itu pancasila identitas dan jiwa bangsa ini dapat memberikan semangat dalam memajukan bangsa yang seang berkembang ini. Bahwasanya Indonesia tidak merdeka dengan begitu mudah, melainkan edengan seluruh perjuangan jiwa dan raga. Dengan semangat tersebutlah dapat membangkitkan semangat untuk meraih yang lebih baik dan tidak menyia-nyiakan perjuangan yang telah dilakukan oleh pendahulu.
Peran pancasila dalam kehidupan saat inipun sangat penting dalam sistem etika, yang disadari atau tidak etika di Indonesia saat ini mengalami kemunduran. Dan pancasila dapat digunakan sebagai tonggak untuk meluruskan kembali.
Etika Pancasila adalah etika yang mengacu pada nilai-nilai Pancasila.  Pancasila sebagai sumber pembentukan norma dan etika dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara. Pancasila juga dapat diwujudkan ke dalam norma-norma moral dimana norma tersebut dijadikan pedoman untuk bersikap dan bertingkah laku.
Norma etika sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku telah berhasil dituangkan dalam filosofi Pancasila. Namun, apa yang terjadi pada saat ini? Kebanyakan orang tidak menjadikan Pancasila sebagai bentuk dasar pergaulannya. Akan tetapi merka lebih mengutamakan gengsi sebagai tolok ukur dalam bergaul. Umumnya mereka merasa malu apabila mereka dikatakan anak mami. Anak mami disini diartikan sebagai anak yang manja pada kedua orangtuanya dan tidak mengikuti tren model masa kini.
Setiap manusia di dunia pasti mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup adalah suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur. Pandangan hidup berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur hubungan manusia dengan sesama, lingkungan dan mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya. Pandangan hidup yang diyakini suatu masyarakat maka akan berkembang secara dinamis dan menghasilkan sebuah pandangan hidup bangsa. Pandangan hidup bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya maupun manfaatnya oleh suatu bangsa sehingga darinya mampu menumbuhkan tekad untuk mewujudkannya di dalam sikap hidup sehari-hari. Setiap bangsa di mana pun pasti selalu mempunyai pedoman sikap hidup yang dijadikan acuan di dalam hidup bermasyarakat.
Demikian juga dengan bangsa Indonesia, bagi bangsa Indonesia, sikap hdup yang diyakini kebenarannya tersebut bernama Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila tersebut berasal dari budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu, Pancasila sebagai inti dari nilai-nilai budaya Indonesia maka Pancasila dapat disebut sebagai cita-cita moral bangsa Indonesia. Cita-cita moral inilah yang kemudian memberikan pedoman, pegangan atau kekuatan rohaniah kepada bangsa Indonesia di dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila di samping merupakan cita-cita moral bagi bangsa Indonesia, juga sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia.
Pancasila dalam menangani prilaku sex bebas berperan dengan cara memberikan pemahaman pada nilai-nilai pancasila secara utuh, dari mulai nilai-nilai ketuhanan hingga pada nilai-nilai keadilan sosial.
Dengan implementasi Pancasila dalam kehidupan para remaja Indonesia maka diharapkan prilaku dari sex bebas dapat mulai dikurangi secara berlahan, dan para remaja Indonesia semakin sadar pada buruknya prilaku sex bebas.





Bab III
Penutup
III.A. Kesimpulan
Kebebasan mengakibatkan seseorang jatuh dan terjerumus kedalam pergaulan bebas. Jika tiada pengawasan serta sosialisasi yang benar , maka remaja Indonesia kedepannya tak akan menemukan perubahan. Perlunya penanaman nilai-nilai pancasila kedalam kehidupan sehari-hari agar kita lebih memahami nilai-nilai pancasila yang ada dinegara kita. Perlunya pendidikan pancasila diusia dini membantu mereka dalam menyaring globalisasi yang tengah mengusai dunia kita.
Reaktualisasi pancasila saat ini menjadi sangat penting agar setiap elemen bangsa bisa memiliki benteng yang kuat dalam dirinya untuk menghalau berbagai dampak negatif dari arus globalisasi.
III.B. Saran
Banyak hal positif yang bisa dilakukan para remaja dalam waktu luang seperti membaca atau berorganisasi. Remaja harus dengan hati terbuka menerima peraturan-peraturan yang dianggap membatasi dirinya untuk bergerak leluasa, tidak semua yang dilarang itu akan berdampak baik pada diri remaja bahkan orang lain. Maka dari itu sangat penting memahami Pancasila sebagai dasar berpijak menuju masa depan yang cerah tanpa harus melanggar peraturan.


No comments:

Post a Comment

POSTER PLANTAE