Sahabat COPY ANUGERAH, kali ini saya akan meng Share artikel yang mungkin kurang anda minati, karena artikel kali ini adalah artikel curahan hati saya yang sedang galau melihat tim bola kesayangan saya pribadi yang sedang mandul prestasi (menurut saya pribadi), harapan saya agar siapapun yang membaca artikel ini dan kurang sefaham dengan saya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan berikut adalah curahan hati saya:
KENAPA HARUS PERIB?
Sejak kecil saya diperkenalkan olahraga bola oleh lingkungan saya, saya bukan seorang pemain bola dan bahkan di lingkungan sayapun saya bukan orang yang bisa di andalkan dalam permainan bola, untuk menendang bolapun sering melesen daripada tepat sasaran, tapi keluarga dan lingkungan telah membentuk pribadi saya menjadi seorang pecinta club bola lokal yaitu PERSIB, terlebih di daerah tempat saya lahir permainan olahraga bola merupakan olahraga yang paling banyak diminati, selain karena club-club bola junior tumbuh menjamur dan tak pernah putus dari dulu hingga saat ini, didukung lagi dengan banyaknya para atlit bola yang lahir dari tempat saya dilahirkan, dan juga ada lebih dari seorang pemain legendaris PERSIB BANDUNG bermukim di kampung halaman saya.
Dengan berbagai keadaan dan dukungan membuat darah dihati ini menjadi biru, setiap ada kesempatan dari dulu hingga sekarang selalu menyempatkan diri untuk mengikuti perkembangan PERSIB, dan beberapa waktu ini hati menjadi galau saat PERSIB seolah menjadi mandul prestasi, semangat PERSIB begitu membara dan keyakinan kalau PERSIB bangkit lagi ada pada saat awal hingga pertengahan liga GOJEK 2018 bergulir, beberapa saat PERSIB sempat berada di puncak klasmen, bangga rasanya walau belum pasti saat itu jadi juara, namun semua seolah terkubur habis saat PERSIB dan terutama Bobotoh PERSIB dikenakan sanksi akibat dari ulah oknum Bobotoh yang melakukan kekerasan terhadap pendukung PERSIJA, kecewa, marah dan sedih berbaur menjadi satu, dan bayangan sanksipun terus terbayang dan ternyata benar adanya, sanksi atas PERSIB dan bobotohpun dijatuhkan PSSI, setiap permainan PERSIB tanpa bobotoh, padahal nyawa dari PERSIB adalah bobotoh, bingung mau marah pada siapa saat itu, hanya karena sikap dan sifat sebagian bobotoh yang belum dewasa menghancurkan jalan PERSIB yang saat itu sudah terbuka untuk menjadi juara, walaupun memang sebenarnya takdir dari Allah yang menentukan.
Saya teringat masa-masa Indra Tohor menjadi Pelatih PERSIB, saat dibawah besutan Indra Tohor PERSIB menjadi maung yang benar-benar bertaring tajam, tanpa pemain asing tapi tetap menggigit dan mencengkram kuat, dan beberapa kali Indra Tohir yang biasa kita sapa Abah Tohir menjadi juara dan bhkan menjadi jura abdi PERSERIKATAN, aroma PERSIB saat itu benar-benar "sunda banget dan Bandung Banget", Jajang nurjaman yang berperan sebagai penyerang, Roby Darwis yang berperan sebagai Stoper yang kadang berganti peran dengan adiknya sendiri yaitu Roy Darwis begitu cantik bermain dan penampilannya selalu di tunggu-tunggu, terlebih saat akan menjamu PERSIJA, PERSEBAYA, dan MEDAN, selalu tak pernah luput dari buruan para bobotoh baik bobotoh senior maupun bobotoh junior seperti saya saat itu, Televisi 14" yang masih jarang ditemui televisi berwarna saat itu di kampung saya menjadi buruan, rindu rasanya masa-masa seperti itu, rindu teriakan, rindu makian juga dan bahkan rindu saat di cari orang tua karena lupa pulang..... heheheh! biar di jewer tetep saja bangga dihati tetep biru walau haru.
Saat ini aroma itu sudah saya rasakan hilang dari PERSIB, aroma dan aura sunda mulai luntur, aroma dan aura murninya biru mulai pudar, pemain lokal menjadi sebatas pajangan dan syarat saja, seolah pemain-pemain lokal sudah tidak ada lagi yang mampu membawa PERSIB menjadi juara, PERSIB atau bahkan CLUB-CLUB lainnya sudah menjadi ladang bisnis, bola menjadi ladang usaha,,, sehingga kalau boleh mungkin pemain lokal di habiskan di PERSIB dan digantikan dengan pemain luar yang dibayr mahal dan seolah bisa menikan prestise serta menarik bagi sponsor untuk berinvestasi di PERSIB, PERSIB seolah tak mendengar lagi apa kata hati dan keinginan bobotoh, dengan di keluarkannya 5 pemain lokal PERSIB untuk 2019 benar-benar membuat PERSIB terasa hambar, terlebih ATEP si pangeran PERSIB yang merupakan ciri khas PERSIB selama 10 tahun ini sudah tidak dipertahankan lagi.,,, membuat hati ini benar-benar ciut dan hancur, dan semakin nyata bila PERSIB menjadi ladang bisnis semata.
MENGAPA HARUS PERSIB? kata itu yang terus berkecambuk di hati, mungkin sama juga dirasakan oleh sebagian bobotoh yang seumuran atau bahakan lebih tua dari saya, saya cari jawaban atas pertanyaan itu terhadap diri saya sediri, dan malam ini saya temukan jawabannya, dan jawaban itu adalah "Karena Darah Kami Sudah Biru", walau kami hany bisa bermimpi agar aura PERSIB bisa pulih seperti dulu,"REK eleh Rek Meunang dihati kami PERSIB tetap Juaranya, kami rindu pelatih yang faham nafas PERSIB seperti Indra Tohir, Jajang Nurjaman, atau bahkan Roby Darwis, mereka pernah menjadi bagian dari PERSIB namun selain Indra Tohir JANUR dan ROBY DARWIS tersingkirkan hanya karena tidak mampu membawa PERSIB menjadi juara, mereka lupa kalau ini permainan ada yang menang pasti ada yang kalah, saat mereka yang loyal terhadap PERSIB disingkirkan justru PERSIB kahilangan nfas dan aura yang sebenarnya.
MENGAPA HARUS PERSIB?, pertanyan ini memang lebay, tapi memang pertanyaan ini yang banyak berkecambuk di hati para bobotoh saat ini, saya sendiri sangat yakin, dengan pembinaan PERSIB junior dan memupuk pemain-pemain calon penerus PERSIB sejak usia dini itu jauh lebih penting daripada menghamburkan dana untuk menyewa pemain asing dengan harga selangit, yang PERSIB butuhkan adalah regenerasi,, ingat REGENERASI..... percumah adanya apabil kita cuma mengandalkan pemain asing untuk mengngkat pamor PERSIB karena paling hanya akan bertahan 1 tau 2 tahun saja, cari pelatih yang lebih faham PERSIB dan persiapkan diri untuk masa depan, lupakan prestise, susun sistem regenerasi dengan memupuk bibit-bibit baru, utamakan pemain lokal bukan hanya pemain luar supaya nafas PERSIB bisa kembali, dan jauhkan kebiasaan "Menang di puji kalah di caci".. cukup sudah kebiasaan mencela itu......
"PERSIB BANDUNG tetep nomer hiji.... sanajan loba disangsi..... sumpahnage aingmah teu ngarti,, kupolahna ,,, xxxx"
Ya.. sudah lah.. apapun yang terjadi pokoknamah tetep PERSIB WAE!!!!!.........
No comments:
Post a Comment