Wednesday, November 21, 2018

Danau dan Rawa di Indonesia (pengertian danau dan rawa, contoh rawa dan danau di Indonesia)


Danau dan Rawa
A.     Danau
Danau adalah sekungan di daratan yang terisi air. Air danau berasal dari sungai, air hujan, gletser dan mata air. Danau yang memiliki saluran pembuangan (outlet), airnya tawar. Sebaliknya, danau yang tidak memiliki saluran pembuangan, airnya asin.

a) Jenis danau menurut prosesnya pembuatannya
– Danau alami :terbentuk secara alami. Contohnya Danau Toba.
– Danau buatan : dibuat oleh manusia. Contoh : Waduk Kedungombo.

b)  Jenis danau menurut proses terjadinya
  • Danau tektonik : terbentuk karena tenaga tektonik yang berasal dari dalam bumi atau tenaga endogen yang menyebabkan terjadinya pergeseran kulit bumi.
  • Danau vulkanik : terbentuk karena letusan gunung api.
  • Danau vulkano-tektonik : danau yang terbentuk karena proses vulkanik dan tektonik secara bersama-sama.
  • Danau bendungan : danau yang terbentuk karena aliran air yang terbendung, baik secara alami maupun oleh manusia.
  • Danau gletser : danau yang terbentuk karena es mencair. Pada saat gletser mencair dan meluncur ke bawah, gletser tersebut mengikis batuan yang dilalui sehingga terbentuklah cekungan. Jika cekungan itu terisi air maka terbentuklah danau.
  • Danau karst : danau yang terbentuk karena pelapukan batuan kapur. Di daerah karst banyak dijumpai sekungan. Cekungan itu berasal dari pipa karst yang bertambha lebar karena pelapukan kimiawi. Pipa karts yang melebar dan membantuk sekungan dinamakan dolina.


                   Manfaat Danau dan Pelestariannya

     Danau dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti irigasi, pembangkit tenaga listrik, supali airminum penduduk perkotaan, perikanan dan pariwisata. Danau juga bisa digunakan untuk penampungan luapan air hujan di daerah aliran sungai sehingga dapat digunakan untuk mengurangi bahaya banjir.

Karena banyak manfaat yang bisa diperoleh, danau harus dilestarikan. Suatu danau dapat lenyap terutama disebabkan sedimentasi. Jika air sungai yang masuk ke danau membawa lumpur, lumpur itu akan diendapkan di dasar danau. Lama kelamaan danau akan penuh lumpur dan akhirnya kering. Air sungai banyak membawa lumpur jika DAS-nya rusak. Oleh karena itu DAS (Daerah Aliran Sungai) harus dijaga dengan baik, hutan tidak ditebang, dan petani di lingkungaan DAS harus memperhatikan cara bercocok tanam yang tidak menimbulkan erosi. Dengan kata lain, kelestarian lingkungan di sekitar danau harus diusahakan dengan sebaik-baiknya.

Danau-danau yang ada di Indonesia
1.     Danau Toba

Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.



Diperkirakan Danau Toba terbentuk saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa jumlah total material pada letusan sekitar 2.800 km3 -sekitar 2.000 km3 dari Ignimbrit yang mengalir di atas tanah, dan sekitar 800 km3 yang jatuh sebagai abu terutama ke barat. Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2, dengan deposito abu setebal 600 m dengan kawah utama.

22. Danau Maninjau

Danau Maninjau merupakan danau vulkanis yang berada di ketinggian 461,5 mdpl. Terletak di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Danau ini merupakan sumber air Sungai Batang Sri Antokan yang alirannya menjadi sumber listrik PLTA Maninjau. Danau ini tercatat sebagai danau terluas kesebelas di Indonesia dan terluas kedua di Sumatera Barat setelah Danau Singkarak.

33. Waduk Jatiluhur


Waduk Jatiluhur merupakan jenis danau buatan manusia, danau buatan ini di buat dengan berbagai fungsi guna kepentingan hidup manusia, diantaranya sebagai pembangkit listrik, sebagai tempat budidaya ikan, irigasi, dll.

Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat (±9 km dari pusat Kota Purwakarta).Bendungan Jatiluhur adalah bendungan terbesar di Indonesia. Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 miliar m3 / tahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia.

Selain dari itu Waduk Jatiluhur memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 ha sawah (dua kali tanam setahun), air baku air minum, budi daya perikanan dan pengendali banjir yang dikelola oleh Perum Jasa Trita II.

Selain berfungsi sebagai PLTA dengan sistem limpasan terbesar di dunia, kawasan Jatiluhur memiliki banyak fasilitas rekreasi yang memadai, seperi hotel dan bungalow, bar dan restaurant, lapangan tenis, bilyard, perkemahan, kolam renang dengan water slide, ruang pertemuan, sarana rekreasi dan olahraga air, playground dan fasilitas lainnya. Sarana olahraga dan rekreasi air misalnya mendayung, selancar angin, kapal pesiar, ski air, boating dan lainnya.

Di perairan Danau Jatiluhur ini juga terdapat budidaya ikan keramba jaring apung, yang menjadi daya tarik tersendiri. Di waktu siang atau dalam keheningan malam kita dapat memancing penuh ketenangan sambil menikmati ikan bakar.

4. Danau Singkarak


Danau Singkarak adalah sebuah danau yang membentang di dua kabupaten di provinsi Sumatera Barat, Indonesia, yaitu kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Datar.

Danau ini memiliki luas 107,8 km² dan merupakan danau terluas ke-2 di pulau Sumatera. Danau ini merupakan hulu Batang Ombilin. Namun sebahagian air danau ini dialirkan melalui terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, kabupaten Padang Pariaman.

Danau Singkarak berada pada letak geografis koordinat 0, 36 derajat Lintang Selatan (LS) dan 100,3 Bujur Timur (BT) dengan ketinggian 363,5 meter diatas permukaan laut (mdpl). Luas permukaan air Danau Singkarak mencapai 11.200 hektare dengan panjang maksimum 20 kilometer dan lebar 6,5 kilometer dan kedalaman 268 meter. Danau ini memiliki daerah aliran air sepanjang 1.076 kilometer dengan curah hujan 82 hingga 252 melimeter per bulan.

Danau Singkarak terbentuk akibat proses tektonik yang dipengaruhi oleh Sesar Sumatra. Danau ini merupakan bagian dari Cekungan Singkarak-Solok yang merupakan segmen dari Sesar Sumatra. Cekungan ini adalah sebuah amblesan yang terbentuk karena pergerakan Sesar Sumatra. Cekungan besar ini terbendung oleh material vulkanik dari letusan gunungapi sekitarnya. Akibat pembendungan material vulkanik ini terbentuklah Danau maninjau di satu bagian Cekungan Singkarak-Solok. Berbeda dengan Danau Maninjau yang terbentuk akibat letusan gununapi, Danau Singkarak terbentuk utamanya karena proses tektonik.

55. Waduk Gajah mungkur



Waduk Gajah Mungkur adalah sebuah waduk yang terletak 6 km di selatan Kota kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Perairan danau buatan ini dibuat dengan membendung sungai terpanjang di pulau Jawa yaitu sungai Bengawan Solo. Mulai dibangun pada akhir tahun 1970-an dan mulai beroperasi pada tahun 1978. Waduk dengan wilayah seluas kurang lebih 8800 ha di 7 kecamatan ini bisa mengairi sawah seluas 23600 ha di daerah Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan Sragen. Selain untuk memasok air minum Kota Wonogiri juga menghasilkan listrik dari PLTA sebesar 12,4 MegaWatt. Untuk membangun waduk ini pemerintah memindahkan penduduk yang tergusur perairan waduk dengan transmigrasi bedol desa ke Sitiung, wilayah Provinsi Sumatera Barat.

Waduk Gajah Mungkur juga merupakan tempat rekreasi yang sangat indah. Di sini tersedia kapal boat untuk mengelilingi perairan, juga sebagai tempat memancing. Selain itu dapat pula menikmati olah raga layang gantung (Gantole). Terdapat juga taman rekreasi "Sendang" yang terletak 6 km arah selatan Kota Wonogiri. Pada musim kemarau, debit air waduk akan kecil dan sebagian dari dasar waduk kelihatan. Dasar waduk yang di pinggiran dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk menanami tanaman semusim, seperti jagung.

Waduk ini direncanakan bisa berumur sampai 100 tahun. Namun, sedimentasi yang terjadi menyebabkan umur waduk ini diperkirakan tidak akan lama. Perum Jasa Tirta Bengawan Solo kewalahan untuk melakukan perawatan terhadap Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri yang menjadi tugasnya. Kerusakan daerah aliran sungai (DAS) yang parah menyebabkan sedimentasi waduk sangat tinggi.

66. Danau Tondano


Danau Tondano adalah danau terluas di Sulawesi Utara. Diapit oleh Gunung Kaweng, Pegunungan Lambean, Bukit Tampusu, Gunung Masarang. Dan dilingkari oleh jalan provinsi yang menghubungkan Kota Tondano dengan Kecamatan Tondano Timur, Kecamatan Eris, Kecamatan Kakas, Kecamatan Remboken dan Kecamatan Tondano Selatan. Di danau ini terdapat dua pulau kecil bernama Pulau Likri dan Pulau Papalembet.

Rawa-rawa di Indonesia
B.     Pengertian Rawa
Rawa adalah lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis. Di Indonesia, rawa - rawa biasanya terdapat di Hutan.
Definisi yang lain dari rawa adalah semua macam tanah berlumpur yang terbuat secara alami, atau buatan manusia dengan mencampurkan air tawar dan air laut, secara permanen atau sementara, termasuk daerah laut yang dalam airnya kurang dari 6 m pada saat air surut yakni rawa dan tanah pasang surut. Rawa-rawa , yang memiliki penuh nutrisi, adalah gudang harta ekologis untuk kehidupan berbagai macam makhluk hidup. Rawa-rawa juga disebut "pembersih alamiah", karena rawa-rawa itu berfungsi untuk mencegah polusi atau pencemaran lingkungan alam. Dengan alasan itu, rawa-rawa memiliki nilai tinggi dalam segi ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan lain-lain, sehingga lingkungan rawa harus tetap dijaga kelestariannya.

Penyebab terjadinya rawa:
a. Mengikuti perluasan daratan akibat sedimentasi akuatis.
b. Pengikisan air laut atau abrasi platform.
c. Kenaikan air laut pada zaman glasial.
Pada umumnya, rawa berada di daerah pantai landai dan di muara sungai besar. Di Indonesia, rawa terdapat di pantai timur Sumatera, pantai Kalimantan, Sulawesi Tenggara dan Papua. Daerah rawa sering ditumbuhi rumput rawa dan beberapa pohon perdu. Genangan air rawa berasal dari air hujan, air sungai, dan air laut. Air laut dapat memasuki daerah rawa karena pengaruh pasang. Oleh sebab itu, ada rawa yang berair tawar, payau dan asin.

Macam-macam rawa antara lain sebagai berikut:

1) Rawa tergenang,
yaitu rawa yang airnya selalu tergenang dan dasar rawa merupakan lapisan gambut yang tebal. Air rawa ini tidak dapat digunakan untuk air minum.
2) Rawa pasang surut,
yaitu rawa yang airnya dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

Ciri-Ciri rawa antara lain:
1.      Dilihat dari air rawa adalah airnya asam dan berwarna coklat sampai kehitam-hitaman.
2.      Berdasarkan tempatnya, Rawa-rawa ada yang terdapat di pedalaman daratan tetapi banyak pula yang terdapat di sekitar pantai.
3.      Air rawa disekitar pantai sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut
4.      Pada saat air luat pasang permukaan rawa tergenang banyak dan saat air surut daerah ini kering.
5.      Rawa di tepi pantai ini banyak ditumbuhi oleh pohon bakau sedangkan yang ada di daerah pedalaman banyak dtumbuhi palem nipah (Sejenis palem ).

Rawa-rawa di Indonesia

1.     Rawa Pening

Rawa Pening ("pening" berasal dari "bening") adalah rawa sekaligus danau yang di jadikan tempat wisata air di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dengan luas 2.670 hektare ia menempati wilayah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Rawa Pening terletak di cekungan terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran.


Danau Pening mengalami pendangkalan yang pesat. Pernah menjadi tempat mencari ikan, kini hampir seluruh permukaan rawa ini tertutup eceng gondok. Gulma ini juga sudah menutupi Sungai Tuntang, terutama di bagian hulu. Usaha mengatasi spesies invasif ini dilakukan dengan melakukan pembersihan serta pelatihan pemanfaatan eceng gondok dalam kerajinan, namun tekanan populasi tumbuhan ini sangat tinggi.

Rawa ini digemari sebagai obyek wisata pemancingan dan sarana olahraga air. Namun akhir-akhir ini, perahu nelayan bergerak pun sulit.

2.     Rawa Danau – Serang

            Rawa Danau merupakan kawasan rawa yang berada di Kota Serang, Provinsi Banten, rawa danau lebih terkenal sebagai salah satu objek wisata di kota Serang Banten.
Keindahan Rawa Danau dapat anda lihat dengan jelas dari danau yang berada di kaki bukit. Apabila matahari menyinari danau di Rawa Danau, yang akan terlihat adalah air danau yang tampak hijau karena di sekitarnya banyak tumbuh tanaman hijau. Ketika sore tiba dan sinar matahari meredeum, yang akan tampak adalah kabut putih yang terlihat seperti kapas menyelimuti danau di Rawa Danau. Tak jauh dari danau terdapat tempat peristirahatan yang disana terdapat kursi-kursi untuk wisatawan beristirahat sambil memandangi danau Rawa Danau yang indah.

3.     Rawa Aopa Watumohai
Rawa Aopa Watumohai adalah taman nasional yang terletak di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Rawa Aopa Watumohai ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1989, dan memiliki wilayah seluas 1.050 km². Ketinggian taman ini bervariasi dari di atas permukaan laut hingga ketinggian 981 m.


Taman ini memiliki beragam vegetasi, seperti hutan mangrove. Di taman nasional ini juga terdapat babirusa, anoa dan 155 spesies burung, 37 di antaranya endemik. Selain itu, di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdapat 323 spesies tanaman.

4.     Rawa Mangroov - Bali
Rawa Bakau biasanya terdapat di daerah pinggir garis pantai. Pepohonan tumbuh di atas rawa yang memiliki air payau (air tawar bercampur dengan air laut). Karena ekosistem hutan bakau yang memiliki air payau, tidak semua jenis tumbuhan dapat hidup di hutan bakau.

Luas hutan bakau sekitar 1300 hektar, merupakan hasil kerjasama pemerintah dengan Japan International Cooperation Agency. Kawasan wisata ini sangat bagus untuk anak-anak sekolah, untuk bisa mengenal lingkungan lebih dekat, sering juga dijadikan sebagai tempat peneletian. Di beberapa titik disediakan tempat khusus untuk menikmati keindahan hutan dan menghirup udara segar yang jauh dari polusi. Bahkan di tengah hutan disediakan tower untuk bisa melihat seluruh kawasan hutan.

5.     Rawa  Pangkalanbun - Kalimantan
Rawa di pangkalanbun luasnya mencapai tusan hektar, namun demikian kondisi rawa ini justru dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk bercocok tanam dan membudidayakan ikan air tawar, bahkan sebagain lahan rawa dimanfaatkan warga untuk menanam kelapa sawit.


No comments:

Post a Comment

POSTER PLANTAE