Friday, November 30, 2018

OPTIMIS, IHTIAR DAN TAWAKAL


OPTIMIS, IHTIAR DAN TAWAKAL




Pengertian
1.      Optimis
Optimis merupakan sifat orang yang selalu berpandangan postif dalam menghadapi suatu hal atau persoalan.

Manfaat Optimis:
Ø  Tidak mudah menyerah dan Putus asa dalam menghadapi persoalan
Ø  Memiliki Semangat yang tinggi dan Sukses dalam mencapai cita - cita
Ø  Sukses dalam mencapai cita cita

2.      Ikhtiar

Ikhtiar adalah berusaha bersungguh sungguh untuk meraih harapan , keinginan atau cita - cita.

Manfaat Ikhtiar:
Ø  Terhindar dari sifat malas dan putus asa
Ø  Mensyukuri nikmat Allah
Ø  Bersunguh sungguh dalam usaha dengan di iringi dengan doa.

3.      Tawakal

Tawakal adalah berserah diri kepada Allah atas hasil usaha kita sertelah berusaha.
Manfaat Tawakal :
Ø  Percaya diri dan Optimis dalam meraih cita cita
Ø  Mensyukuri Nikmat Allah
Ø  Berhati dan Mawas diri dalam melakulan kegiatan
Tawakal atau berserah diri kepada allah swt pun harus disertai dengan usaha atau ikhtiar. kerja keras, usaha dan doa adalah komponen-komponen penting dalam mendapatkan kesuksesan. Oleh karena itu sebagai seorang muslim kita harus memiliki sifat optimis dan berani dalam hal apapun, karena kita harus percaya bahwa Allah swt selalu menyiapkan rencana terbaik bagi umatnya. Dan itulah pengertian tawakal dan contohnya, tawakal adalah berserah diri kepada allah. namun sebelum bertawakal kita harus berusaha dulu.seperti yang telah disebutkan oleh hadist di atas. Contoh lainnya adalah misal saat akan menghadapi ujian sekolah, sebelum bertawakal kepada allah maka kita harus bekerja keras atau berusaha dulu untuk menghafal agar mendapat nilai ujian yang bagus.Apabila kita sudah menghafal, maka hasilnya kita serahkan kepada allah swt.


DALIL
1.       Optimis

Sifat optimis adalah sifat orang yang memiliki harapan positif dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Kebalikan dari optimis adalah pesimis. Orang yang memiliki sifat pesimis selalu berpandangan negatif dalam menghadapi persoalan. Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita memiliki sifat optimis. Sifat itu memicu seseorang menjadi bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan dan memberi kekuatan dalam menghadapi suatu masalah. Sebaliknya sifat pesimis menjadi penyebab seseorang menjadi terpuruk tidak bersemangat.

Sifat optimis termasuk perilaku terpuji (akhlak karimah) yang harus dimiliki seorang muslim. Seorang muslim yang memiliki sifat optimis akan selalu berpikiran positif dan berprasangka baik kepada Allah Swt. Nabi Muhammad saw. memberikan teladan kepada kita agar senantiasa memiliki sikap optimis. Perhatikan hadis berikut ini:

Artinya: 
“Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada rasa tiyarah (firasat buruk dan kesialan), dan yang lebih baik dari itu adalah rasa optimis. Maka ditanyakanlah kepada beliau: Apa yang dimaksud dengan rasa optimis?, Beliau bersabda: Yaitu kalimat baik yang sering didengar oleh salah seorang dari kalian.” (H.R.Ahmad)

Seseorang yang bersifat optimis akan tetap semangat menghadapi semua permasalahan. Jika tidak berhasil menyelesaikan suatu permasalahan, maka dia akan mencoba lagi untuk kedua kalinya, jika gagal kedua kalinya, akan mencoba lagi untuk ketiga kali, sampai berhasil. Sebaliknya jika seseorang pesimis, maka akan menyerah dan tidak mau berusaha lagi. Sifat pesimis merupakan sifat tercela yang harus dihindari oleh setiap muslim. Sifat pesimis akan membuat seseorang berprasangka buruk kepada diri sendiri dan kepada Allah Swt.

Firman Allah:

Artinya:
”Janganlah kamu bersikap lemah (pesimis), dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamu adalah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Ali Imran :139)

Setiap cobaan hidup yang dialami oleh seorang muslim harus dihadapi dengan tabah, semangat pantang menyerah, serta bersungguh-sungguh berusaha mencari solusi terbaik. Pantang bagi seorang muslim untuk mengeluh apalagi berputus asa. Hidup ini akan terasa menyenangkan dan terasa indah jika kita mampu menjalaninya dengan penuh optimis.

Firman Allah dalam ayat lainnya:

Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami ialah Allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan); ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Q.S.Fushshilat : 30)

Salah satu ciri orang yang optimis adalah ia memiliki harapan yang baik pada saat sebelum melakukan suatu pekerjaan. Melakukannya dengan sepenuh hati dan perasaan senang. Orang yang optimis akan mensyukuri keberhasilannya dan mengevaluasi kekurangannya, setelah selesai melakukan suatu pekerjaan.

Ciri lain dari orang yang optimis adalah melihat segala sesuatu sebagai sebuah kesempatan, peluang, dan kemungkinan. Sebaliknya orang yang pesimis melihat segala sesuatu sebagai kegagalan dan ketidakmungkinan. Dalam situasi yang sulit orang yang optimis akan selalu bilang, “Meskipun sulit, namun masih ada kesempatan untuk berhasil.” Sebaliknya, dalam situasi yang mudah orang yang pesimis masih mengatakan, “Sebenarnya itu hal yang mudah bagiku, namun aku khawatir kalau nantinya akan gagal.” Orang yang optimis biasanya ditandai dengan wajah yang berseri-seri dan mudah untuk tersenyum. Sebaliknya orang yang pesimis biasanya sering cemberut dan terlihat murung.

2.       Ikhtiar

Ikhtiar adalah berusaha bersungguh - sungguh untuk mencapai harapan, keinginan, atau cita-cita. Ketika seseorang menginginkan sesuatu maka ia harus mau berusaha atau berupaya untuk meraihnya. Contoh-contoh ikhtiar adalah sebagai berikut:
Ø  Orang yang ingin pandai harus berusaha dengan rajin belajar.
Ø  Orang yang ingin hidup berkecukupan harus berusaha dengan rajin bekerja.
Ø  Orang yang ingin memiliki tabungan harus berusaha hidup hemat atau mengurangi pengeluaran.
Ø  Orang yang ingin sehat harus berusaha dengan rajin menjaga kebersihan dan berolah raga.
Ø  Orang yang sedang sakit dan ingin sembuh harus berobat.
Usaha-usaha tersebut merupakan bagian penting yang harus dilakukan oleh manusia. Dengan demikian tidak dibenarkan orang yang mempunyai keinginan itu hanya berdiam diri tanpa ada upaya sama sekali. Selanjutnya usaha tersebut diikuti dengan doa, memohon kepada Allah Swt. agar keinginan tersebut dapat terwujud.

Allah Swt. mengajarkan mengenai pentingnya ikhtiar, sabagaimana firman-Nya berikut ini:

Artinya:
“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu)”. (Q.S. an-Najm/53:39-42)

Dalam islam ikhtiar merupakan salah satu kewajiban, sebagai seroang muslim diwajibkan untuk melakukan usaha sepanjang kita masih hidup, dan tidak disarankan untuk menunggu dan mengharapkan rezeki ataupun apa yang kita inginkan itu mendadak turun dari langit.

Firman Allah :


Artinya:
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Q.S.Yusuf Ayat 87)

Dalam ayat ini yang di ambil dari kisah nabi yusuf, ketika bapak nabi Yusuf memerintahkan anak-anaknya untuk mencari Nabi Yusuf yang saat itu hilang.
Dari kisah tersebut jelas bahwa manusia diwajibkan berusaha dan dilarang untuk berputus asa dalam usahanya.

Dalam ayat lain Allah berfirman:

Artinya:
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S Ar-Ra'd:11)

Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia sebagai hamba Allah diperintahkan untuk berusaha, bukan untuk berleha-leha. Sebab, rahmat Allah turun kepada kita melalui sebab atau usaha yang kita lakukan. Artinya, kita jangan pernah berputus asa dalam mencari rahmat dan ridha Allah swt.

Setelah berikhtiar dengan segala kemampuan kita, seharusnya kita menyerahkan segala usaha kita kepada Allah swt. atau yang dinamakan dengan tawakal.

3.       Tawakal

Tawakal artinya berserah diri kepada Allah Swt. atas hasil usaha kita setelah berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa. Misalnya, saat menghadapi ulangan kamu sudah belajar dengan sungguh-sungguh dan menyelesaikan soal-soal dengan cermat dan teliti. Setelah itu kamu pasrah dan menyerahkan keputusan atas hasil usaha kamu kepada Allah Swt. Contoh lain misalnya seseorang telah bekerja mencari nafkah dengan sungguh-sungguh. Berapa pun hasilnya ia pasrahkan sepenuhnya kepada Allah Swt. Ia meyakini bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Pemberi Rezeki, Maha Pemurah, dan Maha Kaya.

Kepribadian tawakal ini merupakan salah satu akhlak terpuji. Seseoran yang memiliki sikap tawakal berarti telah memiliki modal awal yang baik. Seandainya hasil usahanya tidak memuaskan maka ia dapat menerima dengan lapang dada dan penuh kesabaran. Sebaliknya , jika hasil usahanya sangat memuaskan maka ia tidak merasa sombong dan angkuh karena hal itu semata-mata karunia dari Allah Swt. Ingatlah bahwa manusia hanya berkewajiban untuk berusaha, sedangkan keputusan sepenuhnya di tangan Allah Swt. yang memiliki sifat wajib Maha Berkehendak (Irādah) dan Maha Kuasa (Qudrah).
Allah SWT berfirman:

Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman ! Ingatlah nikmat Allah (yang diberikan) kepadamu, ketika suatu kaum` bermaksud hendak menyerangmu dengan tangannya, lalu Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah-lah hendaknya orang-orang beriman itu bertawakal. (Q.S. al-Maidah/5:11)

Seseorang yang menyertakan tawakal dalam setiap tindakan dan usahanya akan berdampak positif terhadap kepribadiannya. Dampak positif ini terlihat tidak hanya ketika usahanya berhasil. Namun juga terlihat ketika usahanya tidak berhasil. Orang yang tawakal tetap menanggapinya dengan positif.

Dalam ayat lainnya Allah berfirman:

Artinya:
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (Q.S. At-Thalaq:3)

Kalau usahanya sukses, orang yang tawakal meyakini bahwa kesuksesan itu merupakan karunia Allah Swt. yang harus disyukuri dan tidak perlu menjadi tinggi hati. Kalau usaha tidak sukses, orang yang tawakal tidak berputus asa dan tetap berusaha. Bahkan dia melakukan introspeksi diri mengapa usahanya tersebut belum berhasil. Apakah ada sesuatu yang kurang atau ada yang ia kerjakan dengan tidak sungguh-sungguh. Orang yang tawakal tetap meyakini bahwa kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda.

Artinya:
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (Q.S. An-Nahl:99)

Membiasakan diri dengan perilaku ikhtiar dan tawakal akan membuat orang semakin pandai dan terampil, karena setiap usaha pasti ada ilmunya dan ada cara meraih keberhasilan.




No comments:

Post a Comment

POSTER PLANTAE